Sumber: Departemen Pertanian, 2006 diolah
Gambar 9. Perkembangan Ekspor-Impor Jagung Indonesia Tahun 1971- 2005.
Neraca ekspor-impor jagung baik dilihat dari sisi volume maupun nilainya menunjukkan perkembangan yang cenderung negatif. Artinya impor lebih tinggi
dari pada ekspor. Selama periode 1971-2005 menunjukkan rata-rata neraca volume ekspor-impor sebesar minus 280 ribu ton dan neraca nilai ekspor-impor
sebesar minus US 39.692,2 ribu Lampiran 1.
5.2. Profil Pasar Jagung Dunia
Produsen utama jagung dunia didominasi oleh dua negara yaitu Amerika Serikat dan Cina. Selama periode 1995-2005, Amerika Serikat merupakan market
leader pasar jagung dunia dengan pangsa produksi mencapai 40 persen yang
kemudian disusul Cina sebesar 20 persen Gambar 10. Jika dibandingkan dengan negara produsen utama jagung, pangsa pasar Indonesia dapat dikatakan relatif
kecil yaitu sebesar dua persen. Pertumbuhan produksi jagung beberapa negara produsen utama di dunia terlihat berfluktuasi dengan peningkatan secara agregat
sebesar 3,17 persen per tahun Tabel 4. Sementara itu, pertumbuhan produksi
jagung Indonesia selama periode 1996-2005 lebih tinggi dari pertumbuhan produksi jagung dunia yaitu sebesar 4,17 persen per tahun.
Sumber: FAO dalam Departemen Perdagangan, 2006
Gambar 10. Pangsa Produksi Produsen Utama Jagung Dunia dan Indonesia Tahun 1995-2005.
Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 10, Indonesia sebagai salah satu produsen jagung yang meskipun pangsa produksinya baru mencapai dua persen
terhadap produksi jagung dunia, namun apabila dilihat dari pertumbuhan produksi jagung pada tahun 2005 cukup menggembirakan. Pada saat negara lain mengalami
penurunan pertumbuhan produksi jagung dari tahun sebelumnya, Indonesia pada tahun tersebut berhasil meningkatkan pertumbuhan produksinya. Pada tahun 2005
pertumbuhan produksi jagung Indonesia melebihi persentase pertumbuhan produksi jagung dunia yaitu 7,02 persen dimana pertumbuhan produksi jagung
dunia minus 4,13 persen. Pada tahun tersebut negara lain yang mengalami pertumbuhan produksi sangat tinggi adalah Argentina yang mencapai 30 persen
dari periode sebelumnya. Sedangkan negara yang paling rendah pertumbuhan produksinya pada tahun yang sama adalah Brazil sebesar minus 16,62 persen. Hal
ini setidaknya mengindikasikan bahwa program yang dicanangkan pemerintah
Indonesia untuk mencapai kemandirian dalam produksi jagung pada tahun 2007 telah berada dalam arah yang tepat.
Tabel 4. Pertumbuhan Produksi Jagung di Lima Negara Produsen Utama Jagung Dunia dan Indonesia Tahun 1996-2005 .
Tahun USA
Cina Brazil
Meksiko Argentina
Indonesia Lainnya
Dunia
1996 24,77
13,80 -11,25
-1,79 -7,77
12,87 9,95
13,92 1997
-0,28 -18,16
2,37 -2,04
47,71 -5,76
9,64 -0,66
1998 5,99
27,28 -10,16
4,52 24,61
15,95 -8,64
5,19 1999
-3,36 -3,69
8,23 -4,05
-30,25 -9,49
6,56 -1,31
2000 5,14
-17,23 -0,49
-0,84 24.27
5,14 -5,13
-2,46 2001
-4,12 7,61
31,61 14,68
-8,44 -3,14
8,52 3,73
2002 -5,25
6,34 -14,35
-4,15 -2,38
3,28 0,45
-1,88 2003
12,28 -4,53
34,49 1,83
0,27 12,76
1,69 6,56
2004 16,74
12,45 -13,49
11,95 -0,27
3,11 16,05
12,73 2005
-6,56 1,69
-16,62 -6,82
30,00 7,02
-4,56 -4,13
Rataan 4,54
2,56 1,03
1,33 7,78
4,17 3,45
3,17
Sumber: FAO dalam Departemen Perdagangan, 2006
Gambaran mengenai negara ekportir utama jagung dunia tidak dapat dilepaskan dari negara produsen utaman yang ada. Amerika Serikat sebagai
negara produsen jagung utama ternayata termasuk juga sebagai negara pengekspor utama. Rata-rata pangsa ekspor Amerika Serikat dari tahun 1995-2004 mencapai
60 persen yang kemudian disusul oleh Argentina sebesar 12 persen Tabel 5. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Amerika Serikat berperan sebagai marker leader
dalam perdagangan jagung dunia. Besarnya pangsa ekspor Amerika Serikat setidaknya mengindikasikan tingginya ketergantungan pasar jagung dunia
terhadap produksi jagung Amerika Serikat. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh rendahnya biaya produksi dan pemasaran jagung di negara tersebut. Pangsa
ekspor jagung Amerika Serikat yang tinggi menunjukkan bahwa struktur pasar jagung dunia mendekati pola oligopoli, dimana Amerika Serikat memegang
kendali sebagai penentu harga price leader. Sebagai price leader, Amerika Serikat tetap berusaha untuk mempertahankan posisinya dengan cara
memanfaatkan berbagai keuntungan baik secara ekonomi maupun politis.
