BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini
1. Oven Memmert
2. Hot plate Stirer Thermolyne
3. Ayakan Sieve-shaker -
4. Particle Size Analyzer Beckman Coulter
5. Fourier Transform Infrared Spectroscopy Shimadzu FTIR
6. Two roll Mill Shinko
7. Alat Cetak Tekan -
8. Seperangkat Alat Mooney Viscosity Wallace
9. Seperangkat alat Uji Tarik ASTM D-638 Type V
10. Seperangkat alat XRD Philips Analytical
11. Seperangkat alat SEM MFGSC-2DE
12. Seperangkat alat TGA Shimadzu TGADTA
Analyzer DTG-60 13. Spektrofotometer FT-IR
Shimadzu 14. Ultrasonicbath
Kudos 15. Ball Milling
HEM-E3D 16. Desikator
- 17. Neraca Analitik
Ohauss 18. Kertas Saring
- 19. Termometer
Fisons
3.2 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
1. Bentonit 2. Sodium Dodesil Sulfat SDS
Merck 3. Cetiltrimetilamonium Bromida CTAB
Merck
Universitas Sumatera Utara
4. Polietilen Glikol PEG Mr=1000grmol Merck
5. Karet Alam SIR 10 6. ZnO
p.a Merck
7. Asam Stearat p.a
Merck 8. MBT
p.a Merck
9. Sulfur p.a
Merck
3.3 Prosedur Penelitian 3. 3. 1 Proses Preparasi Lempung Bentonit
Sampel bentonit diambil dari daerah Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Sampel bentonit digerus dalam bentuk bubuk halus sehingga lolos
pada mata ayakan 250 mesh. Kemudian sampel bentonit ini dipanaskan pada suhu 105
o
C selama 2 jam di dalam oven dan setelah itu didinginkan dan ditimbang. Perlakuan yang sama dilakukan sampai didapat berat bentonit yang konstan.
Metode fraksinasi bentonit dilakukan dengan cara sedimentasi: Suspensi bentonit dibuat dengan menimbang sebanyak 40 gram bentonit dan dimasukkan ke dalam 2 L
air demineral. Suspensi bentonit selanjutnya diberi gelombang ultrasonic selama 15 menit dengan daya 750 watt pada suhu kamar. Kemudian suspensi dibiarkan ditempat
yang datar serta dijauhkan dari segala getaran. Endapan yang terjadi dalam 15 menit diambil dengan cara menuang suspensi melayang ke wadah yang lain. Endapan ini
diberi kode dengan F1 fraksi 1. Fraksi yang melayang ini diaduk kembali 10 putaran dengan batang pengaduk
dan dibiarkan. Endapan terbentuk dalam 3 hari diambil dengan cara yang sama sebelumnya. Fraksi ini disebut F2 fraksi 2. Fraksi melayang kembali diaduk 10
putaran dengan batang pengaduk dan dibiarkan. Endapan yang terbentuk dalam 1 minggu diberi kode F3 fraksi 3. Sedangkan fraksi melayang setelah satu minggu
airnya diuapkan, endapan yang diperoleh diberi kode F4 fraksi 4. Masing-masing fraksi F1, F2, F3 dan F4 dikeringkan dalam oven pada suhu
105
o
C selama 3 jam, kemudian digerus hingga mencapai ukuran butir lolos dengan
Universitas Sumatera Utara
mata ayakan 250 mesh. Fraksi-fraksi ini disimpan dalam desikator. Masing-masing fraksi di karakterisasi meliputi; karakterisasi fasa dilakukan dengan teknik difraksi
sinar X pada rentang sudut pengukuran 5
o
sampai dengan 45
o
dengan target Cu- Kα
= 0,154Å menggunakan X-Ray Difractometer XD-610, Shimadzu di Laboratorium Puspitek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong.
3. 3. 2 Pembuatan Nanopartikel Bentonit
Bentonit dimasukkan 25 gr sampel kedalam wadah penggiling dan ditambahkan akuades 100 ml. Kemudian dimasukkan 500 gram bola-bola penggiling dan
dimasukkan wadah penggiling kedalam alat high-energy ball milling dan di tumbuk selama 30 jam.
Uji Particel Size Analyzer PSA dilakukan dengan melarutkan 2 gr sampel dengan 20 ml akuades dalam gelas kimia dan diaduk dengan magnetic stirrer
pada kecepatan 400 rpm selama 5 menit, kemudian sampel dimasukkan kedalam kuvet. Selanjutnya kuvet dimasukkan kedalam alat PSA untuk diukur ukuran
partikelnya.
3. 3. 3 Proses Preparasi Bentonit menjadi Organo-Bentonit
Nanopartikel bentonit ditimbang sebanyak 20 gram ditambahkan dengan 500 ml H
2
O, dilakukan pengadukan dan dipanaskan pada suhu 80
o
C selama 1 jam, selanjutnya ditambahkan Cetiltrimetilammonium Bromida CTAB 2,5 M yang telah dilarutkan
dengan 20 ml H
2
O dengan cara dipanaskan terlebih dahulu dan diaduk lagi 1 jam berikutnya.
