Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
5. Alumunium Sulfat [Al
2
SO
3
, yaitu senyawa yang digunakan untuk mengikat asam lemak yang berupa gumpalan-gumpalan dalam sweet water.
6. Caustc Soda NaOH, yaitu senyawa yang berguna untuk menetralkan Ph sweet water yaitu 6,5-7.
7. Asam Klorida HCl, yaitu senyawa yang membantu memisahkan logam-logam yamg beracun.
8. Natrium Klorida NaCl, yaitu senyawa yang membantu memisahkan logam-logam yang beracun terjadi pada proses ion exchanger
9. Karbon Aktif, yaitu zat yang bertujuan untuk memperbaiki warna dari gliserin pada proses bleaching.
2.5.2.3. Bahan Penolong
Yang dimaksud dengan bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi yang fungsinya adalah untuk memperbaiki kualitas produk agar produk dapat
dihasilkan seperti produk yang diinginkan. Bahan penolong pada proses pembuatan asam lemak fatty acid dan gliserin ini pada umumnya dibutuhkan pada proses packing, yaitu:
1. Jumbo Bag 500-600 kg yaitu kemasan yang digunakan untuk produk fatty acid yang
berbentuk bit dan flake lempengan 2.
Paper Bag 20-25 kg yaitu kemasan yang digunakan untuk produk fatty acid yang berbentuk bit dan flake lempengan
3. Drum yaitu kemasan yang digunakan untuk produk gliserin yang berwujud cair
4. Tank Lorry merupakan kemasan yang digunakan untuk produk gliserin yang berwujud
cair
2.5.3. Uraian Proses
Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
Proses pengolahan yang berlangsung di PT. Sinar Oleochemical International terdiri dari 2 bagian yaitu tahapan proses untuk memproduksi fatty acid dan gliserin. Tahapan-
tahapan dalm memproduksi fatty acid adalah: 1.
Proses Hidrolisa 2.
Proses Hidrogenesi 3.
Proses Destilasi 4.
Proses Fraksinasi 5.
Proses Granulasi Sedangkan tahapan-tahapan dalam memproduksi gliserin adalah:
1. Proses Pre-Treatment
2. Proses Evaporasi
3. Proses Destilasi
4. Proses Pertukaran Ion
5. Proses Pemucatan
6. Proses Evaporasi Akhir
Catatan dibaca section merupakan jalur atau tempat terjadinya suatu proses. Aliran proses produksi fatty acid dan gliserin di PT. SOCI dapat dilihat pada Gambar
2.2 berikut :
Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
PKO, RBDPO, RBDPS
Bleaching 760 Active Cabon
Glycerine Evaporation 720
T = 65 - 110
o
C Glycerine Pre-
Treatment 710 Glycerine
Distillation 750 Vaccum : 0 - 25 Torr
Ion Exchanger 770 Cation Resin
Anion Resin Final Evaporation
780 T = 125 - 160
o
C Refined Glycerine
99,5 min Packaging
DM, Isotank
8 bar Steam 8 Bar Steam
19 Bar Steam Pure Water
8 Bar Steam 19 Bar Steam
Packing JB, PB
Granulation 800 T = 2 - 95
o
C Distillation 300
Vaccum = 2 - 20 Torr T = 200 - 257
o
C Hydrogenation
200 P = 3 - 22 Bar
T = 80 - 230
o
C Splitting 100
P = 48 - 53 Bar T = 250 - 268
o
C
60 Bar Steam Pure water
8 Bar Steam Ni - Cat
H2 Gas 300
o
C Thermal Oil 8 Bar Steam
Cool Air
Flaking 810, 820 830
Packing JB, PB
Packing JB, PB
Splitting 400 P = 48 - 53 Bar
T = 250 - 268
o
C Fractionation 500
Vaccum : 5 - 70 Torr T = 113 - 305
o
C Flaking
810, 820 830 Packaging
JB, PB Packaging
DM, Isotank, Bulk
300
o
C Thermal Oil 8 Bar Steam
Pure Water 60 Bar Sat steam
Gambar 2.2. Proses Pembuatan Fatty Acid dan Glyserin Pada PT. Sinar Oleochemical International
1. Proses Produksi Fatty Acid
Ada tiga pembagian dalam memproduksi fatty acid yaitu: 1. Proses Hidrolisa Splitting PKO menjadi PKO-FA
Pada bagian ini PKO sebagai raw material dimasukkan ke 400 untuk dihidrolisa. Pada proses hidrolisa ini maka akan terjadi pemecahan trigliserida menjadi asam lemak PKO-
FA dan gliserin. Proses ini terjadi pada tekanan 48 - 53 bar dan temperatur 250 - 268
°C. Setelah trigleserida mengalami hidrolisa maka gliserol yang dihasilkan akan masuk ke 700 untuk diproses
menjadi gliserin, sedangkan asam lemak yang dihasilkan akan masuk ke 500 untuk difraksinasi.
