Peluang Kejadian Aturan Penjumlahan Aturan Perkalian Probabilitas Bersyarat

2. Irisan, yang disimbolkan dengan ∩ Untuk dua kejadian A dan B, irisan ruang hasil kejadian A dengan ruang hasil kejadian B adalah ruang hasil yang unsur-unsurnya terdiri dari unsur-unsur yang dimiliki oleh ruang hasil kejadian A dan juga dimiliki oleh kejadian B. Simbol untuk kejadian ini adalah: Contoh: Misalkan A = {a, e, i, o, u} dan B = {a, e}; maka A ∩ B = {i, o, u} Dalam percobaan tertentu tidak jarang didefinisikan dua kejadian A dan B yang tidak mungkin terjadi sekaligus. Kedua kejadian A dan B seperti itu dikatakan saling meniadakan atau saling terpisah mutually exclusive, dirumuskan sebagai: Kejadian A dan B saling meniadakan atau terpisah yakni, bila A dan B tidak memiliki unsur persekutuan. Contoh: Misalkan A = {a, b, c, d} dan B = {e, f}; maka A ∩ B = Ø.

2.2. Konsep Probabilitas

2.2.1. Peluang Kejadian

Untuk menentukan peluang suatu kejadian A, semua bobot titik sampel dalam A dijumlahkan. Jumlah ini dinamakan peluang A dan dinyatakan dengan PA. Jika A adalah suatu kejadian, maka probabilitas kejadian A dapat ditulis dengan: ≤ PA ≤ 1, PØ = 0, dan PT = 1 Contoh: Sebuah mata uang dilantunkan dua kali. Berapakah peluangnya bahwa paling sedikit muncul muka sekali? Jawab: Universitas Sumatera Utara Ruang sampel percobaan ini adalah: T = {MM, MB, BM, BB} Bila mata uang tersebut setangkup, maka tiap hasil mempunyai kemungkinan muncul yang sama. Karena itu tiap titik sampel diberi bobot b sehingga 4b = 1 atau b = 14. Bila A menyatakan kejadian bahwa paling sedikit satu muka muncul, maka: A = {MM, MB, BM} Dan, Bila ruang sampel suatu percobaan berisi unsur, dan masing-masing dapat terjadi dengan peluang yang sama, maka tiap titik mendapat peluang . Peluang setiap kejadian N yang berisi n dari ke N titik sample adalah nisbah dari banyaknya unsur di A dengan unsur di T. Teorema: Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang berkemungkinan sama, dan bila tepat sebanyak n dari hasil berkaitan dengan kejadian A, maka peluang kejadian A adalah: PA =

2.2.2. Aturan Penjumlahan

Teorema : Bila A dan B dua kejadian sembarang maka: PA B = PA + PB PA Untuk kejadian saling meniadakan mutually exclussive, maka: PA B = PA + PB Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Aturan Perkalian

Teorema: Untuk dua kejadian A dan B dapat terjadi pada satu percobaan, maka: PA B = PA PB|A Teorema: Dua kejadian A dan B bebas jika dan hanya jika: PB|A = PB Dan PA|B = PA Jika tidak demikian, A dan B tak bebas. Teorema: bila dalam suatu percobaan, kejadian A 1 , A 2 , A 3 , …, , dapat terjadi, maka: P = P Bila kejadian A 1 , A 2 , A 3 , …, bebas, maka: P = P

2.2.4. Probabilitas Bersyarat

Misalkan A dan B adalah dua kejadian sedemikian rupa sehingga PA 0, maka Probabilitas Bersyarat adalah probabilitas B akan terjadi dengan syarat A telah terjadi. Teorema: Peluang bersyarat B bila A diketahui, dinyatakan dengan PA, ditentukan oleh: bila PA 0

2.3. Perbaikan Nilai Kemungkinan Dengan Adanya Informasi Tambahan