Sistem Pratarik Sistem Prategang dan Pengangkeran

15 29 660 710 1080 32 804 870 1080 38 1140 1230 1080 Sumber : Andri Budiadi, 2008 Untuk memaksimumkan luas baja strand 7 kawat untuk suatu diameter nominal, kawat standar dapat dibentuk menjadi strand yang dipdatkan seperti terlihat dalam Gambar 2.2b; ini berbeda dengan strand 7 kawat standar yang terlihat dalam gambar 2.2a.

2.3 Sistem Prategang dan Pengangkeran

Pada prestressed concrete, sistem pemberian gaya prategang dari tendon kepada beton terdiri dari dua macam, yaitu Pretensioned Prestressed Concrete Pratarik dan Post-tensioned Prestressed Concrete Pascatarik

2.3.1 Sistem Pratarik

Di dalam sistem pratarik, tendon terlebih dahulu ditarik diantara blok-blok angker yang kaku rigid yang dicetak diatas tanah atau didalam suatu kolom atau Gambar 2.2 Strands prategang 7 kawat. a Penampang strand standar. b Penampang strand yang dipadatkan. Universitas Sumatera Utara 16 perangkat cetakan pratarik seperti terlihat pada gambar 2.3, dan selanjutnya dicor dan dipaatkan sesuai dengan bentuk serta ukuran yang diinginkan. Metode ini digunakan untuk beton-beton pracetak dan biasanya digunakan untuk konstruksi-konstruksi kecil. Beton-beton pracetak biasanya digunakan untuk konstruksi-konstruksi bangunan, kolom-kolom gedung, tiang pondasi atau balok dengan bentang yang panjang. Adapun urutan pengerjaan beton pratarik adalah sebagai berikut : a. Tendon diregangkan diatas landasan stressing bed pracetak berupa slab beton dengan lay out yang disesuaikan menurut perencanaan dan dipasang lalu diangker ke dinding penahan bulkhead yang didesain untuk menahan gaya prategang yang besar. Tegangan ijin maksimum terhadap gaya prategang yang diberikan pada tendon menurut peraturan ACI dan AASHTO adalah sebesar 94 dari kuat leleh tendon tetapi tidak lebih besar daripada yang terkecil antara 80 dari kuat tariknya dengan nilai maksimum yang disarankan oleh pembuat jangkar atau tendon prategang. b. Kemudian beton dicor dengan menuangkan adukan beton sesuai dengan mutu yang sudah direncanakan. c. Setelah beton mengeras dan mencapai tingkat kekuatan tertentu, pada umumnya sekitar 1 sampai 2 hari, baru tendon dipotong pada kedua ujungnya. Pada kondisi awal ini beton harus mampu memikul tegangan yang diakibatkan oleh gaya prategang, sedangkan tegangan akibat berat sendiri gelagar pada umumnya tidak terlalu berpengaruh dikarenakan konstruksi ini dikerjakan di pabrik dan balok bertumpu pada seluruh bentangnya. Gaya prategang yang diberikan mengakibatkan beton dalam keadaan tertekan dan Universitas Sumatera Utara 17 memendek, atau cenderung melengkung apabila tendon diletakkan diatas atau dibawah titik berat penampang eksentris. d. Dan setelah memenuhi persyaratan serta cukup kuat untuk dipindahkan, beton dilepas dari bekistingnya dan landasan kerja siap untuk digunakan lagi. Gambar 2.3 Proses Pengerjaan Beton Pratarik Pre-tensioned Universitas Sumatera Utara 18

2.3.2 Sistem Pascatarik