Fraksinasi merupakan suatu proses mengubah fatty acid menjadi zat tunggal berdasarkan ketentuan persen berat. Proses ini bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna
memperoleh zat asalnya, dimana fraksi-fraksinya berdasarkan pada perbedaan titik didihnya berat atom. Didalam kolom fraksinasi terdapat structure packing yang berfungsi
untuk melewatkan atom karbon yang lebih rendah dan lebih tinggi dimana dengan adanya
Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
pendinginan kondensor di bagian atas kolom, maka atom yang rendah akan keluar dari kolom fraksinasi I ke fraksinasi II, demikian juga untuk karbon yang tinggi. Proses
fraksinasi ini dilakukan secara terus menerus sampai diperoleh zat tunggal dengan konsentrasi 99 , sedangkan fraksi II untuk karbon yang rendah dan karbon yang tinggi
dengn konsentrasi sebesar 99 dan sisanya adalah residu. 2. Proses Hidrogenasi Spitting RBDPS pada 100 menjadi PSO-FA
Pada proses ini RBDPS dimasukkan sebagai raw material ke 100 hidrolisa. Selanjutnya dilakukan proses hidrogenasi. Proses hidrogenasi merupakan proses penambahan gas
hydrogen pada fatty acid yang tidak jenuh ataupun pada ikatan rangkap fatty acid dengan menggunakan nikel sebagai katalisatornya. Pemutusan ikatan rangkap pada proses
hidrogenasi ini bersifat eksotermik yaitu melepaskan kalor sebesar 121 Kjmol. PSO-FA yang terhidrogenasi ini akan terdestilasi untuk memperbaiki warna fatty acid,
menghilangkan bau tengik dan mengurangi kadar air. Dalam proses ini ditambahkan BHT Butylated Hydrokside Toluene sebagai zat aditif tang berguna untuk menstabilkan warna
fatty acid. Prinsip destilasi ini adalah penguapan sebab memakai termal oil sebagai media pemanas.pada destilasi I digunakan tekanan vakum 5 - 15 torr, sedangkan destilasi II
digunakan 5 - 7 torr. Fatty acid yang belum murni dimurnikan dengan cara destilasi yaitu menguapkan zat-zat pengotor dengan cara pemanasan fatty acid sampai temperatur 214 -
245 °C dengan menggunakan termal oil sebagai media pemanas. Fatty acid dari tangki ini
dipompakan melalui alat penukar panas melaui pemanas awal lalu diteruskan ke destilasi I. Pada proses ini terjadi penguapan sebagian zat pengotor pada temperatur kolom bawah
213-220 °C dan tekanan vakum 5-15 torr.
Setelah melaui proses destilasi I fatty acid diteruskan ke proses destilasi II, dimana pada proses tersebut terjadi penguapan lagi pada temperatur 230-245
°C dan tekanan vakum 5-7 torr. Hasil dari penguapan ini diperoleh hasil tengah yang ditampung product receiver
Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
melalui preheater dan dipompakan lalu didinginkan lagi melalui cooler untuk selanjutnya disebut sebagai hasil destilasi. Hasil dari proses penguapan diperoleh hasil bawah yang
ditampung kedalam heavy end. Adapun sisa fatty acid yang tidak teruapkan disebut dengan residu atau sisa.
