budaya tulis koran ibu yaitu untuk memperkuat keaksaraan, menjadi sarana meningkatkan budaya baca, dan menjadi sarana efektif untuk
meningkatkan kecakapan hidup dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat perempuan khususnya bagi warga belajar koran ibu di
Desa Jeruksari dan sekitarnya.
b. Partisipasi dalam Pembiayaanfinansial
Partisipasi masyarakat
dalam bentuk
sumbangan pembiayaanfinansial dalam program keaksaraan fungsional melalui
peningkatan budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini masuk kategori rendah. Hal tersebut karena mayoritas responden memberikan
pernyataan pada kategori rendah sebanyak 29 responden 64,44. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yayan Diana 2012 yang menemukan bahwa partisipasi sumbangan finansial masyarakat pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
TKRA di Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta termasuk dalam kategori tinggi. Perbedaan tersebut terjadi karena
perbedaan objek penelitian. Yayan Diana 2012 meneliti partisipasi masyarakat dalam pembentukan lembaga yang mengharuskan
masyarakat untuk memberikan kontribusi lebih dalam sumbangan finansial, sedangkan dalam penelitian ini objek partisipasi masyarakat
adalah program keaksaraan koran ibu di Rumah Pintar Nuraini pendanaannya sebagian besar diperoleh dalam bentuk subsidi dari
pemerintah.
Partisipasi sumbangan finansial masuk dalam kategori rendah, hal tersebut disebabkan karena warga belajar program budaya tulis
koran ibu di Rumah Pintar Nuraini tidak dilibatkan dalam pembiayaan. Program budaya koran ibu terselenggara atas bantuan
dana dari KPAD, Pemerintah Desa, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga serta dana bantuan dari pemerintah pusat.
Pembiayaanfinansial pada program budaya tulis koran ibu telah diusahakan oleh pihak pengurus harian dengan mengajukan bantuan
kepada lembaga-lembaga yang sekiranya mampu memberikan pendanaan. Seperti yang dikemukakan oleh pengurus harian Ibu
Andriana pada wawancara tanggal 7 Agustus 2014 yang menyatakan: “
alhamdulilah
kami melakukan berbagai akses dengan lembaga instansi sehingga kita tidak lagi galau dalam hal pembiayaan, karena
ada
support
dari KPAD, Pemerintah Desa, Dinas Pendidikan dan Olah Raga selain itu juga dana dari Pemerintah Pusat. Sehingga dari akses
bantuan pembiayaan yang berasal dari luar tersebut,
alhamdulillah
maka partisipasi masyarakat bukan berupa bentuk finansial akan tetapi kami minta dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk tenaga, dukungan
untuk meningkatkan program. Jadi pesertanya tidak memberikan atau dimintai dana. Program keaksaraan melalui peningkatan budaya tulis
koran ibu ini merupakan pertanggungjawaban langsung ibu-ibu sebagai
leading
dari kegiatan yang kita laksanakan dengan pertanggung jawaban ke pusat dan itu kami berikan secara gratis.
Justru dengan program ini yang dominan ibu-ibu kita diberikan kontribusi berupa uang transport, uang lelah untuk penghargaan atau
apresiasi kepada ibu-ibu terhadap hasil tulisannya walapun nilainya mungkin tidak terlalu banyak akan tetapi masyarakat sudah
berbangga, mereka direkrut menjadi peserta saja sudah senang apalagi ada pemberian apresiasi. Selain itu juga kita ajak untuk melakukan
studi banding sebagai SPJ atau pembinaan, walaupun dana SPJ sebenarnya tidak mencukupi, akan tetapi pengurus ikut mensuport
agar peserta mendapatkan ilmu dan agar masyarakat mampu mengaplikasikan ke budaya tulis dan baca ke keluarga masing-
masing.”
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus harian Ibu Rahayu pada wawancara tanggal 7 Agustus 2014 yang menyatakan:
“kalo untuk masalah pembiayaan atau finansial itu biasanya rumah pintar itu membuat proposal kemudian mengajukan proposal
kepada pemerintah dan lembaga-lembaga yang lain seperti bank, sejauh ini di masyarakat belum, jadi masyarakat belum memberikan
partisipasi dalam sumbangan pembiayaan, kalaupun ada itu pun
mungkin hanya beberapa.” Adapun sumbangan finansial yang dilakukan oleh masyarakat
khususnya pihak pendamping dan pengurus harian Rumah Pintar Nuraini merupakan sumbangan secara insidental saja. Masyarakat
secara umum tidak dilibatkan dalam pembiayaan. Apabila masyarakat harus dilibatkan dalam pembiayaan program, maka hal tersebut akan
mengakibatkan berkurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti program budaya tulis koran ibu mengingat bahwa peserta program
budaya tulis koran ibu ini berasal dari kalangan keluarga yang kurang mampu.
c. Partisipasi dalam Memberi Sumbangan Tenaga Fisik