Tabel 5. Perkembangan Pangsa Ekspor Jagung Negara Eksportir Utama dan Indonesia Tahun 1995-2004.
Tahun USA
Argentina France
China Brazil
Indonesia Lainnya
1995 76,99
7,67 8,27
0,14 0,01
0,10 6,81
1996 73,01
8,95 9,27
0,22 0,49
0,04 8,02
1997 57,18
15,02 10,04
9,05 0,49
0,03 8,18
1998 55,36
16,35 10,49
6,16 0,01
0,83 10,80
1999 65,98
10,02 10,60
5,47 0,01
0,12 7,81
2000 58,25
13,17 9,65
12,71 0,01
0,03 6,17
2001 57,20
13,04 8,41
7,16 6,72
0,11 7,37
2002 54,52
10,84 9,58
13,35 3,14
0,02 8,55
2003 47,79
13,11 7,79
18,05 3,93
0,04 9,28
2004 58,54
12,84 7,39
2,78 6,04
0,04 12,36
Rataan 60,48
12,10 9,15
7,51 2,08
0,13 8,54
Sumber: FAO dalam Departemen Perdagangan, 2006
Berdasarkan Tabel 5 pada periode 1995-2000, Brazil merupakan salah satu negara produsen utama jagung yang lebih berkonsentrasi pada pasar domestiknya
pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Hal ini terlihat dari relatif kecilnya pangsa ekspor jagung Brazil yang kurang dari satu persen. Namun semenjak periode
2001-2004, seiring dengan meningkatnya produksi jagung dalam negeri, Brazil telah meningkatkan pangsa ekspornya menjadi diatas tiga persen.
Hal lain yang menarik untuk disimak dari data tersebut adalah Cina. Cina sebagai negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat dalam hal produksi jagung
memiliki pangsa ekspor diatas 13 persen pada tahun 2002-2003. Kondisi ini mampu menggeser posisi Argentina sebagai negara kedua terbesar dalam pangsa
ekspor dunia. Namun demikian semenjak memasuki tahun 2004, pangsa ekspor Cina jauh menurun menjadi 2,78 persen. Penurunan ini disebabkan oleh jumlah
produksi yang semakin menurun seiring dengan menurunnya luas areal tanam akibat semakin pesatnya pembangunan di berbagai wilayah di Cina. Faktor
penyebab lainnya adalah adanya peningkatan kebutuhan konsumsi dalam negeri yang mengakibatkan Cina mengalihkan penggunaan jagung ke produksi etanol
serta memposisikan sebagai negara pengimp or jagung.
Perancis yang tidak termasuk the big five dalam produksi jagung dunia, ternyata memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam perdagangan jagung
dunia. Dalam kurun waktu 1995-2004, rata-rata perkembangan pangsa ekspor Prancis mencapai 9,15 persen.
Tabel 6. Produksi dan Volume Ekspor Jagung Negara Produsen Utama, Rata-Rata Tahun 1971-2001 dan 2001-2005.
