Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kreativitas kepala sekolah
dalam menggali
sumber-sumber dana,
menempatkan bendaharawan
yang menguasai
dalam pembukuan
dan pertanggungjawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
64
Menurut pendapat penulis tujuan manajemen keuangan dapat menjamin terselenggaranya rencana yang telah dibuat dengan menagtur
segala bentuk pemasukan dan pengeluaran keuangan. Oleh karena itu tujuan manajemen keuangan membutuhkan tenaga atau sumber daya
manusia yang terampil dan jujur dalam melaksanakan tugasnya untuk mengatur lalu lintas keuangan.
6. Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan sekolah dilakukan dengan mengacu pada empat prinsip. Menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 48, pengelolaan dana pendidikan dilakukan dengan bertumpu pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Keadilan berarti besarnya pendanaan pendidikan dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat yang disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing. Efisiensi lebih mengarah pada perbandingan antara masukan dengan keluaran atau antara daya waktu, pikiran, biaya dengan
hasil. Transparansi berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan sekolah, baik dari segi sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaannya, maupun pertanggungjawabannya. Semuanya harus jelas.
Akuntabnilitas publik berarti penggunaan keuangan sekolah dapat
64
Asmani, op.cit., h.218.
dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolahyang telah ditetapkan.
Akuntabilitas publik dapat terwujud ketika sudah memenuhi toga syarat utama: 1 adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan
dalam hal masukan dan keikutsertaan pada berbagai komponen sekolah, 2 adanya standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan tugas, fungsi,
dan wewenang, 3 adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana sekolah yang kondusif dalam bentuk pelayanan pendidikan dengan
prosedur yang mudah, biaya yang murah, dan proses yang cepat. Selain prinsip-prinsip umum, dalam manajemen keuangan terdapat prinsip
khusus yang meliputi efektivitas, kecukupan, dan keberlanjutan. Prinsip efektivitas tercapai apabila kepala sekolah dapat mengatur
keuangan untuk membiayai aktivitas sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sekolah beserta hasil kualitatifnya sesuai rencana sekolah
yang sudah ditetapkan. Prinsip kecukupan berarti pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi
standar nasional pendidikan. Sedangkan prinsip keberlanjutan berarti pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk
memberikan layanan pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan.
65
Dalam penggunaan anggaran dan keuangan harus didasarkan pada prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan
teknis yang disyaratkan, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, progam atau kegiatan dan keharusan penggunaan kemampuan atau hasil
produksi dalam negeri sejauh hal ini memungkinkan.
66
65
Hermino, op.cit., h. 183-184.
66
Daryanto, op.cit., h. 130.
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip diantaranya:
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan, transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu
kegiatan. Di lembaga pendidikan, Bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan
lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh progam pendidikan di sekolah. Transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbale balik antara pemerintah,
masyarakat, orangtua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi
yang akurat dan memadai. Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua
warga sekolah dan orangtua siswa misalnya, rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah RAPBS, bisa ditempel di papan
pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk
apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orangtua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas didalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku, maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggungjawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu 1 adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai
komponen dalam mengelola sekolah, 2 adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksankan tugas, fungsi dan
wewenangnya, 3 adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan
prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat. 3.
Efektifitas Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Garner 2004 mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai,
melainkan sampai pada hasil kualitatif yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif
outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan dan kualitatif outcomesnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan input dan
keluaran output atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat
dilihat dari dua hal: a.
Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan
baiaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan
antara penggunaan waktu, tenaga, biaya, dan hasil yang diharapkan.
b. Dilihat dari segi hasil. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau
dengan penggunaan waktu, tenaga, dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitas.
67
Dapat penulis simpulkan bahwa dalam prinsip-prinsip manajemen keuangan harus dilaksanakan dengan baik oleh organisasi di bidang
apapun. Prinsip manajemen keuangan yang dilaksanakan secara baik akan menimbulkan kepercayaan masyarakat dan masyarakat akan lebih terlibat
dalam penyelenggaraan organisasi. Prinsip manajemen keuangan menekankan pada kemampuan seluruh proses manajemen yang
dijalankan dapat tepat waktu, tepat guna dan terbuka bagi siapapun. Prinsip manajemen keuangan yang baik akan terhindar dari hal-hal
negatif yang dicurigai atau dituduhkan oleh masyarakat.
67
Asmani, op.cit., h.218-222.
D. Kerangka Berfikir