Role Playing Terstruktur Structured Role playing Prosedur Pelaksanaan Teknik Role Playing Terstruktur

Poorman sebagaimana dikutip oleh Jarvis 2002:2 menyebutkan beberapa manfaat role playing sebagai berikut “first, student interest in the topic is raised, Secondly, there is increased involvement on the part of the students in a role- playing lesson. A third advantage to using role-playing as a teaching strategy is that it teaches empathy and understanding of different perspectives ”. Dengan menggunakan teknik role playing, siswa akan tertarik pada topik sehingga mengikuti pembelajaran dengan antusias, siswa dapat meningkatkan keterlibatannya pada permainan dan siswa dapat belajar cara berempati dan memahami suatu hal dari sudut pandang lain. Dari pendapat beberapa ahli mengenai manfaat role playing peneliti mengambil kesimpulkan bahwa role playing mempunyai beberapa manfaat bagi siswa, yaitu: 1 sebagai alat untuk mendiagnosis atau memahami perilaku seseorang, 2 sebagai media pengajaran atau modeling kepada siswa, 3 sebagai metode pelatihan untuk melatih ketrampilan-ketrampilan tertentu, 4 siswa mampu menanamkan sikap menolong, memperoleh pengalaman langsung, siswa berlatih untuk berempati dan memahami temannya, 5 siswa akan tertarik pada topik sehingga mengikuti pembelajaran dengan antusias.

2.3.2.4 Role Playing Terstruktur Structured Role playing

Terdapat berbagai pendapat tentang jenis-jenis role playing. Bennet dalam Romlah 1994: 55 mengkategorikan role playing menjadi dua, yaitu: sosiodrama dan psikodrama. Menurut Shaw, dkk dalam Romlah 1994:55 menyebutnya sebagai permainan terstruktur dan permainan peranan tidak terstruktur. Sedangkan menurut Corey dalam Romlah 1994:55 hanya menggunakan satu istilah, yaitu psikodrama. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan kesiapan belajar siswa sekolah dasar maka yang akan dibahas adalah role playing terstruktur. Di dalam role playing terstruktur fasilitator menentukan struktur permainan dan menjelaskannya kepada peserta permainan. Peserta diberi instruksi mengenai hubungan antara pemeran utama dengan pemeran-pemeran yang lain, sifat-sifat pemain, situasi yang akan dimainkan, hal-hal lain yang ada kaitannya. Selain itu juga diinformasikan tentang tujuan dan masalah-masalah yang akan dipresentasikan didalam permainan. Para pemain masih mempunyai kebebasan untuk mencoba perilaku baru, mencoba berbagai cara, dan menentukan perilaku- perilaku yang mereka anggap penting. Di dalam role playing terstruktur kelompok merespon kepada situasi, isu-isu, dan bahan-bahan yang sudah dirancang oleh fasilitator.

