Sedangkan untuk menentukan besarnya nilai penyisihan atau cadangan dana dari kredit suatu bank berdasarkan perhitungan CKPN, maka kita harus menentukan terlebih
dahulu kredit dari debitur mana saja yang mengalami impairment penurunan nilai. Setelah itu, maka besarnya nilai cadangan dana kredit itu ditentukan dari selisih antara
nilai tunggakan kredit debitur tersebut sebelum dan sesudah terjadinya impairment penurunan nilai.
Jika kita bandingkan cara pembentukan dana menurut PPAP dan CKPN, maka dapat kita lihat bahwa perhitungan PPAP lebih sederhana dibandingkan dengan
perhitungan CKPN, karena kita hanya memperhitungkan penyisihan dananya berdasarkan tingkat kolektibilitas kredit dari debitur tersebut. Sedangkan untuk
perhitungan CKPN, kita perlu mengecek satu per satu apakah kredit debitur tersebut mengalami impairment atau tidak. Setelah itu kita baru akan membentuk cadangan dana
setelah terdapat bukti bahwa kredit debitur tersebut mengalami impairment. Walaupun perhitungan CKPN lebih rumit, tetapi dengan adanya pengecekan kredit
tersebut secara satu per satu, maka pengontrolan kredit tersebut pun menjadi lebih terarah, karena apabila terjadi impairment, maka bank akan segera mencari jalan keluar
agar kredit debitur tersebut tidak sampai dapat merugikan bank tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya perhitungan pembentukan atau penyisihan dana kredit berdasarkan
perhitungan CKPN ini, maka setidaknya bank dapat mengurangi terjadinya risiko kredit yang akan dialaminya.
2.1.8. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan, dalam hal ini perusahaan perbankan, untuk menghasilkan laba. Profitabilitas biasanya diukur menggunakan rasio
perbandingan. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja
Universitas Sumatera Utara
profitabilitas bank adalah ROE Return On Equity dan ROA Return On Asset. Menurut Dendawijaya 2003, ROE merupakan perbandingan antara laba bersih 1 bank
dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin
besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Almilia, 2005.
Sedangkan ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki.
Perlu dicatat disini bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Asset dan tidak
memasukkan unsur Return On Equity. Hal ini dikarenakan karena bank Indonesia, sebagai Pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu
bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat Dendawijaya, 2003.
Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
ROA
Return on Asset
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal biaya yang digunakan mendanai aktiva dikeluarkan dari analisis. Semakin besar
Return On Asset
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Return On Asset
ROA dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan karena
Return On Asset
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia 2004, kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar anchor
bank memiliki rasio
Return On Asset
ROA minimal 1,5. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, ROA merupakan salah satu cara perusahaan
mengukur profitabilitasnya, semakin meningkat ROA maka perusahaan memiliki laba yang tinggi. Bank Indonesia menyatakan bahwa bank harus memiliki rasio
ROA minimal 1,5 jika bank memiliki ROA dibawah 1,5 maka bank dalam bermasalah.
Return On Asset ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aset. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank Almilia, 2005. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, yang tercantum dalam Surat Edaran BI No. 924DPbS, secara matematis, ROA
dirumuskan sebagai berikut:
ROA =
2.1.10. Likuiditas