Negara Produsen
Produksi juta ton
Pangsa Produksi Dunia Volume Ekspor
juta ton 1997-2001
2001-2005 1997-2001
2001-2005 1997-2001
2001-2005 USA
241,98 256,33
40,90 40,50
47,80 69,97
China 115,53
120,30 19,50
19,10 6,15
9,68 EU
37,98 48,18
6,40 7,60
0,21 1,38
Brazil 34,19
39,38 5,80
6,20 1,50
3,59 Meksiko
18,11 21,03
3,10 3,30
0,06 -
Argentina 16,14
16,18 2,80
2,60 10,02
11,39 India
11,29 13,23
1,90 2,10
0,02 -
Afrika Selatan 8,50
10,46 1,40
1,70 1,24
1,21 Rumania
8,62 8,33
1,50 1,30
0,52 0,29
Kanada 8,32
8,95 1,40
1,40 0,36
0,26 Negara Lainnya
44,17 50,67
14,30 8,00
4,34 1,63
Total 591,30
633,15 100,00
100,00 70,62
76,74
Sumber: USDA dalam Departemen Perdagangan, 2006
Berdasarkan Tabel 6, pada periode 1997-2005, sebagian besar negara produsen utama jagung dunia lebih banyak mengarahkan penggunaan jagung
untuk memenuhi konsumsi domestik negaranya. Amerika Serikat dan Cina selain termasuk sebagai negara produsen jagung terbesar di dunia juga termasuk sebagai
negara konsumen terbesar di dunia yang ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah jagung yang diekspor ke pasar dunia jika dilihat dari jumlah produksi yang
dihasilkan. Negara yang paling banyak mengekspor hasil produksinya yaitu Amerika Serikat dan Argentina. Selama periode 1997-2001 kedua negara tersebut
mengekspor jagung sebanyak 47,80 juta ton Amerika Serikat dan 10,02 juta ton Argentina yang kemudian semenjak periode 2001-2005 meningkat menjadi
69,97 juta ton Amerika Serikat dan 11,39 juta ton Argentina. Cina jika dilihat dari pangsa produksi jagung dunia merupakan negara produsen jagung terbesar
kedua setelah Amerika Serikat, namun jika dilihat dari volume jagung yang diekspor ke pasar dunia berada di posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan
Argentina. Secara agregat besarnya volume ekspor jagung ke pasar dunia mengalami peningkatan dari 70,62 juta ton 1997-2001 menjadi 76,74 juta ton
2001-2005.
Tabel 7. Negara-Negara Importir Jagung Dunia Tahun 1997-2005 juta ton.
Negara Importir Rata-rata Impor
1997-2001 Impor
2001-2002 2002-2003
2003-2004 2004-2005
Jepang 16,11
16,40 16,86
16,78 16,50
Korea Selatan 7,90
8,62 8,79
8,78 8,50
Meksiko 5,27
4,08 5,27
5,74 6,00
Mesir 4,48
4,91 4,85
3,74 5,30
Taiwan 4,74
4,66 4,68
4,91 4,50
Malaysia 2,35
2,42 2,41
2,40 2,40
Uni Eropa 2,52
3,80 4,32
5,75 2,50
Arab Saudi 1,40
1,27 1,42
1,62 1,20
Columbia 1,80
1,91 2,11
1,20 2,10
Indonesia 0,96
1,15 1,63
1,44 1,10
Filipina 0,23
0,26 0,07
0,05 0,10
Total Dunia 70,62
74,55 78,04
79,13 75,46
Sumber: USDA dalam Departemen Perdagangan, 2006
Negara-negara pengimpor jagung dunia sebagian besar berada di wilayah Asia Timur khususnya Jepang dan Asia Tenggara. Ketergantungan negara
tersebut cukup tinggi yaitu hampir mencapai 50 persen dalam mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhannya. Total impor jagung dunia selama periode 1997-
2005 terus mengalami peningkatan dari 70,62 juta ton pada periode 1997-2001 menjadi 75,46 juta ton pada tahun 2004-2005. Volume impor tertinggi terjadi
pada tahun 2003-2004 yaitu sebesar 79,13 juta ton. Negara pengimpor jagung terbesar adalah Jepang dengan volume imp or mencapai 16 juta ton lebih selama
periode tersebut, kemudian disusul Korea Selatan dan Meksiko dengan volume impor diatas 5 juta ton. Posisi Indonesia sebagai negara pengimpor jagung berada
pada posisi sepuluh dengan volume impor mencapai satu juta ton lebih. Pada
periode 1997-2002 volume impor Indonesia terus mengalami peningkatan namun pada periode 2002-2005 mengalami penurunan sampai ke level 1,1 juta ton. Posisi
inilah yang menunjukkan bahwa peranan Indonesia dalam perdagangan jagung dunia termasuk dalam negara kecil.
5.3. Kebijakan Perdagangan Jagung