Rangkak CR Analisa Perbandingan Pengaruh Perpendekan Elastis Beton, Susut, Rangkak Dan Relaksasi Baja Terhadap Lendutan Balok Komposit Beton Prategang Dengan Metode Pelaksanaan Pre-Tensioning Dan Post-Tensioning

35 0,79 0,78 0,77 0,76 0,75 0,74 0,73 0,72 0,71 0,70 0,69 0,68 0,67 0,66 0,65 0,64 0,63 0,62 0,61 0,60 1,45 1,36 1,27 1,18 1,09 1,00 0,94 0,89 0,88 0,78 0,73 0,68 0,63 0,58 0,53 0,49 1,22 1,16 1,11 1,05 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75 0,70 0,66 0,61 0,57 0,53 0,49 0,45 0,41 0,37 0,33

c. Rangkak CR

Susut serta rangkak beton pada dasarnya sama asalnya, sebagian besar adalah akibat perpindahan tempat air di lobang –lobang kapiler pasta semen. Penelitian Sumber : Nawy, 2001 Universitas Sumatera Utara 36 eksperimnetal yang dilakukan selama setengah abad yang lalu mengindikasikan bahwa aliran di material terjadi di sepanjang waktu apabila ada beban atau tegangan. Deformasi atau aliran lateral akibat tegangan longitudinal disebut rangkak creep. Kegagalan usaha-usaha awal dalam prategang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai rangkak beton yang dapat dianggap sebagai sumber utama dari kehilangan pada beton prategang. Berbagai faktor yang mempengaruhi rangkak beton adalah kelembaban relatif, tingkat tegangan, kekuatan beton, umur beton pada pembebanan, lamanya tegangan, perbandingan air dan semen, dan tipe semen serta agregat pada beton. Untuk tegangan sampai dengan kira- kira setengah kekuatan hancur beton, rangkak berbanding lurus dengan tegangan, akan tetapi di atas nilai ini, rangkak bertambah lebih cepat. Rangkak beton berlangsung untk waktu yang sangat lama, yang cenderung mencapai suatu nilai batas setelah suatu waktu yang tak terhingga di bawah beban, meskipun kecepatan rangkaknya makin lama makin berkurang. Telah diperkirakan bahwa hampir 55 dari rangkak selama 20 tahun terjadi dalam tiga bulan dan 76 dari rangkak selama 20 tahun terjadi dalam satu tahun. Menurut Nawy,2001 kehilangan prategang di komponen struktur prategang akibat rangkak dapat didefenisikan untuk komponen struktur bonded: dimana : f cs = tegangan pada beton yang melekat pada titik berat tendon akibat gaya prategang awal cs c ps t PCR f E E C f = ∆ 2.23 Universitas Sumatera Utara 37 Rumus komite ACI-ASCE untuk menghitung kehilangan akibat rangkak pada dasarnya sama dengan persamaan: dimana : CR K = 2,0 untuk komponen struktur pratarik Nawy, 2001 = 1,60 untuk komponen struktur pascatarik keduanya untuk beton normal Nawy, 2001 − cs f = tegangan di beton pada level pusat berat baja segera setelah transfer − csd f = tegangan di beton pada level pusat berat baja akibat semua beban mati tambahan yang bekerja setelah prategang diberikan n = rasio modulus       − = ∆ − − csd cs c ps CR PCR f f E E K f       − = ∆ − − csd cs CR PCR f f nK f atau 2.24 2.25 Gambar 2.14 Kurva regangan-waktu Universitas Sumatera Utara 38

d. Susut SH