Dari uraian komponen pembelajaran tersebut peneliti berpendapat bahwa tujuan,subjek belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran
sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung tanpa adanya komponen-komponen
tersebut. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
2.1.2. Kualitas Pembelajaran
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu berkualitas bagi setiap warga negara.
Menurut Hamdani 2011:194 kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektivan. Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Dalam
mencapai efektivitas belajar ini, UNESCO 1996 menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia
pendidikan, yaitu : a.
Learning to know belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan ; b.
Learning to do belajar untuk menguasai keterampilan; c.
Learning to live together belajar untuk hidup bermasyarakat; d.
Learning to be belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal.
Penjelasan empat pilar pendidikan untuk mencapai efektivitas belajar antara lain: 1 learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi
target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami subtansi yang
dipelajarinya, 2 learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target belajar adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat, 3 learning to live
together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu
berkelompok, 4 learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh
sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya Anitah dkk,2010:2.6. Menurut Daryanto 2011:59 tingkat pencapaian tujuan pembelajaran
dapat diketahui dengan memahami aspek-aspek efektivitas belajar yang meliputi: 1 peningkatan pengetahuan, 2 peningkatan keterampilan, 3 perubahan sikap,
4 perilaku, 5 kemampuan adaptasi, 6 peningkatan integrasi, 7 peningkatan partisipasi, dan 8 peningkatan interaksi kultural. Hal ini penting untuk dimaknai
bahwa keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara efektif
sehingga dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam membuat acuan
kualitas pembelajaran. Depdiknas 2004:7 mengemukakan indikator pencapaian
kualitas pembelajaran terdiri dari: 1 perilaku pembelajaran guru teacher’s
behavior; 2 perilaku dan dampak belajar siswa student’s behavior; 3 iklim
pembelajaran learning climate; 4 materi pembelajaran; 5 media pembelajaran; dan 6 sistem pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebaiknya melaksanakan indikator-indikator kualitas pembelajaran tersebut agar dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Keberhasilan dalam pembelajaran dapat dilihat dari keterampilan guru saat mengajar, aktivitas siswa dalam pembelajaran serta hasil
belajar yang dicapai. Oleh karena itu peneliti memprioritaskan indikator yang berkaitan dengan perilaku pembelajaran yang tercermin dalam keterampilan guru
dalam mengajar, aktivitas siswa yang nampak, dan hasil belajar yang diterapkan sebagai variabel penelitian. Berikut akan diuraikan mengenai ketiga indikator
tersebut: 2.1.3.1. Keterampilan Guru
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa, seorang guru dituntut untuk menguasai
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Anitah,dkk 2010:7.1 menyatakan bahwa kompetensi pedagogis berkenaan dengan
kemampuan mengelola pembelajaran dalam rangka mengaktualisasi berbagai kompetensi siswa. Agar dapat melaksanakan pembelajaran, guru harus
mempunyai keterampilan dasar mengajar yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru. Menurut Rusman 2011:80-92 keterampilan
dasar mengajar guru meliputi 9 keterampilan yaitu :
1. Keterampilan membuka pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran
yang akan disajikan Mulyasa, 2013:84. Komponen membuka pelajaran menurut Usman dalam Rusman 2011:81
antara lain: 1 menarik perhatian siswa; 2 menimbulkan motivasi; 3 memberi acuan; dan 4 memberikan apersepsi memberikan kaitan antara materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. 2.
Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawabanbalikan dari orang lain. Keterampilan bertanya memainkan peranan penting, karena pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
melontarkan pertanyaan yang tepat akan berdampak positif terhadap aktivitas dan kreativitas siswa. Setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang
menuntut respon siswa perlu dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir Rusman, 2011:82.
Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2 yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas
komponen: 1 pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat; 2 pemberian acuan; 3 pemusatan; 4 pemindah giliran; 5 penyebaran; 6 pemberian waktu
berpikir; dan 7 pemberian tuntutan. Sedangkan komponen keterampilan bertanya
lanjut meliputi; 1 pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan; 2 pengaturan urutan pertanyaan; 3 penggunaan pertanyaan pelacak; dan 4
peningkatan terjadinya interaksi Anitah,dkk 2010:7.8. 3.
Keterampilan Memberi Penguatan Pemberian penguatan dapat dilakukan dalam bentuk penguatan verbal
diungkapkan dengan kata-kata langsung maupun nonverbal diungkapkan dengan gerak. Reinforcement berarti memberikan respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau
membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran. Ada empat cara dalam memberikan penguatan, yaitu:
a Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa
ditujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya. b
Penguatan kepada kelompok siswa. Caranya dengan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
c Pemberian penguatan dengan cara segera.
d Variasi dalam penggunaan. Pemberian penguatan yang sama akan
menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan kurang efektif Rusman,2011:84- 85
4. Keterampilan mengadakan variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu
antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah
perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan Mulyasa,
2013:78. Komponen keterampilan mengadakan variasi pembelajaran dibagi menjadi
tiga kelompok sebagai berikut: 1 variasi dalam gaya mengajar; 2 variasi pola interaksi dan kegiatan; dan 3 variasi penggunaan media pembelajaran
Anitah,dkk 2010:7.40. 5.
