Kualitas Pembelajaran KAJIAN TEORI

Dari uraian komponen pembelajaran tersebut peneliti berpendapat bahwa tujuan,subjek belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung tanpa adanya komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

2.1.2. Kualitas Pembelajaran

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu berkualitas bagi setiap warga negara. Menurut Hamdani 2011:194 kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektivan. Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Dalam mencapai efektivitas belajar ini, UNESCO 1996 menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu : a. Learning to know belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan ; b. Learning to do belajar untuk menguasai keterampilan; c. Learning to live together belajar untuk hidup bermasyarakat; d. Learning to be belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal. Penjelasan empat pilar pendidikan untuk mencapai efektivitas belajar antara lain: 1 learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami subtansi yang dipelajarinya, 2 learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target belajar adalah adanya proses melakukan atau proses berbuat, 3 learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu berkelompok, 4 learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya Anitah dkk,2010:2.6. Menurut Daryanto 2011:59 tingkat pencapaian tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan memahami aspek-aspek efektivitas belajar yang meliputi: 1 peningkatan pengetahuan, 2 peningkatan keterampilan, 3 perubahan sikap, 4 perilaku, 5 kemampuan adaptasi, 6 peningkatan integrasi, 7 peningkatan partisipasi, dan 8 peningkatan interaksi kultural. Hal ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara efektif sehingga dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam membuat acuan kualitas pembelajaran. Depdiknas 2004:7 mengemukakan indikator pencapaian kualitas pembelajaran terdiri dari: 1 perilaku pembelajaran guru teacher’s behavior; 2 perilaku dan dampak belajar siswa student’s behavior; 3 iklim pembelajaran learning climate; 4 materi pembelajaran; 5 media pembelajaran; dan 6 sistem pembelajaran. Dalam pembelajaran sebaiknya melaksanakan indikator-indikator kualitas pembelajaran tersebut agar dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dalam pembelajaran dapat dilihat dari keterampilan guru saat mengajar, aktivitas siswa dalam pembelajaran serta hasil belajar yang dicapai. Oleh karena itu peneliti memprioritaskan indikator yang berkaitan dengan perilaku pembelajaran yang tercermin dalam keterampilan guru dalam mengajar, aktivitas siswa yang nampak, dan hasil belajar yang diterapkan sebagai variabel penelitian. Berikut akan diuraikan mengenai ketiga indikator tersebut: 2.1.3.1. Keterampilan Guru Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Anitah,dkk 2010:7.1 menyatakan bahwa kompetensi pedagogis berkenaan dengan kemampuan mengelola pembelajaran dalam rangka mengaktualisasi berbagai kompetensi siswa. Agar dapat melaksanakan pembelajaran, guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru. Menurut Rusman 2011:80-92 keterampilan dasar mengajar guru meliputi 9 keterampilan yaitu : 1. Keterampilan membuka pelajaran Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan Mulyasa, 2013:84. Komponen membuka pelajaran menurut Usman dalam Rusman 2011:81 antara lain: 1 menarik perhatian siswa; 2 menimbulkan motivasi; 3 memberi acuan; dan 4 memberikan apersepsi memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. 2. Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawabanbalikan dari orang lain. Keterampilan bertanya memainkan peranan penting, karena pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat akan berdampak positif terhadap aktivitas dan kreativitas siswa. Setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa perlu dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir Rusman, 2011:82. Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2 yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen: 1 pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat; 2 pemberian acuan; 3 pemusatan; 4 pemindah giliran; 5 penyebaran; 6 pemberian waktu berpikir; dan 7 pemberian tuntutan. Sedangkan komponen keterampilan bertanya lanjut meliputi; 1 pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan; 2 pengaturan urutan pertanyaan; 3 penggunaan pertanyaan pelacak; dan 4 peningkatan terjadinya interaksi Anitah,dkk 2010:7.8. 3. Keterampilan Memberi Penguatan Pemberian penguatan dapat dilakukan dalam bentuk penguatan verbal diungkapkan dengan kata-kata langsung maupun nonverbal diungkapkan dengan gerak. Reinforcement berarti memberikan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran. Ada empat cara dalam memberikan penguatan, yaitu: a Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya. b Penguatan kepada kelompok siswa. Caranya dengan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik. c Pemberian penguatan dengan cara segera. d Variasi dalam penggunaan. Pemberian penguatan yang sama akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan kurang efektif Rusman,2011:84- 85 4. Keterampilan mengadakan variasi Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan Mulyasa, 2013:78. Komponen keterampilan mengadakan variasi pembelajaran dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut: 1 variasi dalam gaya mengajar; 2 variasi pola interaksi dan kegiatan; dan 3 variasi penggunaan media pembelajaran Anitah,dkk 2010:7.40. 5. Keterampilan menjelaskan Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa transfer of knowledge. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi kepada siswa secara profesional. Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan diantaranya adalah: 1 keterkaitan dengan tujuan, 2 relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa, 3 kebermaknaan, 4 dinamis, 5 penjelasan dilakukan dalam pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup Rusman, 2011:86-88. 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah kemampuan guru untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan pemecahan masalah. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok, yaitu: 1 memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi; 2 memperjelas permasalahan diskusi; 3 menganalisis pandangan siswa; 4 meningkatkan urunan siswa; dan 5 memberikan kesempatan untuk berpartisipasi Rusman, 2011:89. 7. Keterampilan Mengelola Kelas Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal. Definisi ini menekankan kemampuan guru dalam menvegah terjadinya gangguan sehingga kondisi belajar yang optimal dapat tercipta dan terpelihara, serta menangani gangguan yang muncul sehingga kondisi belajar yang terganggu dapat dikembalikan ke kondisi optimal. Komponen- komponen dalam pengelolaan kelas yaitu : a Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal prefentif meliputi: menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk- petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan b Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal represif meliputi: modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Anitah,dkk 2010:8.36. 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai kegiatan guru dalam konteks pembelajaran yang mengorganisasi kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil, maupun perorangan sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Komponen yang perlu diperhatikan dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan antara lain: 1 keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; 2 keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; 3 keterampilan membimbing dan memudahkan belajar; dan 4 keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran Anitah,dkk 2010:8.52-8.62. 9. Keterampilan Menutup Pelajaran Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Komponen menutup pelajaran meliputi: a. Meninjau kembali Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan dengan cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. b. Mengevaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta melalui pembelajaran. c. Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik Mulyasa,2013:84-88. Peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai modal agar proses belajar mengajar mencapai keberhasilan. Keterampilan mengajar meliputi: keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar perorangan dan keterampilan menutup pelajaran. Seorang guru harus mampu menguasai keterampilan dasar mengajar tersebut agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat terlaksana dengan kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal. Sembilan keterampilan dasar mengajar guru yang telah dipaparkan di atas dijadikan acuan peneliti dalam merumuskan indikator pengamatan sebagai instrumen pengamatan keterampilan guru dengan cara mengimplementasikan sembilan keterampilan tersebut ke dalam sintaks dari model Jigsaw dengan media Flipchart pada pembelajaran IPA. Beberapa indikator keterampilan guru yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Melaksanakan pra pembelajaran keterampilan membuka pelajaran, 2 Melaksanakan apersepsi keterampilan membuka pelajaran, 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mendeskripsikan logistik yang diperlukan dalam pembelajaran keterampilan membuka pelajaran, 4 Mengajukan pertanyaan melalui media Flipchart keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, 5 Menyampaikan materi pembelajaran menggunakan media Flipchart keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, 6 Membimbing pembentukan kelompok dan mendefinisikan tugas kelompok keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 7 Membimbing siswa melakukan diskusi kelompok sesuai model Jigsaw keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, 8 Mengelola kelas keterampilan mengelola kelas, 9 Membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 10 Memberi penguatan kepada siswa keterampilan memberi penguatan, 11 Membimbing siswa menyimpulkan materi keterampilan menutup pelajaran, 12 Memberikan evaluasi keterampilan menutup pelajaran. 2.1.3.2. Aktivitas Siswa Siswa merupakan unsur penentu dalam proses pembelajaran. Tujuan yang harus dicapai dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa. Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari segala aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Menurut Hamdani 2011:137 aktivitas belajar learning activity adalah perubahan aktivitas jiwa yang diperoleh dalam proses pembelajaran dari kegiatan mengamati, mendengarkan, menanggapi, berbicara, kegiatan menerima, dan kegiatan merasakan. Secara terperinci Paul B.Diedrich menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi delapan kelompok sebagai berikut Sardiman,2011:101 : 1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan melihat pekerjaan orang lain. 2 Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. 