1. 6 Interkalasi Bentonit Meningkatkan interaksi antara lempung dan matriks Utracki, 2004.

pemutusan ikatan dan substitusi dalam struktur kristal. Pemutusan ikatan di sekitar sudut satuan silika-alumina dalam montmorilonit akan menimbulkan ketidakseimbangan muatan permukaan. Substitusi Al 3+ untuk Si 4+ dalam lembar tetrahedral dan substitusi ion-ion valensi lebih rendah, terutama Mg 2+ untuk Al 3+ dalam lembar oktahedral menghasilkan muatan yang tidak seimbang pada satuan struktur montmorilonit Galimberti, 2011. Tabel 2.2 Harga Rata-Rata Kapasitas Tukar Kation Jenis Mineral KTK mek100 gram Montmorillonit 80-120 Hektorit 120 Saponit 85 Vermikulit 150 Kaolinit 3-15 Sepiolit-palygorskit 20-30 Allophan 25 Imogolit 17-40 Sumber: Galimberti, 2011

2. 1. 6 Interkalasi Bentonit

Salah satu kekurangan clay adalah sifatnya yang hidrofilik sehingga dapat menyebabkan aglomerasi mineral clay dalam matriks polimer yang bersifat hidrofobik. Kekurangan ini dapat diatasi dengan menginterkalasikan kation organik seperti asam amino atau alkil amonium membentuk organoclay yang bersifat hidrofobik. Peningkatkan basal spacing setelah proses interkalasi juga dapat meningkatkan kemampuan difusi polimer atau prekursor polimer ke dalam interlayer clay. Interkalasi didasari atas pertukaran kation yang terdapat pada antar lapis lempung, seperti Na + , K + , dan Ca 2+ . Interkalasi ke dalam struktur lempung mengakibatkan peningkatan luas permukaan, basal spacing jarak dasar antar lapis silikat montmorillonit, dan keasaman permukaan yang berpengaruh terhadap daya adsorpsinya. Proses interkalasi ini dapat mengakibatkan pori-pori lempung semakin besar dan homogen, antar Universitas Sumatera Utara lapisnyapun menjadi lebih stabil daripada sebelum diinterkalasi. Skema terjadinya proses interkalasi ditunjukkan dalam Gambar 2.3 Gatos, et.al, 2010. Tujuan dari interkalasi adalah untuk: 1. Memperluas jarak interlayer 2. Mengurangi interaksi solid-solid antara lempung

3. Meningkatkan interaksi antara lempung dan matriks Utracki, 2004.

Gambar 2.3 Skema dari: a clay dan b organo modified clay, dimana R dapat digantikan dengan komponen kimia lain Jenis nanokomposit yang terbentuk akibat interaksi polimer dengan lapisan silikat dapat dilihat dalam Gambar 2.4 Galimberti, et al, 2011. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Jenis-jenis komposit: a mikrokomposit, fase terpisah; b nanokomposit eksfoilasi ; c nanokomposit interkalasi; d nanokomposit interkalasi dan flokulasi Pada Gambar 2.4.a Clay termodifikasi tidak tersebar dalam matriks karet secara efisien. Terjadi penggumpalan dimana terjadi tumpukan lapisan clay. Hal ini biasa terjadi pada mikrokomposit. Nanokomposit Gambar 2. 5.b-d dengan adanya partikel clay dalam ukuran nano, penyebaran lempung dalam matriks jauh lebih efisien, dimana dapat terjadi lapisan tunggal ataupun berupa tumpukan dari beberapa lamella Galimberti et al, 2011 Lapisan silikat dari montmorillonit yang dapat diinterkalasi dan dieksfoliasi menjadikannya banyak digunakan sebagai pengisi nanokomposit diantaranya untuk meningkatkan sifat termal Leszczynska, 2007, penyerapan air, dan dapat mengurangi sifat flammabilitas dari nanokomposit tersebut Qin, et al, 2004, meningkatkan sifat mekanik Ding, et al., 2005 ; Kim dan Hoang, 2006; Sharma, 2009, meningkatkan sifat fire retardancy Wang, et al, 2011, dan meningkatkan derajat degradasi Shi, et al, 2007.

2. 2 Surfaktan

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

2 126 72

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

7 76 146

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam - Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 2 18

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Karet Alam/Monmorillonite Menggunakan Polietilen Glikol Sebagai Pemodifikasi Organik

0 0 13

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 36

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit - Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 7

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 1 20

Analisis dan Karakterisasi Pembuatan Nanokomposit Karet Alam/Bentonit dengan Glysidil Metacrilate

0 0 8