masyarakat merupakan sumber, pelaksanaan, dan pengguna hasil pendidikan. Oleh karena itu masyarakat mempunyai peran dalam
bentuk: 1
Penyediaan sumber daya pendidikan. 2
Penyelengaraan satuan pendidikan. 3
Pengguna hasil pendidikan. 4
Pengawas penyelengaraan pendidikan. 5
Pengawasan pengelolaan pendidikan. 6
Pemberian pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemangku kepentingan pendidikan pada
umumnya. 7
Pemberian bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikan atau penyelenggaraan satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di atas, dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat dalam pendidikan nonformal dapat diwujudkan
dalam keikutsertaannya mengikuti program-program yang diadakan. Partisipasi masyarakat perlu dikelola dan dikoordinasikan dengan baik
agar lebih bermakna terutama untuk peningkatan mutu dan efektifitas pendidikan. Peningkatan partisipasi masyarakat akan memudahkan
penyelenggaraan pendidikan dalam mencapai tujuannya.
2. Kajian Pendidikan Keaksaraan Fungsional a. Kajian Pendidikan Non Formal
Pendidikan nonformal menurut Sanapiah Faisal 1981: 48 merupakan paket pendidikan berjangka pendek, fleksibel dalam
persyaratan
enrolment
dan unsur-unsur pengelolanya, serta materi pelajarannya lebih luwes dibandingkan dengan pendidikan formal.
Pendidikan nonformal menurut Soelaiman Joesoef 2004: 79 adalah pendidikan yang teratur dan dengan sadar dilakukan tetapi tidak
terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Tujuan pendidikan nonformal adalah untuk mengembangkan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efisien dan efektif dalam
lingkungan keluarganya, pekerjaannya dan lingkungan di masyarakat. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
nonformal merupakan pendidikan yang penyelenggaraannya relatif lentur, berjangka pendek, sistematis dan terorganisir yang dilakukan di
luar jalur pendidikan formal. Program pendidikan nonformal bertujuan untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan bimbingan kepada
peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
Penyelenggaraan pendidikan nonformal bertujuan memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang tidak mungkin dapat
terlayani pada jalur pendidikan formal. Pendidikan nonformal bertujuan untuk: 1 melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang
sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, 2 membina warga belajar agar memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental untuk mengembangkan diri, bekerja mancari nafkah atau melanjutkan ke tingkat atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, 3 membantu kebutuhan dasar belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah,
pendidikan berorientasi
pada peningkatan
pengetahuan dasar,
ketrampilan dan bagi mereka yang ingin meningkatkan keahlian dan kemahiran sehingga mampu meningkatkan penghasilan dan status
hidupnya serta pendidikan yang berorientasi pada hoby atau kesenangan. Pendidikan nonformal memberikan layanan pendidikan pendukung dan
pelengkap bagi warga masyarakat di bidang pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhannya.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 menyebutkan fungsi, ruang lingkup, dan
satuan pendidikan nonformal, yaitu: 1
Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. 2
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan peserta didik dengan penekanan pada penugasan pengetahuan dan ketrampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 3
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta
pendidikan lain yang ditunjukkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
4 Sasaran pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan kerja, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Pendidikan nonformal dapat dijadikan terobosan untuk memecahkan masalah keresahan kemanusiaan yang mendesak, khususnya bagi bangsa
yang menghadapi masalah kemiskinan, pengangguran, anggota masyarakat yang tidak sekolah
drop out
serta menyiapkan tenaga kerja produktif. Menurut Sudjana 2000: 217 kebutuhan masyarakat tentang
pendidikan nonformal seirama dengan meningkatnya pemahaman
masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan seumur hiduppendidikan sepanjang hayat, konsep ini muncul disebabkan karena kebutuhan belajar
dan pendidikan yang terus bertambah dan berkembang selama alur kehidupan manusia.
Program pendidikan nonformal dilaksanakan pada tempat yang disediakan oleh masyarakat yang memungkinkan untuk melaksanakan
proses belajar. Tempat kegiatan belajar yang menampung berbagai layanan pendidikan nonformal dinamakan rumah pintar. Rumah pintar
berusaha untuk memberdayakan masyarakat sebagai wujud keikutsertaan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing.
Penerapan asas sepanjang hayat dalam pendidikan nonformal menurut Sudjana 2000: 222 memberikan ciri umum: 1 memberikan
kesempatan pendidikan kepada setiap orang sesuai dengan minat, usia dan kebutuhan belajar, 2 diselenggarakan dengan melibatkan warga
belajar dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, 3 memiliki tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan taraf
hidup warga belajar kearah mendewasa. Sasaran
pendidikan nonformal
adalah masyarakat
yang termarjinalkan dan belum memperoleh pendidikan, yaitu warga
masyarakat yang kurang mampu dan masih buta aksara. Tujuan dari pendidikan nonformal adalah melayani warga masyarakat agar dapat
tumbuh dan berkembang sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu hidupnya.
b. Pengertian Pendidikan Keaksaraan Fungsional