Teknik yang digunakan peneliti untuk meningkatkan kesiapan belajar siswa kelas VB di SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang adalah teknik role
playing.
2.3.1.6.5 Tahap Pengakhiran Kelompok atau Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana para anggota kelompok akan meninggalkan kelompok karena kegiatan kelompok sudah berakhir, waktu dalam terminasi
kelompok berbeda-beda. Pada tahap terminasi kegiatan yang dilakukan antara lain rangkuman kegiatan, saling bertukar kesan, pesan-pesan positif dari anggota
kelompok. Dalam tahap-tahap bimbingan kelompok di atas akan digunakan menjadi
pedoman dalam pemberian treatment atau perlakuan yang akan diberikan kepada siswa kelas VB SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang.
2.3.2 Teknik Role Playing
2.3.2.1 Pengertian Role Playing
Menurut Corsini dkk dalam Romlah 1994: 47-48 dari hasil kajian kepustakaan ditemukan bahwa istilah role playing mempunyai empat macam arti,
yaitu: 1 Sesuatu yang bersifat sandiwara, dimana pemain memainkan peranan
tertentu sesuai dengan lakon yang sudah ditulis, dan memainkannya untuk tujuan hiburan.
2 Sesuatu yang bersifat sosiologis, yaitu pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-norma sosial.
3 Suatu perilaku tiruan atau perilaku tipuan dimana seseorang berusaha memperbodoh orang lain dengan berperilaku yang berlawanan
dengan apa yang diharapkan, dirasakan atau diinginkannya. 4 Sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan, dimana seseorang
memainkan situasi imajinatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri, meningkatkan ketrampilan-ketrampilan
berperilaku, menganalisis perilaku, atau menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku seseorang, atau bagaimana seseorang harus
berperilaku.
Di dalam pelaksanaan bimbingan dan psikoterapi, role playing mempunyai arti seperti pada kategori keempat. Bennett dalam Romlah 1994: 48
juga mengemukakan pengertian serupa yaitu role playing adalah suatu alat belajar untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian
mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang parallel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya.
Hitchen dan Drachen 2009:16 sebagaimana dikutip oleh Harviainen 2012:5 menyebutkan pengertian role playing
yaitu “A role-playing game is a game set in an imaginary world. Players are free to choose how to explore the
game world, in terms of the path through the world they take, and may revisit areas previously explored. The amount of the game world potentially available for
exploration is typically large ”. Role playing merupakan sebuah permainan dimana
pemain bebas mengeksplorasi bagaimana jalannya permainan dan mengambil bagian peran masing-masing. Pendapat selanjutnya disampaikan oleh Montola
2007:179 dalam Harviainen 2012:5 menjelaskan “I see role-playing as an
interactive process of defining and re-defining an imaginary game world, done by a group of participants according to a recognised structure of power. One or
more or participants are players, who portray anthropomorphic characters that
delimit the players’power to define”. Role playing merupakan proses interaktif tentang memberikan definisi baru dan definisi ulang tentang dunia permainan
imajinatif yang dilakukan oleh kelompok pemain untuk mengenali kekuatan diri dimana satu atau lebih pemain akan memainkan karakter tertentu untuk
mendefinisi kekuatan yang dimilikinya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa role
playing merupakan kegiatan permainan yang dilakukan secara kelompok dan anggota memerankan peran tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
sehingga ia mendapatkan pengalaman baru atau memperbaiki pengalaman lama untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan sosial dan intelektualnya.
2.3.2.2 Keuntungan dan Kelemahan Teknik Role Playing