Perencanaan Keuangan MAN Insan Cendekia Serpong

B. Pembahasan Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan

1. Perencanaan Keuangan MAN Insan Cendekia Serpong

Perencanaan merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi segala kebutuhan organisasi. Perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan berapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Perencanaan keuangan sekolah ialah kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan menghimpun sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan berhubungan dengan anggaran atau budget , sebagai penjabaran suatu rencana ke dalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan. Untuk mengetahui proses perencanaan keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong penulis melakukan metode wawancara dan observasi dalam menggali informasi yang berkaitan dengan perencanaan keuangan sekolah. Informasi ini diperoleh dari sumber informan yang ikut terlibat dalam proses merencanakan. Adapun sumber informan tersebut ialah kepala madrasah selaku KPA, kepala tata usaha selaku PPK, dan bendahara. Pada proses perencanaan yang dilakukan di MAN Insan Cendekia Serpong dilakukan beberapa tahap, hal ini dilakukan agar segala bentuk perencanaan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masa yang akan datang. Tahapan tersebut ialah dimulai dengan menganalisa kebutuhan yang diperlukan serta kegiatan yang akan dilaksanakan dan melakukan penyusunan keuangan dalam waktu satu tahun anggaran. Proses perencanaan tertuang pada renstra Rencana Strategis madrasah untuk lima tahun. Untuk melaksanakan renstra yang sudah dibuat maka renstra tersebut dijabarkan lagi untuk dijadikan rencana kerja tahunan. Dari rencana kerja tahunan untuk satu tahun direncanakan kegiatan-kegiatan atau program apa yang akan direalisasikan selama satu tahun. Untuk proses perencanaan ini dilaksanakan dalam bentuk raker Rapat Kerja tahunan. Dalam proses perencanaan menggunakan sistem bottom up, yaitu usulan dari guru-guru bidang studi dikumpulkan yang kemudian akan diramu dan dipertimbangkan oleh wakil-wakil bidang yang bersangkutan dan dijadikan satu menjadi rumusan perencanaan madrasah. Sesuai dengan penuturan kepala madrasah: “Sistem perencanaan madrasah dimulai dari membuat Renstra Rencana Strategis Madrasah untuk lima tahun. Setelah itu renstra dalam lima tahun akan dijabarkan lagi menjadi rencana kerja tahunan. Dari rencana kerja tahunan dalam satu tahun direncanakan kegiatan atau program apa yang akan dilaksanakan. Setelah program atau kegiatan tersebut sudah direncanakan barulah selanjutnya menghitung kebutuhan anggaran dari kegiatan tersebut secara detail mulai dari anggaran yang dibutuhkannya, jumlah orangnya yang akan terlibat, dan lamanya kegiatan keseluruhannya dianalisa dan dihitung secara rinci. Untuk menentukan program dalam satu tahun ke depan melalui raker setelah disusun program masing-masing , wakil-wakil bidang bertanggungjawab atas programnya. Perencanaan dilakukan secara bottom up mulai dari usulan guru kemudian diramu oleh wakil- wakil bidang madrasah setelah itu dijadikan satu menjadi rumusan perencanaan madrasah”. 1 Dalam proses perencanaan melibatkan seluruh stakeholder yang ada mulai dari guru-guru, karyawan, komite madrasah, pimpinan-pimpinan madrasah, bendahara dan wakil-wakil bidang madrasah. Waktu perencanaan ini dilakukan saat awal tahun anggaran belum dimulai. Misalnya perencanaan pada tahun 2014 sudah dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu 2013. Sehingga persiapan dilakukan secara terencana dan matang. 1 Suwardi. Hasil Wawancara. Serpong, 2 September 2014. Perencanaan membahas seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dalam selama setahun. Kegiatan yang diajukan seluruhnya diperuntukkan bagi kemajuan lembaga dan siswa. Seluruh ajuan-ajuan kegiatan dari peserta raker dilakukan pembahasan dengan mempertimbangkan prioritas kegiatan yang menjadi kebutuhan madrasah. Proses perencanaan tersebut kemudian tertuang dalam bentuk DIPA sementara yang menghasilkan RKA-KL Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga dan POK Petunjuk Operasional Kegiatan Adapun alur proses penyusunan DIPA dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.1 Alur Penyusunan DIPA Proses penyusunan dimulai dengan membuat DIPApagu sementara oleh KPA, PPK, Bendahara dan tim pengembang atau penyusun anggaran yang ditunjuk oleh KPA sebanyak 4 orang. Tim pengembang atau penyusun tersebut selalu berbeda orang pada setiap tahun anggarannya dan berasal dari guru dan staf. Hal ini sesuai dengan penuturan Kepala Tata Usaha selaku PPK: SATKERMAN IC KPA PPK BENDAHARA WAKAMAD TIM DIPA sementara KEMENAG KEMENKEU DIPA “Dalam perencanaan keuangan ini yang dilibatkan adalah unsur pimpinan yang terdiri dari kepala madrasah, kepala tata usaha, bendahara dan wakil-wakil bidang serta tim pengembang yang ditunjuk kepala madrasah yang terdiri dari 3 sampai 5 orang dari unsur guru dan staf ”. 2 Proses penyusunan dilakukan menunggu instruksi dari Kementerian Agama. Dari kementerian untuk penyusunan pagu nilai rupiah yang tertera di DIPA melalui kanwil Kantor Wilayah biasanya mulai dilaksanakan pada bulan April untuk rencana di tahun angggaran yang akan berjalan sesuai dengan penuturan bendahara: “Perencanaan menunggu instruksi Kementerian Agama. Dari Kementerian untuk penyusunan pagu nilai rupiah yang ada di DIPA melalui Kanwil Kantor Wilayah biasanya mulai dilaksanakan perencanaan pada bulan April untuk rencana di tahun anggaran yang akan berjalan. Bentuk perencanaan awal ini disebut dengan pagu atau DIPA sementara, setelah itu dikaji oleh Kementerian Agama, jika sesuai barulah proses selanjutnya ada pada Kementerian Keuangan. Setelah itu barulah keluar DIPA untuk masing-masing satuan kerja yaitu MAN Insan Cendekia Serpong”. 3 Penyusunan dilakukan secara akurat, tepat, dan teliti. Jumlah uang yang dicantumkan adalah jumlah perkiraan yang akan direalisasikan pada saat pelaksanaan kegiatan. Jumlah diupayakan mendekati angka yang sebenarnya termasuk pajak-pajak yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penyusunan anggaran ini berangkat dari rencana kegiatan yang tertuang dalam DIPA sementara. Penyusunan harus menggunakan prinsip efisien dan tepat guna. DIPA sementara ini berisi RKA-KL dan POK. RKA-KL berisi mengenai rencana-rencana kegiatan selama satu tahun anggaran dan kebutuhan anggaran yang diperlukan. RKA-KL ini berbentuk format 2 Urip Mulyono. Hasil Wawancara. Serpong, 02 Juni 2014. 3 Jamingan. Hasil Wawancara. Serpong, 04 Juni 2014. aplikasi yang dibuat oleh Kementerian Keuangan. Satker sebagai pelaksana menggunakan aplikasi ini dalam proses keuangannya. Dalam aplikasi RKA-KL memuat beberapa pos kegiatan sesuai dengan mata anggaran akun. Dalam RKA-KL memuat beberapa akun yang digunakan sebagai pedoman pengisian DIPA. Akun tersebut yaitu: a. Belanja Pegawai Akun 51 b. Belanja Barang dan Jasa Akun 52 c. Belanja Modal Akun 53 d. Belanja Bantual Sosial Akun 57 Akun tersebut sudah tertera dalam aplikasi RKA-KL sehingga bendahara selaku pelaksana tinggal menginput kegiatan-kegiatan yang direncanakan sesuai dengan akun yang sudah tertera. POK atau yang disebut dengan lembar kerja memuat rincian- rincian dari suatu kegiatan yang disusun lebih jelas dengan sangat mendetail. POK berisi waktu kegiatan yang akan dilaksanakan, durasi kegiatan, uraian kegiatan, penanggung jawab kegiatan dan biaya yang dibutuhkan. POK