terjadi di daerah B akan naik menjadi 0PE
B2
dan di daerah A akan turun menjadi 0PE
A2
. Beradasarkan keterangan di atas, dapat dijelaskan bahwa adanya kekuatan pasar yang menyebabkan perubahan harga pada suatu pasar akan menyebabkan
perubahan harga pada pasar lainnya. Hal ini menunjukkan adanya integrasi pasar antar kedua daerah yang melakukan perdagangan.
3.1.1.2. Integrasi Pasar Vertikal
Integrasi pasar vertikal digunakan untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar suatu lembaga pemasaran dengan lembaga pemasaran lainnya
dalam satu rantai pemasaran. Integrasi pasar vertikal dipengaruhi oleh penyebaran informasi harga yang merata ke seluruh lembaga pemasaran produsen – grosir –
retail – konsumen. Apabila informasi tersebut tidak disebarkan secara sempurna
sampai ke konsumen maka harga yang terbentuk di pasar tidak menunjukkan adanya integrasi pasar vertikal yang baik.
3.1.2. Dampak Penggunaan Tarif
Proses perdagangan internasional yang dilakukan oleh berbagai negara di dunia ternyata tidak selalu berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya
hambatan-hambatan perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara untuk tujuan tertentu seperti untuk meningkatkan kesejahteraan nasional, dan sebagainya.
Hambatan perdagangan yang diterapkan oleh suatu negara dapat mempengaruhi harga suatu komoditi yang diperdagangkan. Apabila negara yang memberlakukan
hambatan perdagangan adalah negara besar, maka pemberlakuan hambatan tersebut akan berpengaruh pada harga komoditi perdagangan dunia. Namun, jika
negara yang memberlakukan hambatan perdagangan adalah negara kecil maka
pemberlakuan hambatan tersebut hanya berpengaruh pada harga komoditi di negara tersebut.
Bentuk hambatan perdagangan yang paling sering diterapkan di beberapa negara adalah tarif impor. Tarif impor adalah pajak atau cukai yang dikenakan
untuk suatu komoditi impor yang diperdagangkan lintas batas teritorial Salvatore, 1997. Dampak pemberlakuan tarif impor tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
P
x
S
x
E P
2
Tarif T P
1
D
x
X 0 X
1
X
2
X
3
X
4
Gambar 5. Dampak Keseimbangan Parsial Akibat Pemberlakuan Tarif Impor.
Berdasarkan gambar di atas, D
x
dan S
x
melambangkan kurva permintaan dan kurva penawaran komoditi X di negara importir. Dalam kondisi perdagangan
bebas, harga komoditi X adalah P
1
per unit. Negara importir akan mengkonsumsi barang X sebanyak OX
4
dimana OX
1
merupakan produksi domestik sedangkan X
1
X
4
harus diimpor dari negara lain. Jika negara importir menetapkan tarif impor spesifik sebesar T per unit maka harga komoditi yang diperdagangkan P
1
akan meningkat menjadi P
2
per unit. Hal ini berdampak pada penurunan konsumsi domestik menjadi X
3
atau terjadi penurunan sebesar X
4
-X
3
, tetapi terjadi kenaikan produksi domestik menjadi X
2
atau terjadi kenaikan sebesar X
2
-X
1
. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah impor barang X dari X
1
X
4
menjadi X
2
X
3
.
A B
C D
F G
H I
J
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional