BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Eksplorasi Data
Eksplorasi data dari masing-masing variabel dilakukan untuk mengetahui trend
pola data dalam 72 bulan dari Januari 2000 sampai dengan Desember 2005. Berdasarkan trend plot data deret waktu, variabel harga jagung domestik
mempunyai koefisien trend yang bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa harga jagung domestik cenderung naik sampai bulan ke-35 November 2002
namun pada bulan selanjutnya terjadi penurunan harga yang sangat tajam sampai bulan ke-51 Maret 2004, kemudian memasuki bulan ke-52 sampai bulan terakhir
kembali mengalami peningkatan walaupun terdapat fluktuasi penurunan harga pada bulan ke-63 Mei 2005. Penurunan harga terjadi karena besarnya volume
impor jagung yang masuk ke Indonesia yang mencapai 1.345,45 ribu ton. Harga jagung impor yang lebih rendah dibandingkan harga domestik
membuat harga domestik tidak mampu bersaing dengan harga impor sehingga berdasarkan mekanisme pasar harga jagung di tingkat produsen domestik akan
ikut mengalami penurunan. Sesuai dengan teori, adanya jagung impor membuat persediaan jagung di pasar domestik berlimpah sehingga harga jagung akan
mengalami penurunan dengan asumsi cateris paribus. Peningkatan harga jagung impor pada bulan ke-53 awal tahun 2004 lebih disebabkan oleh tarif impor
jagung yang mulai efektif diberlakukan di Indonesia.
Sumber: BPS diolah
Gambar 12. Perkembangan Harga Jagung Domestik Januari 2000 sd Desember 2005.
Perubahan variabel harga jagung dunia berfluktuasi dan cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien trend yang bertanda positif
yaitu 2,94081. Artinya selama tahun analisis, harga jagung dunia mengalami penigkatan yang cukup signifikan. Trend perubahan harga jagung dunia
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang US terhadap Rupiah yang terus meningkat, struktur penawaran dan permintaan jagung dunia, kebijakan
negara eksportir dan importir jagung serta lag harga jagung itu sendiri. Penurunan ekspor jagung beberapa negara produsen jagung dunia USA,
Brazil, dan Cina ke pasar dunia membuat produksi jagung dunia berkurang sementara permintaan impor jagung terus meningkat sehingga harga jagung di
pasar dunia mengalami penurunan. Penurunan harga tertinggi terjadi di bulan ke- 55 Juli 2004 dengan level harga mencapai Rp. 947,97 per kg yang menurun dari
bulan sebelumnya yang merupakan harga tertinggi yaitu Rp. 1.156,85 per kg. Di bulan berikutnya harga jagung mengalami peningkatan namun pada akhir tahun
I ndex P
JD O
M
70 63
56 49
4 2 35
28 21
14 7
1 1400
1300 1200
1100 1000
900 800
Acc uracy Measur es MAPE
10.4 MAD
115.1 MSD
19951.6 Var iable
Actual Fits
Trend Analysis Pl ot f or PJDOM
Lin ear Trend Model Yt = 1 054.9 8 + 2.089 79 t
2005 November mengalami penurunan kembali. Pada periode bulan April sampai dengan Mei 2004, tingkat harga jagung dunia lebih tinggi dibandingkan
dengan harga jagung domestik.
Sumber: Bulog diolah
Gambar 13. Perkembangan Harga Jagung Dunia Januari 2000 sd Desember 2005.
Harga daging ayam ras di pasar domestik selalu berubah dan cenderung mengikuti perubahan harga jagung baik di pasar domestik maupun dunia. Hal ini
karena jagung merupakan bahan baku utama dalam produksi pakan ayam yang porsinya mencapai 50 persen. Perubahan harga di pasar daging ayam ras domestik
berfluktuasi dan cenderung meningkat. Di awal tahun 2000 harga yang terjadi cukup tinggi kemudian mengalami penurunan sampai bulan ke-9 September
2000 dan mulai meningkat sampai bulan Juli 2001. Harga daging ayam ras terendah terjadi pada bulan ke-9 September 2000 berada pada level Rp. 10.126
per kg dan tertinggi terjadi pada bulan ke-55 Juli 2004 dengan harga Rp. 13.942,75 per kg. Harga yang terjadi pada bulan-bulan di tahun 2005 lebih tinggi
dan stabil dibandingkan harga pada bulan-bulan di tahun 2004.