digunakan sebagai pedoman pelaksanaan suatu kegiatan. POK sama halnya dengan RKA-KL bentuknya juga berupa aplikasi. Dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan, POK lebih sering digunakan karena untuk meminimalisir kesalahannya lebih kecil. Hal ini sesuai dengan penuturan bendahara yang ditugaskan dalam mengelola aplikasi tersebut: “RKA-KL sudah direncanakan sejak awal, tidak bisa mengubah mata anggaran akun. Setelah itu pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang tertera di DIPA dan masuk dalam bentuk RKA- KL. Dalam RKA-KL tersebut memuat untuk beberapa pos kegiatan sesuai dengan mata anggaran. Contohnya mata anggaran dalam pemerintah yang disebut sebagai Akun. Dalam RKA-KL terdapat beberapa akun yang digunakan sebagai pedoman pengisian DIPA. POK atau yang disebut lembar kerja memuat rentetan kegiatan secara lebih jelas dan detail. Penggunaanya sama, RKA-KL memuat dua digit akun sedangkan POK enam digit akun. RKA-KL dan POK penggunaan dan isinya sama dan bentuknya berupa aplikasi. Aplikasi ini dibuat oleh kementerian keuangan satker sebagai pelaksana. Tidak ada perbedaan sama-sama turunan dari DIPA. Penggunaanya lebih mudah POK karena untuk meminimalisir kesalahan lebih kecil ”. 4 Setelah DIPA sementara telah terbentuk dan disepakati bersama maka proses selanjutnya, DIPA sementara tersebut dilakukan pengkajian oleh Kementerian Agama apabila sesuai maka tahap selanjutnya diajukan untuk dibahas ke Kementerian Keuangan jika sudah disetujui barulah keluar DIPA untuk satker, penyetujuan DIPA dilakukan oleh Dirjen Anggaran. DIPA tersebut boleh dikelola oleh lembagasatker, penggunaannya tidak boleh melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan namun diperbolehkan kurang dari ketentuan DIPA tersebut. Adapun pertimbangan dalam proses penyusunan ini berasal dari Renstra Rencana Strategis, Program madrasah atas program siswa dan lembaga, analisis strategik eksternal, evaluasi dari bulan-bulan lalu dan sebagai rujukan dalam menyusun keuangan juga mengacu pada RKA-KL sebelumnya dan ditambah dengan ajuan-ajuan kegiatan dari hasil raker. Beberapa kendala dalam proses penyusunan ini terkendala pada waktu dan proses pemikiran, serta kadang-kadang kendala terjadi ketika setelah dikirim pengajuan dalam bentuk uraian kegiatan dan kebutuhan. Terkadang pengajuan tidak sesuai dengan akun yang tertera dalam aplikasi RKA-KL. Hal ini senada dengan yang diuraikan oleh Kepala tata usaha: “Kendala ini terletak pada waktu karena perencanaan butuh waktu yang lumayan banyak dan dengan kesibukan yang bersangkutan maka waktu itu perlu diatur sedemikian baik. Kendala lain yaitu ketika menyusun keuangan yang diperlukan seperti program program perbid ang diperlukan pemikiran serius”. 5 4 Ibid. 5 Urip Mulyono, Op.cit. Selain itu kendala lain juga ditemukan apabila harga-harga kebutuhan naik, karena penyusunan dilakukan pada tahun lalu namun pelaksanaanya pada saat ini, sehingga banyak kemungkinan harga-harga yang sebelumnya sudah diajukan dalam RKA-KL mengalami kenaikan harga tidak sesuai dengan keadaan saat pelaksanaan. Kemungkinan pengajuan pagu tidak akurat. Seperti yang diungkapkan oleh kepala madrasah: “Kendala terjadi ketika harga-harga kebutuhan naik, sehingga rencana yang sudah dibuat tidak sesuai dengan keadaan yang ada”. 