Keterampilan menjelaskan Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa transfer
of knowledge. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi kepada siswa secara profesional. Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan
media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran
adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi
yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan cirri utama
kegiatan menjelaskan.
Prinsip-prinsip keterampilan
menjelaskan diantaranya adalah: 1 keterkaitan dengan tujuan, 2 relevan antara penjelasan
dengan materi dan karakteristik siswa, 3 kebermaknaan, 4 dinamis, 5 penjelasan dilakukan dalam pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup Rusman,
2011:86-88.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah kemampuan guru untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan pemecahan masalah. Komponen-komponen yang
perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok, yaitu: 1 memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi; 2 memperjelas permasalahan
diskusi; 3 menganalisis pandangan siswa; 4 meningkatkan urunan siswa; dan 5 memberikan kesempatan untuk berpartisipasi Rusman, 2011:89.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan
ke kondisi yang optimal. Definisi ini menekankan kemampuan guru dalam menvegah terjadinya gangguan sehingga kondisi belajar yang optimal dapat
tercipta dan terpelihara, serta menangani gangguan yang muncul sehingga kondisi belajar yang terganggu dapat dikembalikan ke kondisi optimal. Komponen-
komponen dalam pengelolaan kelas yaitu : a
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal prefentif meliputi: menunjukkan sikap tanggap,
membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk- petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan
b Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal represif meliputi: modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Anitah,dkk 2010:8.36. 8.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai
kegiatan guru dalam konteks pembelajaran yang mengorganisasi kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil, maupun perorangan sesuai dengan
materi dan tujuan yang akan dicapai. Komponen yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan antara lain: 1
keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; 2 keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; 3 keterampilan membimbing dan
memudahkan belajar; dan 4 keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran Anitah,dkk 2010:8.52-8.62.
9. Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Komponen menutup pelajaran meliputi:
a. Meninjau kembali
Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan dengan cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada
tujuan yang telah dirumuskan.
b. Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai oleh peserta melalui pembelajaran. c.
Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah
pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik Mulyasa,2013:84-88.
Peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai modal agar proses belajar mengajar
mencapai keberhasilan. Keterampilan mengajar meliputi: keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan,
keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan
membimbing kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar perorangan dan keterampilan menutup pelajaran.
Seorang guru harus mampu menguasai keterampilan dasar mengajar tersebut agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat terlaksana dengan
kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal. Sembilan keterampilan dasar mengajar guru yang telah dipaparkan di atas dijadikan acuan peneliti dalam
merumuskan indikator pengamatan sebagai instrumen pengamatan keterampilan guru dengan cara mengimplementasikan sembilan keterampilan tersebut ke dalam
sintaks dari model Jigsaw dengan media Flipchart pada pembelajaran IPA.
Beberapa indikator keterampilan guru yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Melaksanakan pra pembelajaran keterampilan membuka
pelajaran, 2 Melaksanakan apersepsi keterampilan membuka pelajaran, 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mendeskripsikan logistik yang
diperlukan dalam pembelajaran keterampilan membuka pelajaran, 4 Mengajukan pertanyaan melalui media Flipchart keterampilan bertanya,
keterampilan mengadakan variasi, 5 Menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media Flipchart keterampilan menjelaskan, keterampilan
mengadakan variasi,
6 Membimbing
pembentukan kelompok
dan mendefinisikan tugas kelompok keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil, 7 Membimbing siswa melakukan diskusi kelompok sesuai model Jigsaw keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan, 8 Mengelola kelas keterampilan mengelola kelas, 9 Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusi keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, 10 Memberi penguatan kepada siswa keterampilan memberi penguatan, 11 Membimbing siswa menyimpulkan
materi keterampilan
menutup pelajaran,
12 Memberikan
evaluasi keterampilan menutup pelajaran.
2.1.3.2. Aktivitas Siswa Siswa merupakan unsur penentu dalam proses pembelajaran. Tujuan yang
harus dicapai dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa. Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari segala aktivitas belajar yang dilakukan siswa.
Menurut Hamdani 2011:137 aktivitas belajar learning activity adalah
perubahan aktivitas jiwa yang diperoleh dalam proses pembelajaran dari kegiatan mengamati, mendengarkan, menanggapi, berbicara, kegiatan menerima, dan
kegiatan merasakan. Secara terperinci Paul B.Diedrich menggolongkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran menjadi delapan kelompok sebagai berikut Sardiman,2011:101 :
1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan melihat pekerjaan orang lain.
2 Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. 3
Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4 Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin. 5
Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6
Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksimodel, mereparasi, bermain, berkebun, dan
beternak. 7
Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8 Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Dalam bukunya, Hamalik 2013:172 juga mengemukakan ada 8 aktivitas siswa, yaitu:
1 Aktivitas visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran, dan mengamati orang bekerja atau bermain.Aktivitas lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
2 Aktivitas mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 3 Aktivitas menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
4 Aktivitas menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
5 Aktivitas metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 6 Aktivitas mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor- faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
7 Aktivitas emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu, aktivitas visual, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas
menggambar, aktivitas mental, aktivitas emosional, aktivitas lisan, aktivitas metrik.