2.3.2.5 Prosedur Pelaksanaan Teknik Role Playing Terstruktur

Menurut Romlah 1994: 57, prinsip-prinsip pokok yang perlu diperhatikan dalam role playing terstruktur adalah : 1 Merumuskan tujuan khusus yang berupa perilaku yang didasarkan pada hasil pengamatan, wawancara, analisis data yang ada, analisis kebutuahn –kebutuhan kelompok secara umum 2 Mengidentifikasi masalah –masalah yang ada hubungannya dengan tujuan yang ingin dicapai 3 Membuat petunjuk untuk pemegang peran, pengamat, peserta permainan lain 4 Membuat format untuk bahan diskusi tentang masalah –masalah pokok yang dihadapi kelompok. Sedangkan tahap pelaksanaan role playing diungkapkan oleh Cherif Somervill 1998 sebagaimana dikutip oleh Jarvis 2011:3 yaitu “role playing activities can be divided into four stages a preparation and explanation of the activity by the teacher, b student preparation of the activity, c the role-playing, and d the discussion or debriefing after the role- play activity” . Beberapa langkah dalam role playing adalah persiapan dan penjelasan mengenai konsep role playing oleh guru, persiapan dari siswa sebelum melaksanakan role playing, pelaksanaan role playing dan diskusi atau uraian mengenai kegiatan role playing yang telah dilaksanakan. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur teknik role playing secara garis besar sebagai berikut: persiapan dan penjelasan dari pemimpin kelompok, persiapan siswa melaksanakan role playing, pelaksanaan role playing dan diskusi mengenai kegiatan role playing yang telah dilaksanakan. Adapun secara terperinci, prosedur pelaksanaan teknik role playing terstruktur adalah: 1. Persiapan, pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah a menentukan topik, b membuat garis besar cerita, dan c membuat skenario. 2. Pelaksanaan, hal –hal yang dilakukan adalah a menciptakan rapport hubungan baik, b melakukan tanya jawab, c menentukan kelompok bermain, dan c menjelaskan tugas kelompok penonton. 3. Evaluasi dan diskusi, pada tahap evaluasi dan diskusi, konselor melakukan evaluasi bersama sama tentang a perasaan para pemain, b alur cerita, c kesesuaian pemain dengan karakter yang dibawakan, d jalan keluar dari cerita, e perilaku yang patut dicontoh. 4. Ulangan, kegiatan role playing dilakukan jika kegiatan tersebut masih belum mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.4 Meningkatkan Kesiapan Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Berkaitan dengan upaya meningkatkan kesiapan belajar siswa peneliti berupaya memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing yang dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatan kesiapan belajar pada siswa karena sesuai tujuan dari layanan bimbingan kelompok itu sendiri yaitu memberikan kesempatan pada siswa belajar hal-hal kelompok yang berguna bagi pengarahan dirinya. Sedangkan tujuan dari role playing bahwa teknik ini dapat digunakan sebagai media pengajaran, melalui proses modeling para anggota kelompok mempelajari ketrampilan-ketrampilan hubungan antar pribadi. Selain itu, juga dijelasan bahwa teknik role playing berkaitan dengan pendidikan, dimana seseorang memainkan situasi imajinatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri, meningkatkan ketrampilan-ketrampilan berperilaku, menganalisis perilaku, atau menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku seseorang, atau bagaimana seseorang harus berperilaku. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing ini diperlukan bagi siswa untuk menambah wawasan dan pemahaman, melatih ketrampilan- ketrampilan untuk meningkatkan kesiapan belajarnya, untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-masalahnya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat memberikan pemahaman tentang manfaat dari memiliki kesiapan belajar sehingga siswa dapat mengubah sikap atau kebiasaan dan menerapkan ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam hal ini kesiapan belajar agar dapat menjalani kehidupannya secara efektif. Oleh sebab itu, layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing diasumsikan peneliti dapat meningkatkan kesiapan belajar pada diri siswa. Fenomena yang ada dilapangan bahwa kesiapan belajar siswa kelas VB SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang tahun ajaran 2014 2015 di sekolah kurang, hal ini dibuktikan dengan masih ramainya siawa saat menerima pelajaran, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, dan siswa masih suka bermain sendiri ketika pelajaran berlangsung. Dengan melihat fenomena yang ada dilapangan, peneliti bermaksud meningkatkan kesiapan belajar siswa kelas VB SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang melalui teknik role playing dengan media layanan bimbingan kelompok. Teknik role playing dipilih peneliti karena teknik role playing merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, dimana seseorang memainkan situasi imajinatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri, meningkatkan ketrampilan-ketrampilan berperilaku, menganalisis perilaku, atau menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku seseorang, atau bagaimana seseorang harus berperilaku. Dari pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa melalui teknik role playing kesiapan belajar siswa dapat ditingkatkan karena dalam teknik role playing siswa akan diarahkan peneliti untuk memainkan situasi imajinatif berkaitan dengan meningkatkan ketrampilan- ketrampilan kesiapan belajar siswa. Layanan yang dipilih peneliti sebagai media untuk melaksanakan teknik role playing adalah layanan bimbingan kelompok. Melalui layanan bimbingan kelompok siswa dapat belajar secara berkelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok memiliki fungsi pemahaman dan pengembangan. Peneliti bermaksud memberikan informasi pemahaman kepada siswa tentang kesiapan belajar dan mengembangkan kesiapan belajar siswa agar berkembang secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diasumsikan bahwa melaui teknik role playing dengan media layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesiapan belajar siswa. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini yang telah dijelaskan diatas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Role Playing dapat Meningkatkan Kesiapan Belajar Siswa. Kesiapan belajar adalah suatu kondisi awal individu yang membuatnya siap untuk merespon rangsangan dari luar untuk mencapai pengajaran tertentu. Faktor- faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar siswa: 1. Kondisi Fisik 2. Kondisi Mental 3. Kondisi Psikologis 4. Kondisi Emosional 5. Kebutuhan 6. Pengetahuan Layanan bimbingan kelompok topik tugas adalah kegiatan yang dilakukan secara kelompok membahas materi yang diberikan pemimpin kelompok dan ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Teknik Role Playing adalah sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan, dimana seseorang memainkan situasi imajinatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri, meningkatkan ketrampilan- ketrampilan berperilaku, menganalisis perilaku, atau menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku seseorang, atau bagaimana seseorang harus berperilaku. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat meningkatkan kesiapan belajar siswa

2.5 Hipotesis

Sugiyono 2009: 96 menjelaskan bahwa” hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, maka penelitian ini mengajukan hipotesis , yaitu “layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat meningkatkan kesiapan belajar kelas VB di SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang tahun ajaran 20142015”. Peneliti mengajukan hipotesis kerja Ha yang akan diterima apabila hasil uji wilcoxon menunjukkan t hitung t tabel yaitu layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat meningkatkan kesiapan belajar siswa kelas VB di SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang tahun ajaran 20142015. Hipotesis nihil Ho akan diterima apabila t hitung t tabel yaitu layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing tidak dapat meningkatkan kesiapan belajar siswa kelas VB di SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang tahun ajaran 2014 2015.