6 Untuk mengatasi kendala tersebut dengan menentukan jadwal yang sudah ditentukan sehingga secara serentak dan bersamaan seluruh pihak yang terlibat dalam proses penyusunan ini hadir dan melakukan pembahasan dalam wujud rapat kerja raker. Kendala dalam pengajuan yang tidak sesuai dengan akun maka diatasinya dengan revisi perubahan akun yang sesuai. Jika terdapat kegiatan yang tidak disetujui maka selanjutnya kegiatan tersebut dilimpahkan kepada komite madrasah, agar komite madrasah mengelola dan menyediakan anggaran yang diperlukan dalam kegiatan tersebut. Untuk mengatasi kendala apabila ada kenaikan harga- harga kebutuhan pemerintah memberi kesempatan untuk melakukan revisi, agar disesuaikan lagi dengan harga yang berlaku saat pelaksanaan. Dalam proses penyusunan ini dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan PMK, Peraturan Menteri Agama PMA, Perdirjen Peraturan Direktorat Jenderal Agama dan Keuangan serta peraturan-peraturan baru yang terkait. Dengan berpedoman pada ketetapan yang sudah ada, satker melaksanakan proses penyusunan sesuai dengan aturan yang ditetapkan dan tidak keluar dari aturan. Proses 6 Suwardi, Op.cit. penyusunan dapat berjalan sesuai tepat waktu bahkan sebelum waktu ditentukan. Dalam proses penyusunan diperlukan koordinasi secara intensif serta komunikasi yang dijalin secara baik, dan didukung oleh pelaksana- pelaksana yang berkompeten dibidangnya. Dari hasil penelitian mengenai proses perencanaan keuangan pada MAN Insan Cendekia Serpong dapat dibandingkan dengan teori yang tertera pada bab sebelumnya, dimana penjabaran suatu rencana dituangkan dalam bentuk kegiatan atau program sekolah yang kemudian kebutuhan dari setiap kegiatan dilakukan perhitungan dan analisa secara akurat kebutuhan dana yang diperlukannya. MAN Insan Cendekia Serpong dalam proses penyusunan anggran sesuai dengan pendapat Alim dalam Sumadiyah dan Susanta, 2004: 481 dimana dalam menyusun anggaran menggunakan sistem bottom up, proses penyusunan anggaran mengijinkan manajer dengan level yang lebih rendah untuk berpartisipasi secara signifikan dalam pembentukan anggaran sementara. Dalam hal perencanaan menggunakan aspirasi dari guru-guru bidang studi, karyawan dan siswa melalui wakil-wakil bidang, dan setiap wakil bidang mengajukan aspirasi kepada unsure pimpinan dan dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan madrasah dalam proses meningkatkan kualitas. Sistem penyusunan yang dilakukan pada MAN Insan Cendekia Serpong sesuai teori yang berkenaan dengan penyusunan anggaran maka MAN Insan Cendekia Serpong menggunakan pendekatan yang umum digunakan yaitu Planning Programming Budgeting Evaluation System yaitu penganggaran yang berorientasi pada rencana dan sasaran program secara khusus dan umum, pendekatan ini menganalisis kebutuhan dana untuk pelaksanaannya. Hal ini dapat terbukti pada proses perencanaan MAN Insan Cendekia Serpong melakukan pembuatan program atau kegiatan terlebih dahulu dan melakukan analisa terhadap kebutuhan anggaran yang diperlukan. Dalam teori yang tertera pada bab sebelumnya juga dijelaskan oleh E. Mulyasa dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi bahwa perencanaan keuangan madrasah dapat dilakukan secara efektif apabila didukung oleh beberapa sumber yaitu sumber daya manusia yang kompeten, tersedianya informasi yang akurat untuk pembuatan keputusan, menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat, dan ketersediaan dana untuk menunjang pelaksanaaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa proses perencanaan yang dilakukan MAN Insan Cendekia Serpong berjalan optimal karena didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten, berpengalaman dan mempunyai wawasan yang luas, serta teknologi dan informasi didayagunakan dengan efektif untuk membantu proses perencanaan dalam hal ini dapat dilihat dari RKA-KL yang berbentuk aplikasi. Ketersediaan dana menjadi faktor utama untuk menunjang suatu kegiatan yang sudah direncanakan. Dapat disimpulkan pada proses perencanaan keuangan madrasah dilakukan dengan sangat baik dan mengikuti sistem yang berlaku.

2. Pelaksanaan Keuangan MAN Insan Cendekia Serpong