3. Pendekatan Kooperatif
3.1 Model Pendekatan kooperatif
Kauchak dan Eggen 1993:319 mendefinisikan bahwa belajar kooperatif adalah sebagai kumpulan strategi belajar yang digunakan siswa
untuk membantu satu dengan yang lain dalam mempelajari sesuatu. Berkaitan dengan hal itu, maka cara belajar kooperatif ini juga dinamakan
“pengajaran teman sebaya”. Thomson dan Smith 1995:25 memberikan pengertian bahwa
dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok- kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan ketrampilan antar
pribadi. Anggota-anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri. Bila
dibandingkan dengan situasi pembelajaran kompetitif atau individual, pembelajaran kooperatif menjaga kesuksesan akademik, pribadi dan sosial
untuk semua siswa. Di dalam pembelajaran siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil. Kelas disusun dalam kelompok yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan
khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, menjadi pendengar yang aktif, memberi penjelasan kepada teman sekelompoknya,
mendorong berpartisipasi, diskusi dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang
direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan
saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan Slavin, 1995. Untuk mengetahui tentang pendekatan kooperatif lebih lanjut
maka harus mengerti dari cirri-ciri pendekatan kooperatif itu sendiri.
3.2 Ciri-ciri Pendekatan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana anggota kelompok dapat mencapai tujuan pribadi mereka sendiri hanya
apabila keompok itu berhasil. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus membantu teman kelompoknya
dengan cara melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil dan barangkali yang lebih penting lagi adalah mendorong teman
kelompoknya untuk upaya maksimal. Selanjutnya Carin 1993:63 mengutarakan cirri-ciri dari
pembelajaran kooperatif seperti berikut ini: 1
Setiap anggota kelompok diberi peran misal, sebagai peneliti utama, pencatat, pengatur pembagian materi, atau sebagai pembuat laporan
2 Ada interaksi langsung di antara para siswa
3 Para siswa bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan juga
bertanggungjawab atas teman-teman sekelompoknya 4
Para guru membantu para siswa untuk menggembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok kecil
5 Paraan guru berinteraksi dengan kelompok-kelompok saat diperlukan.
Selanjutnya Thompson da Smith 1995:25 menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif bila dibandingkan dengan pembelajaran
kompetitif atau individual, pembelajaran kooperatif memiliki kesuksesan akademik, pribadi dan social untuk semua siswa. Adapun hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif menghasilkan kesuksesan dalam hal berikut ini:
1 Pengembangan sikap positif terhadap sains
2 Pemilihan untuk mengikuti pelajaran sains lagi
3 Sikap positif pada sins terbawa pada sikap positif pada sekolah
4 Tingkat droup-out yang lebih rendah bagi siswa-siswa yang beresiko
5 Membentuk rasa hormat terhadap yang lain tanpa mempedulikan ras,
suku dan jenis kelamin 6
Meningkatkan kesadaran terhadap perbedaan pandangan 7
Meningkatkan kemampuan memecahkan persoalan-persoalan dalam sains
8 Meningkatkan kesadaran terhadap potensi wanita dalam kelas sains
dan mengembangkan kebaikan, kesensitivan, dan toleransi. Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri pendekatan kooperatif, maka
dapat disimpulkan bahwa pendekatan kooperatif sangat penting dalam
pembelajaran khususnya jika pembelajaran itu menggunakan permainan dan siswa belajar bersama dalam kelompok.
4. Pengertian Permainan