Model Pembelajaran Jigsaw KAJIAN TEORI

Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk berbicara dengan orang lain, menjalin persahabatan yang potensial, mengenal orang yang dapat memberi nasihat atau informasi, dan dikenal orang lain. Melalui pendekatan scientific, siswa diajak untuk membangun pengetahuannya sendiri. Selain itu, siswa berusaha menjawab rasa ingin tahunya melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan saat pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan scientific adalah suatu pendekatan yang berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa sehingga belajar menjadi lebih bermakna.

2.1.7. Model Pembelajaran Jigsaw

2.1.7.1.Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal Isjoni 2011: 77. Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya, sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini dilandasi oleh teori belajar humanistik menjelaskan bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya Hamdayama,2014:87. Dalam model Jigsaw, guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponensubtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang. Siswa-siswi ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu, siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi yang tugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus meguasai topik secara keseluruhan Rusman, 2011:217. Sesuai uraian, model Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk aktif dan meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran. Dalam model Jigsaw tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Jadi dalam pembelajaran menggunakan model Jigsaw siswa-siswi ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya dan merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. 2.1.7.2.Langkah-langkah Model Jigsaw Dalam model pembelajaran Jigsaw terdapat kelompok ahli dan kelompok asal.Kelompok asal adalah kelompok awal yang terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli. Sedangkan kelompok ahli adalah kelompok yang terdiri dari anggota berbagai kelompok asal yang diberi penugasan yang sama kemudian kelompok ahli bertugas mendalami materi bagiannya lalu menjelaskan pada kelompok asal.Dengan demikian setiap siswa dalam kelompok dapat menguasai keseluruhan materi. Berikut ini diuraikan langkah-langkah model Jigsaw menurut Rusman 2011:218 adalah sebagai berikut : 1. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang kelompok asal 2. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda 3. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli 4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai 5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 6. Pembahasan 7. Penutup 2.1.7.3. Kelebihan Model Jigsaw Menurut Rusman 2011:218 dalam model Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Sehingga dalam penerapan model Jigsaw memiliki banyak kelebihan. Berikut ini kelebihan model pembelajaran Jigsaw menurut Hamdayama 2014:89. a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan diantaranya meningkatkan keaktifan siswa karena dalam model ini siswa memiliki banyak kesempatan berpendapat sehingga keterampilan berkomunikasi siswa meningkat, tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran meningkat, dan pemerataan materi dapat dicapai dalam waktu yang singkat.

2.1.8. Media Flipchart

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

2 16 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 SEMARANG

3 21 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TREFFINGER BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

4 63 491

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

26 122 280

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 23 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332

PENINGAKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI KOTA SEMARANG

3 43 225