Campuran ini kemudian disaring, residunya dicuci dengan air panas secara berulang-ulang sehingga didapat filtrat yang jernih. Selanjutnya residu ini dikeringkan
dalam oven 60
o
C selama dua hari. Kemudian ditimbang sampai berat konstan. Bentonit ini diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 250 mesh. Perlakuan yang
sama kembali dilakukan dengan menggunakan surfaktan Sodium Dodesil Sulfat SDS dan Polietilen Glikol PEG. Kemudian karakterisasi organo-bentonit dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan teknik difraksi sinar X menggunakan X-Ray Difractometer dan dilihat spektrumnya dengan alat FTIR.
3. 3. 4 Mastikasi Karet Alam
Karet Alam SIR 10 di giling dengan two roll mill ketebalan 1,6-1,8 mm selama 2, 4, 6, 8, dan 10 menit. Karet alam yang telah di giling diukur viskositasnya dengan alat
Mooney Viscosity. Setelah diketahui viskositasnya dapat ditentukan waktu mastikasi optimum.
3. 3. 5 Pengujian Viskositas Karet Alam Termastikasi
Sampel digiling dengan celah roll 1,65 mm. Kemudian lembaran sampel diambil 2 buah potongan uji dengan menggunakan alat pemotong khusus sehingga ukuran
diameter sama dengan diameter rotor. Alat viskometer dihidupkan sekurang- kurangnya 1 jam untuk pemanasan. Kemudian dihidupkan kompressor dan dibuka
krannya hingga tekanan mancapai 75 psi. Plat stator atas ditutup dengan menekan kedua tombol hijau sampai lampu indikator menyala. Kemudian dihidupkan kontrol
heater pada posisi on dan boost heater pada posisi on. Regulator diatur sehingga suhu stator atas dan stator bawah stabil pada 100±0,5°C. Stator atas dibuka dengan
menekan tombol merah. Rotor digunakan untuk pengujian karet mentah yang kemudian dimasukan kedalam lubang yang terdapat pada stator bawah. selanjutnya
ditutup kembali stator atas. Kemudian ditunggu selama 5-10 menit sampai suhu stabil kembali. Motor dijalankan dan diperiksa titik 0 pada skala mikrometer. Plat stator atas
dibuka dengan menekan tombol merah kemudian rotor dikeluarkan dengan menekan handle kebawah dan digunakan sarung tangan untuk mengambil rotor yang panas
tersebut. Sampel karet ditusukkan ke rotor pertama yang telah diberi Iubang dengan gunting atau alat lain, kemudian rotor bersama dengan sampel karet dimasukan ke
stator bawah. Sampel kedua diletakkan tepat diatas rotor. Kemudian ditutup stator atas dan setelah tertutup stopwatch dijalankan. Setelah tepat satu menit motor dijalankan.
Nilai viskositas dibaca pada alat penunjuk setelah 4 menit menit ke 5. Motor
dimatikan kemudian buka stator atas dan rotor beserta sampel karet dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
Bila mikrometer menunjukkan skala mis : 63, maka nilai viskositas mooney dilaporkan sebagai berikut :
………………..3.1 Dimana:
Angka Viskositas Mooney M Ukuran Rotor yang digunakan untuk karet mentah L
Waktu pemanasan pendahuluan pre-heating selama satu menit 1. Waktu pengujian selama empat menit 4 .
Suhu pengujian I00 ° C
3. 3. 6 Pembuatan Nanokomposit Karet Alam-Bentonit
Karet alam ditimbang sebanyak 100 phr, kemudian digiling dengan two-roll mill selama 8 menit. Selanjutnya Asam Stearat 0,5 phr selama 1 menit, lalu ditambahkan
Zinc Oksida 6 phr selama 1 menit. Ditambahkan nanopartikel bentonit 0, 1, 3, 5, 7, dan 9 phr selama 1 menit. Ditambahkan MBT 0,5 phr dan Sulfur 3,5 phr selama 1
menit. Selanjutnya campuran dikompres dengan menggunakan hot press pada suhu 150
o
C selama 15 menit dan didinginkan pada suhu kamar. Kompon yang dihasilkan dikarakterisasi sifat mekaniknya dengan Uji Tarik Tensile Strength dan Uji
Kestabilan Termal Thermogravymetric Analysis dan dilihat morfologinya dengan Spektroskopi Pemindai Elektron SEM serta difraksi sinar X-nya dengan alat X Ray
Diffraction.
3. 4 Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam-Bentonit 3. 4. 1 Uji Tarik
Film hasil spesimen dibuat dengan ketebalan 2 mm dan dipotong membentuk spesimen dengan Standard ASTM D 638 Tipe V, seperti Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Gambar Spesimen Uji Tarik
Kedua ujung spesimen dijepit pada alat kemuluran kemudian dicatat perubahan panjang mm berdasarkan besar kecepatan 50 mmmenit Yazdani, 2000. Dicatat
harga tegangan maksimum F
maks
dan regangannya. Data pengukuran regangan diubah menjadi kuat tarik
t
dan kemuluran . Harga kemuluran bahan dihitung dengan menggunakan rumus persamaan 5 di
bawah ini : Kemuluran
…..........………3.2 Dimana : l
– lo = harga stroke ; lo = panjang awal Nilai kekuatan tarik bahan dihitung dengan persamaan berikut :
Kekuatan tarik Kgfmm
2
= ………3.3
Dimana : A = luas permukaan yang mendapat beban.