3. Proses Splitting campuran antara RBPDO dan RBDPS Proses ini sama dengan proses pada poin kedua dimana raw material akan melalui hidrolisa
yaitu pemecahan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya akan dilanjutkan ke 200 yaitu proses hidrogenesi. Dalam proses campuran RBPDO dan
RBDPS dengan perbandingan 70 dan 30 maka akan pada 200 terjadi hidrogenasi sebagian, sedangkan pada campuran RBDPO dan RBDPS dengan perbandingan 40 - 60
terjadi hidrogenasi penuh. Hidrogenasi penuh adalah proses pemutusan ikatan rangkap yang ada dalam fatty acid tak
jenuh sehingga menjadi fatty acid jenuh, proses hidrogenasi penuh ini memerlukan hydrogen yang sangat banyak dibandingkan dengan hidrogenasi sebagian.
Adapun nilai iodine value IV dari hydrogen fatty acid jenuh yang diharapkan akan mencapai target maksikum 0,7, sedangkan hidrogenasi sebagian adalah suatu proses
pemutusan hanya sebagian ikatan rangkap yang ada pada fatty acid tak jenuh menjadi fatty acid jenuh.
Selanjutnya fatty acid yang telah dihasilkan kemudian digranulasi ataupun diflaking. Proses granulasi sama seperti flaking, hanya saja bentuknya yang berbeda. Kalau flaking
berbentuk lempengan sedangkan granulasi berbetuk bulat-bulat kecil, hasil dari granulasi dan flaking yang berwujud padat akan dikemas ke jumbo bag atau paper bag sesuai dengan
permintaan konsumen.
2. Proses Produksi Gliserin
Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
Gliserin yang berasal dari proses splitting akan dialirkan ke proses Glycerine Pre- Teratment 710. Pada proses ini ditambahkan Alumunium Sulfat [Al
2
SO
4 3
] untuk mengikat asam lemak yang berupa gumpalan-gumpalan dan juga untuk menyaring kotoran-
kotoran yang masih terdapat pada sweet paper sampai diperoleh kandungan gliserin 12 . Gliserin dari 710 dievaporasi diuapkan dengan temperatur 65-110
°C dan dengan system 8 bar pada 720 Glyserin Evaoration sampai diperoleh kadar gliserin yang lebih
tinggi yaitu 88 . Hal ini dilakukan dengan cara menguapkan air yang terdapat pada gliserin hasil proses gliserin pre-treatment.
Hasil dari 720 didestilasi pada 750 Glyserin Destilation dengan vakum 0 - 25 torr sehingga akan diperoleh hasilnya berupa gliserin yang lebih murni lagi yaitu konsentrasi 99
. Proses ini juga bertujuan untuk menghilangkan impuirities serta memperbaiki warna dari gliserin.
Pada 770 Ion Exchanger dilakukan pemisahan logam-logam yang beracun yang terdapat pada gliserin seperti SiO
2
, Ca
2
, HCO
3
dan Cl
2
dengan menggunakan resin. Ada dua macam resin yang dipakai yaitu anion resin dan kation resin. Pada saat gliserin mengalami
ion exchanger maka akan terjadi penurunan konsentrasi gliserin karena gliserin yang masuk ke proses ini akan mengalami pengenceran disebabakan adanya penambahan air pada proses
ini. Dengan adanya penambahan air pada proses 770 menyebabkan konsentrasi gliserin
yang tadinya berkisar antara 99 akan turun menjadi 60 dan juga terjadinya perubahan warna. Oleh karena itu dilakukan proses bleaching pemucatan pada 760 yang bertujuan
untuk memperbaiki warna gliserin dengan menggunakan karbon aktif sehingga diperoleh warna yang lebih jernih
Setelah mengalami proses bleaching kemudian gliserin akan memasuki proses paling akhir yaitu proses glyserin final evaporation 780 dengan temperatur 25 - 160
°C dan tekanan
Piqih Nurjannah : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International, 2009.
USU Repository © 2009
vakum 2 - 25 torr yang bertujuan untuk memperoleh konsentrasi gliserin yang tinggi yaitu sebesar 99,5 . Hal ini dilakukan dengan cara menguapkan air yang terdapat pada gliserin
yaitu hasil dari proses ion exchanger.
2.5.4. Utilitas