I ndex P
JD U
N
70 63
56 49
4 2 35
28 21
14 7
1 1200
1100 1000
900 800
700 600
Acc uracy Measur es MAPE
7.94 MAD
70.75 MSD
7448.42 Var iable
Actual Fits
Trend Anal ysis Pl ot for PJDUN
Lin ear Trend Model Yt = 8 02.20 3 + 2.940 81 t
Sumber: Departemen Pertanian diolah
Gambar 14. Perkembangan Harga Daging Ayam Ras Domestik Januari 2000 sd Desember 2005.
Perubahan tarif impor lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam hal perdagangan internasional. Semenjak liberalisasi perdagangan diberlakukan,
segala bentuk hambatan perdagangan khususnya komoditi pertanian termasuk jagung dihapuskan. Pada tahun 1998 sampai 2003, pemerintah menghapus tarif
impor jagung yang masuk ke Indonesia menjadi nol persen. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya volume impor jagung dengan volume tertinggi sebesar
1.345,45 ribu ton di tahun 2003. Memasuki tahun 2004 hingga saat ini pemerintah menetapkan kembali kebijakan impor jagung menjadi 5 persen dari setiap jagung
yang masuk ke Indonesia. Perubahan tarif impor ini membawa dampak perubahan pada harga jagung impor yang mengalami peningkatan sehingga laju impor
jagung dapat dikurangi walaupun tidak terlalu besar perubahannya.
I ndex P
D D
O M
70 63
56 49
42 35
28 21
14 7
1 14000
13000 12000
11000 10000
Acc uracy Measur es MAPE
7 MAD
767 MSD
852702 Var iable
Actual Fits
Tr end Anal ysi s Plot for PDDOM
Linear Tr end Mode l Yt = 11014 .9 + 25. 3946 t
Sumber: Departemen Pertanian diolah
Gambar 15. Perkembangan Tarif Impor Jagung Januari 2000 sd Desember 2005.
Trend harga minyak mentah di pasar dunia bersifat cenderung meningkat.
Peningkatan ini disebabkan oleh semakin terbatasnya ketersediaan minyak mentah di beberapa negara penghasil minyak dunia. Perdagangan minyak mentah dunia
dipengaruhi oleh serangan USA ke Irak, gangguan produksi di Venezuela dan Nigeria, pertumbuhan ekonomi dunia khususnya dengan China, pengurangan
pemakaian energi nuklir, dan penurunan produksi dari negara anggota OPEC. Perubahan harga minyak mentah dunia cukup signifikan selama periode
Januari 2000 sampai dengan Desember 2005. Pada tahun 2000 harga minyak mentah dunia berada di kisaran harga US 27,55 per barel Rp 236.069 per barel
dan terus meningkat hampir dua kali lipatnya di tahun 2005 yaitu US 50,59 per barel Rp 492.657 per barel. Harga terendah terjadi pada bulan ke-24 dengan
harga sebesar US 17,53 per barel Rp 180.023 per barel dan tertinggi terjadi di bulan ke-69 September 2005 yaitu US 57,88 per barel Rp 592.261 per barel.
Perkembangan harga minyak mentah dunia disajikan pada Gambar 17. Tingginya harga minyak mentah di pasar dunia membuat harga olahan minyak mentah
I ndex T
I
70 63
56 49
4 2 35
28 21
14 7
1 60
50 40
30 20
10 -10
-20
Acc uracy Measur es MAPE
21.645 MAD
11.328 MSD
188.328 Var iable
Actual Fits
Trend Analysis Plot for TI
Linear Tr end Mode l Yt = -16. 5182 + 0. 89853 5 t
bahan bakar minyak menjadi semakin tinggi. Hal ini berdampak pada pengurangan dan pengalihfungsian bahan bakar minyak BBM ke bahan bakar
alternatif yang menggunakan bahan baku lebih murah dari bahan baku minyak mentah. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan jagung untuk memproduksi
bioetanol yang saat ini gencar dilakukan oleh dua negara penghasil jagung terbesar yaitu Amerika Serikat, Brazil dan China.
Proporsi penggunaan jagung untuk bioeta nol di ketiga negara produsen utama jagung cukup besar yaitu hampir mencapai 20 sampai 35 persen dari total
penggunaan jagung. Pemanfaatan jagung untuk memproduksi bioetanol di Indonesia masih sangat sedikit atau sekitar 2 persen di tahun 2005 sehingga hal ini
perlu didukung oleh pemerintah sebagai substitusi BBM.
Sumber: Departemen ESDM diolah
Gambar 16. Perkembangan Harga Minyak Mentah Dunia Januari 2000 sd Desember 2005.
6.2. Uji Stasioneritas Data