3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4 Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5 Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6 Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksimodel, mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8 Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup. Dalam bukunya, Hamalik 2013:172 juga mengemukakan ada 8 aktivitas siswa, yaitu: 1 Aktivitas visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang bekerja atau bermain.Aktivitas lisan oral Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 2 Aktivitas mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 3 Aktivitas menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 4 Aktivitas menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola. 5 Aktivitas metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 6 Aktivitas mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor- faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 7 Aktivitas emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu, aktivitas visual, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas mental, aktivitas emosional, aktivitas lisan, aktivitas metrik. Adapun indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model Jigsaw dengan media Flipchart meliputi: 1 Kesiapan mengikuti pembelajaran aktivitas emosional, 2 Menanggapi apersepsi aktivitas lisan dan aktivitas mental, 3 Menyimak informasi tujuan pembelajaran aktivitas mendengarkan dan aktivitas menulis, 4 Menanggapi pertanyaan aktivitas visual dan aktivitas lisan, 5 Memperhatikan penjelasan materi melalui media Flipchart aktivitas mendengarkan, visual dan menulis, 6 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai model Jigsaw aktivitas mental, emosional, menulis, dan mendengarkan, 7 Keaktifan siswa dalam pembelajaran aktivitas lisan dan aktivitas emosional, 8 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok aktivitas lisan, mental, dan mendengarkan, 9 Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap pembelajaran aktivitas emosional, 10 Menyimpulkan materi pembelajaran aktivitas mental, mendengarkan,dan lisan, 11 Mengerjakan soal evaluasi aktivitas menulis dan aktivitas mental. 2.1.3.3.Hasil Belajar Keterampilan guru serta aktivitas siswa yang berkembang dalam pembelajaran akan menghasilkan nilai, perilaku siswa, peningkatan prestasi. Hal tersebut pertanda hasil belajar siswa mengalami perubahan secara optimal. Ada beberapa pengertian tentang hasil belajar menurut para ahli salah satunya yaitu Suprijono 2012:5 mengemukakan hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut Susanto 2012:5 hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar secara lebih ringkas hanya mencakup tiga aspek,yaitu: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bloom dalam Rifa’i dan Anni, 2011:86-91 bahwa tiga taksonomi yang disebut sebagai ranah belajar, yaitu: ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoricdomain. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi serta berkembangnya tuntutan komunitas pendidikan, David R. Kratwohl, salah seorang anggota tim Bloom, mengajukan revisi taksonomi ini. Hasil revisi taksonomi semua tingkatan dalam aspek kognitif yang mulanya kata benda diubah menjadi kata kerja yakni yang asalnya pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Domain aspek afektif meliputi: penerimaan, merespons, menghargai, mengorganisasimengatur diri, dan karakterisasi nilai atau pola hidup. Sedangkan aspek psikomotorik meliputi keterampilan meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan keterampilan naturalisasi Sanjaya,2008:128-132. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, keterampilan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian dalam pembelajaran IPA menggunakan model Jigsaw dengan media Flipchart ini ketiga ranah tersebut akan diamati akan diamati. Pada penelitian ini, penilaian hasil belajar kognitif didasarkan pada hasil tes di akhir pembelajaran pada mata pelajaran IPA. Indikator hasil belajar kognitif siswa yang diukur saat pembelajaran IPA melalui model Jigsaw dengan media Flipchart mencakup ranah kognitif diantaranya:1 menyebutkan 4 faktor penyebab perubahan lingkungan, 2 menganalisis manfaat berbagai faktor penyebab kerusakan lingkungan, 3 menganalisis kerugian berbagai faktor penyebab kerusakan lingkungan, 4 menjelaskan angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut sebagai penyebab perubahan lingkungan fisik, 5 mengidentifikasi berbagai dampak perubahan lingkungan terhadap daratan, 6 menjelaskan berbagai dampak perubahan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 7 mengidentifikasi penyebab berbagai kerusakan lingkungan, 8 menganalisis dampak yang ditimbulkan erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 9 menjelaskan cara mencegah erosi, 10 menjelaskan cara mencegah abrasi, 11 mendeskripsikan cara mencegah banjir, 12 mendeskripsikan cara mencegah longsor. Ketuntasan hasil belajar kognitif pada penelitian ini secara klasikal sebesar 80 dengan KKM ≥68. Pada penilaian hasil belajar afektif atau sikap dilakukan melalui observasi ketercapaian karakter siswa. Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan ketercapaian karakter dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: rasa ingin tahu, kerjasama, berani, percaya diri, dan tanggung jawab. Pada penilaian hasil belajar psikomotorik atau keterampilan siswa diambil dari hasil pengamatan guru terhadap keterampilan siswa ketika berdiskusi kelompok menggunakan model Jigsaw pada pembelajaran IPA, dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian keterampilan siswa dengan indikator sebagai berikut : 1 Berkelompok sesuai arahan guru, 2 Melaksanakan percobaan bersama kelompok ahli, 3 Melaksanakan diskusi bersama kelompok ahli tentang hasil percobaan, 4 Bertukar informasi bersama kelompok asal, 5 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

2.1.4. Pembelajaran IPA

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

2 16 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 SEMARANG

3 21 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TREFFINGER BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

4 63 491

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

26 122 280

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 23 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332

PENINGAKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

3 43 225