Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan

Rumah Pintar Nuraini secara umum termasuk dalam kategori cukup tinggi. Hal tersebut karena mayoritas responden memberikan pernyataan pada kategori cukup tinggi sebanyak 22 responden 48,89. Partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan program keaksaraan fungsional melalui koran ibu di Rumah Pintar Nuraini terdiri dari partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga tahapan proses partisipasi masyarakat tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yayan Diyana 2012 yang menyatakan proses partisipasi dalam penyelenggaraan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Penelitian ini menjabarkan proses partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program keaksaraan fungsional melalui peningkatan budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini ke dalam beberapa indikator:

a. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan

Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pada program keaksaraan fungsional melalui peningkatan budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini adalah masuk kategori cukup tinggi. Hal tersebut karena mayoritas responden memberikan pernyataan pada kategori cukup tinggi sebanyak 16 responden 35,56 . Partisipasi dalam perencanaan dilakukan oleh masyarakat diantaranya dalam bentuk penentuan acuan pelaksanaan program, penentuan tujuan program, dan penentuan sasaran program. Tujuan pembelajaran budaya tulis koran ibu digali dari kebutuhan sasaran pembelajaran dimana warga belajar merupakan lulusan keaksaraan dasar sehingga perlu adanya pengembangan kemampuan aksara salah satunya dengan menulis. Setelah penentuan tujuan program kemudian dilakukan sosialisasi dan koordinasi penyelenggara dengan lembaga terkait yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, pemerintah daerah setempat. Perencanaan pembelajaran budaya tulis koran ibu membutuhkan persiapan yang matang untuk mencapai tujuan yang maksimal. Persiapanperencanaan budaya tulis koran ibu ini melibatkan partisipasi seluruh masyarakat. Seperti pendapat yang disampaikan oleh pengelola harian Ibu Andriana pada wawancara tanggal 7 Agustus 2014 yang menyatakan: “untuk koran ibu memang sudah ada juknis dari pemerintah pusat, lalu kita share kan kepada pengurus, kita sampaikan gambaran program seperti ini, setelah itu kita mulai menggundang warga masyarakat untuk pertemuan. Lalu kita memberikan gambaran mengenai apakah semua masyarakat bisa mengikuti, dan ada beberapa masyarakat meminta pendampingan untuk melaksanakan koran ibu agar mereka lebih bisa intens dan juga menunjuk sendiri pendamping dalam program agar kegiatan koran ibu berjalan dengan lancar.” Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus harian Bapak Agung pada wawancara tanggal 7 Agustus yang menyatakan: “perencanaan program keaksaraan melalui peningkatan budaya tulis koran ibu yang diselenggarakan di Rumah Pintar Nuraini dilakukan oleh pengurus terutama oleh ketua yang mengetahui secara detail, selain itu juga dibantu oleh pengurus yang sesuai dengan tugasnya masing- masing pada struktur organisasi yang telah ada.” Serta pendapat yang disampaikan oleh pengelola harian Ibu Rahayu pada wawancara 7 Agustus 2014 yang menyatakan: “perencanaan programnya dari semua pihak yang berkaitan dengan rumah pintar baik pengelola, pendidik dan peserta didik pun ikut diundang dalam sosialisasi dalam merencanakan program yang akan dibuat.” Perencanaan program budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Winda 2012 yaitu perencanaan budaya tulis koran ibu dilakukan dengan partisipatif oleh seluruh komponen yaitu pihak UPT SKB Kabupaten Gunungkidul dan pengelola PKBM Sembada serta calon warga belajar budaya tulis koran ibu untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan tersebut mencakup 1 penyusunan acuan pelaksanaan program yang meliputi tujuan pembelajaran, rencana kegiatan pembelajaran dan rencana anggaran anggaran, 2 sosialisasi dan koordinasi dengan pemerintah setempat dan pihak terkait, 3 menentukan calon warga belajar serta pendamping. Partisipasi dalam perencanaan program budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini melibatkan seluruh masyarakat dalam penentuan tujuan kegiatan pembelajaran, rencana kegiatan pembelajaran, dan rencana anggaran biaya. Tujuan pembelajaran budaya tulis koran ibu digali dari segi kemampuan beraksara warga belajar yang harus terus dikembangkan salah satunya dengan menulis yang dituangkan dalam koran ibu, sehingga dapat menumbuhkan budaya membaca di masyarakat. Adapun tujuan dari program budaya tulis koran ibu adalah memberikan kesempatan besar kepada perempuan untuk mengakses bacaan guna memperkuat keberaksaraan yang dimiliki, menjadi media komunikasi bagi warga belajar untuk mengekspresikan kemampuan keberaksaraan melalui teks tulis dan meningkatkan kualitas atau kecakapan hidup warga belajar. Setelah penentuan tujuan telah dilakukan kemudian dilakukan sosialisasi dan koordinasi penyelenggara dengan lembaga terkait yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, pemerintah daerah setempat, pengurus, pendamping dan warga belajar.

b. Partisipasi dalam Pelaksanaan Program