baik dan konsisten dalam melaksankan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha yang dilakukannya.
52
E. Peranan Bank dalam Melindungi Nasabah
Dalam hal ini perbankan sektor yang sangat penting bagi perekonomian disetiap negara. Kegiatan perbankan ini sangat membantu di dalam peningkatan
ekonomi masyarakat. Perbankan ini mengatur kebijakan keuangan dan sistem moneter dalam suatu negara. Dalam hal lain, perbankan benar-benar diperlukan
bagi industri-industri yang dikelola di Indonesia, khususnya industri-industri asing dan juga pihak investor dan pengusaha asing dan dalam negeri yang hendak
melakukan transaksi keuangan. Dalam hal pelayanan juga dapat diberikan pada kebutuhan individu dan rumah tangga selain pemerintah. Jadi dapatlah disebut
bank menyediakan bagi negara sistem moneter untuk pelaksanaan pembayaran- pembayaran dan merupakan suatu bagian penting dari sistem keuangan yang
membuat pinjaman-pinjaman untuk mempertahankan dan meningkatkan konsumsi dan produksi dalam perekonomian.
53
52
Hermansyah, ibid hlm 144
53
Hasymi Ali, Dasar-Dasar Operasi Bank, jakarta :PT. rineka Cipta, 1995, hlm.5
Peranan bank dalam perlindungan hukum bagi nasabah menjadi urgen, karena secara faktual kedudukannya relatif lemah. Perjanjian kredit atau
pembiayaan dan perjanjian pembukaan rekening bank yang seharusnya dibuat berdasarkan kesepakatan para pihak, karena alasan efisiensi diubah menjadi
perjanjian yang sudah dipersiapkan oleh pihak bank. Nasabah hanya mempunyai pilihan menerima atau menolak perjanjian yang dimaksud.
Universitas Sumatera Utara
Keberatan nasabah terhadap perjanjian standar yaitu: 1 Isi dan syarat- syarat sudah dipersiapkan oleh salah satu pihak, 2 Tidak mengetahui isi dan
syarat-syarat perjanjian standar dan kalaupun tahu tidak mengetahui jangkauan akibat hukumnya, 3 Salah satu pihak secara ekonomis lebih kuat, 4 Ada unsur
“terpaksa” dalam menandatangani perjanjian. Adapun alasan penciptaan perjanjian standar adalah demi efisiensi.
Pencantuman klausula-klausula dalam perjanjian kredit atau pembiayaan pada bank sepatutnya merupakan upaya kemitraan, karena baik bank selaku
kreditur maupun nasabah saling membutuhkan dalam upaya mengembangkan usahanya masing-masing. Untuk itu dalam memberikan perlindungan terhadap
nasabah perlu adanya upaya edukasi dan penjelasan mengenai isi perjanjian dimaksud.
Kondisi demikian, melatarbelakangi UUPK memberikan pengaturan mengenai klausula baku, yaitu sebagai berikut:
54
c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang danatau jasa yang dibeli oleh konsumen;
1. Pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada
setiap dokumen danatau perjanjian apabila: a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;
b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen;
54
Khotibul Umam, Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Sebagai Konsumen Jasa Perbankan. http:www.google.com avialable on 20 November 2009
Universitas Sumatera Utara
d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung, maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan
sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;
e. mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;
f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;
g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan danatau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak
oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;
h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang
yang dibeli oleh konsumen secara angsuran. 2. Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya
sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.
3. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan ayat 2 dinyatakan batal demi hukum. 4. Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan
Undang-undang ini.
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan mengenai klausula baku sudah diatur dalam UUPK, tetapi pada kenyataannya sering kali masih terjadi pelanggaran sehingga akan
merugikan nasabah. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pihak bank untuk menghilangkan atau paling tidak meminimalisir kerugian bagi nasabah karena
memang harus dalam bentuk perjanjian standar, antara lain sebagai berikut:
55
55
Ibis Khotibul Umam http :www.google.com available 20 Oktober 2009
1 Memberikan peringatan secukupnya kepada para nasabahnya akan adanya dan berlakunya klausula-klausula penting dalam perjanjian.
2 Pemberitahuan dilakukan sebelum atau pada saat penandatanganan perjanjian kredit atau pembiayaan.
3 Dirumuskan dalam kata-kata dan kalimat yang jelas. 4 Memberikan kesempatan yang cukup bagi debitur untuk mengetahui isi
perjanjian. Dengan kerjasama yang baik antara pihak bank dengan nasabah, kaitannya
dengan perjanjian standar diharapkan akan lebih mengoptimalkan perlindungan hukum bagi nasabah, sehingga dapat meminimalisir dispute yang berkepanjangan
di kemudian hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH BERDASRKAN PBI