3. 4. 2 Uji Kestabilan Thermal TGA Thermal Gravimetric Analysis
TGA merupakan suatu teknik mengukur perubahan jumlah dan laju berat dari material sebagai fungsi dari temperatur atau waktu dalam atmosfer yang terkontrol. Pengukuran
63,5 mm
21,5 mm 15 mm
3,18 mm
9,53 mm
21 mm
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menentukan komposisi material dan memprediksi stabilitas termalnya pada temperatur mencapai 1000
o
C. Teknik ini dapat mengkarakterisasi material yang menunjukkan kehilangan atau pertambahan berat akibat dekomposisi, oksidasi atau
dehidrasi.
3.4.3 Analisis Permukaan Spesimen dengan Spektroskopi Pemindai Elektron SEMScanning Electron Microscopy
Analisis SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morfologi dari film yang dihasilkan.
Hasil analisis SEM dapat kita lihat rongga – rongga hasil pencampuran nano-
organobentonit dengan karet alam. Informasi dari analisa ini akan mendapatkan gambaran seberapa baik bahan
– bahan tersebut bercampur. 3. 4. 4 Analisis Difraksi Sinar-X XRD
Analisis difraksi sinar-X XRD pada nanokomposit karet alam-organobentonit dilakukan dengan alat Difraktometer PW1710 BASED dengan tabung anoda Cu.
Analisis XRD bertujuan untuk mengetahui bentuk kristal material. Perubahan dalam intensitas yang terdifraksi diukur, direkam, dan diplot terhadap sudut difraksi 2 .
Analisis menggunakan XRD memungkinkan untuk menentukan struktur kristal,
analisis fase kuantitatif dan kualitatif, ukuran kristal, maupun perhitungan kisi – kisi
dari suatu material.
Universitas Sumatera Utara
← Dipanaskan suhu 105 C selama 2 jam
← Didinginkan ← Prosedur yang sama diulangi sampai
berat konstan ← Disimpan dalam desikator
← Disimpan dalam desikator
← Dimasukkan ke 2 L air demineral
← Diberi gelombang Ultrasonik 15 menit, 750 watt, suhu kamar
← Diendapkan 15 menit
← Diputar 10 putaran ← Diendapkan 3 hari
← Diputar 10 putaran ← Diendapkan 7 hari
← Diendapkan 7 hari, diuapkan
3. 5 Bagan Penelitian 3.5.1 Preparasi Lempung Bentonit
Bentonit 200 mesh
Bentonit 40 gr
Suspensi Bentonit
Suspensi MMT
Suspensi Melayang
Endapan Fraksi-1
Suspensi Melayang
Endapan Fraksi-2
Suspensi Melayang
Endapan Fraksi-3
Endapan Fraksi-4 F-4
← Dikeringkan 105 C, 3 jam
← Digerus ← Diayak 200 mesh
Analisis XRD
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Pembuatan Nanopartikel Bentonit
Bentonit
Nano Bentonit
Nanopartikel Bentonit
Dianalisis dengan Partikel Size Analyzer
Ditumbuk dalam alat Ball Milling
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Proses Preparasi Lempung Bentonit Menjadi Organo-Bentonit
20 gram Nanopartikel Bentonit
ditambahkan 500 ml H
2
O diaduk dan dipanaskan pada
suhu 80
o
C selama 1 jam ditambahkan Cetiltrimetylamonium
Bromida yang telah dilarutkan dengan H
2
O dengan cara dipanaskan terlebih dahulu.`
Campuran
Filtrat Residu
Disaring
Organo-bentonit
Organo-bentonit 250 mesh Dianalisa dengan XRD dan
FTIR
Dikeringkan di oven 60
o
C, 48 jam berat konstan
Digerus dan diayak 250 mesh
Universitas Sumatera Utara
3. 5.4. Proses Mastikasi Karet Alam
3. 5. 5. Pembuatan Nanokomposit Karet AlamOrganobentonit
Karet Alam 100 gram digiling dengan two roll mil selama 8 menit
+ As. Stearat 2 phr
+ nanobentonit 0, 1, 3, 5, 7, 9 phr 1 menit
1 menit
1 menit + MBT 0,5 phr dan
Sulfur 3,5 phr
NANOKOMPOSIT KARET ALAMBENTONIT
+Zinc Oksida 6 phr 0,5
menit
Karet alam SIR 10 Dimastikasi dengan two roll mill dengan
variasi waktu 0, 2, 4, 6,8 dan 10 menit, dengan ketebalan 1,6- 1,8 mm
Diukur viskositas
dikompres dengan hot press
Uji Tarik Uji TGA
Uji XRD Uji SEM
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN