perbedaan lokasi, dan trend. Penawaran jagung di Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih elastis pada jangka pendek dibandingkan dengan jangka panjangnya.
Kondisi ini menggambarkan bahwa prospek penawaran jagung dalam jangka pendek lebih baik dibandingkan jangka panjang.
Kesimpulan yang didapat berdasarkan studi terdahulu mengenai jagung yaitu penawaran jagung dipengaruhi oleh luas areal panen dan produktivitas
jagung. Luas areal panen jagung terutama di sentra produksi Jawa Tengah dan Jawa Timur, cenderung mengalami penurunan selama periode 1977-1997
sehingga penawaran jagung di Indonesia juga mengalami penurunan. Penggunaan jagung di Indonesia dibagi menjadi permintaan konsumsi langsung, pakan dan
industri pangan. Permintaan jagung untuk konsumsi langsung dan pakan lebih banyak dipengaruhi oleh harga jagung itu sendiri. Permintaan dan penawaran
jagung diramalkan akan terus meningkat sampai tahun 2015 dimana peningkatan permintaan akan selalu lebih besar dibandingkan dengan penawarannya. Hal ini
mengakibatkan neraca jagung Indonesia akan selalu defisit sehingga impor jagung akan terus terjadi sampai tahun 2015.
2.2. Penelitian Terdahulu tentang Harga Jagung
Menurut Kariyasa dan Sinaga 2004 harga jagung Indonesia dalam jangka panjang hanya respon terhadap perubahan harga jagung impor dan kurang respon
terhadap penawaran jagung. Kondisi di atas menunjukkan bahwa harga jagung Indonesia akan lebih banyak ditentukan oleh harga jagung impor karena
meningkatnya volume impor jagung Indonesia. Selain itu, harga jagung Indonesia juga lebih banyak ditentukan oleh pabrik pakan yang cenderung mendekati
oligopsoni.
Harga jagung dunia dalam jangka pendek kurang responsif terhadap perubahan penawaran dan permintaan jagung dunia, namun cukup responsif
dalam jangka panjang. Fenomena ini menunjukkan dalam jangka panjang bahwa harga jagung dunia secara kuat akan dipengaruhi dari sisi penawaran dan
permintaan jagung dunia, sementara dalam jangka pendek kedua variabel tersebut tidak berpengaruh banyak karena masih banyak faktor eksternal lain yang
berpengaruh. Harga jagung impor dipengaruhi oleh harga jagung dunia, kurs rupiah dan lag harga jagung impor. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang
harga jagung impor hanya responsif terhadap perubahan harga jagung dunia. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga jagung impor sangat kuat ditentukan oleh
harga jagung dunia. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara kecil dalam perdagangan jagung dunia.
Penelitian mengenai harga jagung yang dilakukan oleh Purba 1999 menghasilkan harga jagung domestik dipengaruhi oleh harga jagung impor, harga
pakan ternak, penawaran jagung Indonesia dan lag harga jagung domestik. Harga jagung domestik tidak responsif terhadap semua peubah tersebut karena adanya
kekuatan oligopsoni dan transmisi harga dimana wilayah produksi jagung dan pabrik pakan ternak memiliki lokasi yang berjauhan. Harga jagung dunia
dipengaruhi oleh ekspor, impor jagung dunia dan lag harga jagung dunia. Harga jagung dunia responsif terhadap perubahan ekspor dan lebih banyak ditentukan
oleh sisi ekspor jagung. Harga jagung impor responsif terhadap perubahan harga jagung dunia dalam jangka panjang. Selain itu, peningkatan harga jagung impor
akan meningkatkan harga jagung domestik dan sebaliknya tetapi harga jagung domestik tidak responsif terhadap perubahan harga jagung impor dengan nilai
elastisitas 0,104 pada jangka pendek dan 0,158 pada jangka panjang. Hal ini menandakan begitu kuatnya pengaruh pasar jagung dunia terhadap harga jagung
impor yang sampai ke Indonesia. Berdasarkan penelitian terdahulu tentang harga jagung di atas dapat
disimpulkan bahwa harga jagung domestik lebih dipengaruhi oleh harga jagung impor. Harga jagung impor dipengaruhi oleh harga jagung dunia dan kurs rupiah.
Harga jagung dunia dipengaruhi oleh besarnya permintaan dan penawaran jagung di pasar dunia. Kondisi di atas menunjukkan bahwa terdapat transmisi harga pada
harga jagung dunia dengan dometsik, dimana harga jagung dunia berpengaruh terhadap harga jagung impor dan harga jagung impor juga berpengaruh terhadap
harga jagung domestik. Kondisi ini juga membuktikan bahwa peranan Indonesia dalam perdagangan jagung dunia hanya bertindak sebagai negara kecil atau price
taker .
2.3. Penelitian Terdahulu tentang Tarif Impor