Adapun indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model Jigsaw dengan media Flipchart meliputi: 1 Kesiapan mengikuti pembelajaran
aktivitas emosional, 2 Menanggapi apersepsi aktivitas lisan dan aktivitas mental, 3 Menyimak informasi tujuan pembelajaran aktivitas mendengarkan
dan aktivitas menulis, 4 Menanggapi pertanyaan aktivitas visual dan aktivitas lisan, 5 Memperhatikan penjelasan materi melalui media Flipchart aktivitas
mendengarkan, visual dan menulis, 6 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai model Jigsaw aktivitas mental, emosional, menulis, dan mendengarkan, 7
Keaktifan siswa dalam pembelajaran aktivitas lisan dan aktivitas emosional, 8 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok aktivitas lisan, mental, dan
mendengarkan, 9 Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap pembelajaran aktivitas emosional, 10 Menyimpulkan materi pembelajaran aktivitas mental,
mendengarkan,dan lisan, 11 Mengerjakan soal evaluasi aktivitas menulis dan aktivitas mental.
2.1.3.3.Hasil Belajar Keterampilan guru serta aktivitas siswa yang berkembang dalam
pembelajaran akan menghasilkan nilai, perilaku siswa, peningkatan prestasi. Hal tersebut pertanda hasil belajar siswa mengalami perubahan secara optimal.
Ada beberapa pengertian tentang hasil belajar menurut para ahli salah satunya yaitu Suprijono 2012:5 mengemukakan hasil belajar adalah pola
perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut Susanto 2012:5 hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar secara lebih ringkas hanya mencakup tiga aspek,yaitu: aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bloom
dalam Rifa’i dan Anni, 2011:86-91 bahwa tiga taksonomi yang disebut sebagai ranah belajar, yaitu: ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif
affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoricdomain. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
psikologi serta berkembangnya tuntutan komunitas pendidikan, David R. Kratwohl, salah seorang anggota tim Bloom, mengajukan revisi taksonomi ini.
Hasil revisi taksonomi semua tingkatan dalam aspek kognitif yang mulanya kata benda diubah menjadi kata kerja yakni yang asalnya pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Domain aspek afektif
meliputi: penerimaan, merespons, menghargai, mengorganisasimengatur diri, dan karakterisasi nilai atau pola hidup. Sedangkan aspek psikomotorik meliputi
keterampilan meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan keterampilan naturalisasi Sanjaya,2008:128-132.
Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, keterampilan yang diperoleh setelah melalui
kegiatan belajar. Hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian dalam pembelajaran IPA menggunakan model Jigsaw dengan
media Flipchart ini ketiga ranah tersebut akan diamati akan diamati. Pada penelitian ini, penilaian hasil belajar kognitif didasarkan pada hasil
tes di akhir pembelajaran pada mata pelajaran IPA. Indikator hasil
belajar kognitif siswa yang diukur saat pembelajaran IPA melalui model Jigsaw dengan
media Flipchart mencakup ranah kognitif diantaranya:1 menyebutkan 4 faktor penyebab perubahan lingkungan, 2 menganalisis manfaat berbagai faktor
penyebab kerusakan lingkungan, 3 menganalisis kerugian berbagai faktor penyebab kerusakan lingkungan, 4 menjelaskan angin, hujan, cahaya matahari,
dan gelombang air laut sebagai penyebab perubahan lingkungan fisik, 5 mengidentifikasi berbagai dampak perubahan lingkungan terhadap daratan, 6
menjelaskan berbagai dampak perubahan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 7 mengidentifikasi penyebab berbagai kerusakan lingkungan, 8
menganalisis dampak yang ditimbulkan erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 9 menjelaskan cara mencegah erosi, 10 menjelaskan cara mencegah abrasi, 11
mendeskripsikan cara mencegah banjir, 12 mendeskripsikan cara mencegah longsor. Ketuntasan hasil belajar kognitif pada penelitian ini secara klasikal
sebesar 80 dengan KKM ≥68.
Pada penilaian hasil belajar afektif atau sikap dilakukan melalui observasi ketercapaian karakter siswa. Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam
melalui pengamatan ketercapaian karakter dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pengamatan terhadap sikap dan
perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: rasa ingin tahu,
kerjasama, berani, percaya diri, dan tanggung jawab. Pada penilaian hasil belajar psikomotorik atau keterampilan siswa diambil
dari hasil pengamatan guru terhadap keterampilan siswa ketika berdiskusi kelompok menggunakan model Jigsaw pada pembelajaran IPA, dimana
pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian keterampilan siswa dengan indikator sebagai berikut : 1
Berkelompok sesuai arahan guru, 2 Melaksanakan percobaan bersama kelompok ahli, 3 Melaksanakan
diskusi bersama kelompok ahli tentang hasil percobaan, 4 Bertukar informasi bersama kelompok asal, 5 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
2.1.4. Pembelajaran IPA