Kehilangan karena susut Relaksasi baja Diskusi hasil analisa struktur

95 Mpa x f f nK f csd cs CR PCR 672 , 93 88 , 27 074 , 20 2 6 = − =       − = ∆ − − = 5.104,4 kN Sehingga besar kehilangan akibat rangkak adalah Nawy,2001

d. Kehilangan karena susut

PSH f ∆ Susutnya beton karena waktu akan mengurangi gaya prategang sehingga besar kehilangan gaya prategang akibat susutnya beton tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut Nawy,2001. t = 2 tahun = 2x365 = 730 hari Mpa Wb M f u csd 88 , 27 30 , 1 65 , 6 1 4 , 104 . 5 2 = = = − s SH PSH xE f =∈ ∆ 4 6 10 82 , 7 10 . 820 730 35 730 35 − − = + = ∈ + = ∈ x x t t u SH t SH 4.14 Universitas Sumatera Utara 96 Mpa f f t t f f py pi pi PR 171 , 11 55 , 5 , 487 . 1 945 10 720 log 520 . 17 log 945 55 , 10 log log 1 2 =       −       − =     −       − = ∆ Sehingga besarnya kehilangan susut adalah Nawy,2001

e. Relaksasi baja

PR f ∆ Menurut Nawy, 2001, kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4.15 Mpa f pi 945 = Durasi proses relaksasi tegangan baja adalah : 30 x 24 = 720 jam 2x365x24 = 17.520 jam Sehingga besar kehilangan akibat relaksasi baja adalah, Mpa x x xE f s SH PSH 584 , 152 000 . 195 10 82 , 7 4 = = =∈ ∆ −     −       − = ∆ 55 , 10 log log 1 2 py pi pi PR f f t t f f 4.15 Universitas Sumatera Utara 97 Kehilangan total pada tahap III adalah Nawy,2001 Level tegangan pada berbagai tahap Tegangan Baja Nmm 2 Besar kehilangan prategang 1. Sesudah tahap II 945 77,142 2. Perpendekan elastis PES f ∆ 3. Rangkak beton PCR f ∆ 93,672 7,646 4. Susut beton PSH f ∆ 152,584 12,455 5. Relaksasi kabel baja PR f ∆ 11,171 0,911 Tegangan netto akhir 687,573 56,13

4.3 Analisa Lendutan Balok Prategang

MPa f f f f f PSH PCR PR PES PT 427 , 257 584 , 152 672 , 93 171 , 11 = + + + = ∆ + ∆ + ∆ + ∆ = ∆ Tabel 4.4 Rekapitulasi besar kehilangan untuk masing-masing jenis kehilangan umur beton 2 tahun. Sehingga persentase kehilangan total = 100 -56,13 = 43,87 Universitas Sumatera Utara 98 Pada balok prategang, lendutan tergantung dari kombinasi antara gaya prategang P dan beban luar. Gaya prategang akan menghasilkan anti lendutan Camber, sedangkan beban luar akan menyebabkan lendutan kebawah. Pada beton prategang besarnya lendutan jangka panjang ditentukan oleh parameter-parameter yang bergantung pada waktu, yaitu rangkak, susut dan relaksasi baja.

4.3.1 Balok Prategang dengan Metode Post- tensioning

Balok prategang panjang 20 m, didesain dengan metode post-tensioning dengan kabel parabola yang memiliki eksentrisitas e dibebani beban q kNm dan diberi gaya prategang sebesar P. B 65 cm h 130 cm B x h 8450 cm 2 c f 50 Mpa Eksentrisitas e 525 mm Besar gaya prategang P 9.109 kN Berat total Qtot = Qubs + Qekv 131,658 kNm Gambar 4.5 Analisa lendutan balok Post-Tensioning Universitas Sumatera Utara 99  Lendutan akibat beban luar Defleksi akibat beban luar di tengah bentang dapat dirumuskan sebagai berikut,  Lendutan keatas camber Defleksi ke atas akibat gaya prategang di tengah bentang dapat dirumuskan sebagai berikut,  Lendutan jangka panjang 30 hari Kehilangan tegangan pada waktu 30 hari = 16,782 Sehingga total kehilangan f ∆ = 0,016782x9.100 = 1.527,162 KN Ec = 4700 �� ′ � 33.234 Mpa I 3 12 1 bh = 11 10 190 , 1 x mm 3 mm x EI ql i 354 , 69 10 190 , 1 234 . 33 384 20000 658 , 131 5 384 5 11 4 4 = = = δ mm x x EI Pel a 333 , 50 10 190 , 1 234 . 33 48 20000 525 10 100 . 9 5 48 5 11 2 3 2 = = = Universitas Sumatera Utara 100 Sehingga lendutan jangka panjang adalah Andri,2008,  Lendutan jangka panjang 2 tahun Kehilangan tegangan pada waktu 2 tahun = 34,907 Sehingga total kehilangan f ∆ = 0,34907x9.100 = 3.176,264 KN Sehingga lendutan jangka panjang adalah Andri,2008, 658 , 64 6 , 1 100 . 9 2 1.527,162 1 100 . 9 1.527,162 1 333 , 50 6 , 1 1 354 , 69 2 1 1 1 bawah ke mm x P f P f a i i i =           − +       − − + =           ∆ − +     ∆ − − + = ϕ ϕ δ δ 077 , 81 6 , 1 100 . 9 2 3.176,264 1 100 . 9 3.176,264 1 333 , 50 6 , 1 1 354 , 69 2 1 1 1 bawah ke mm x P f P f a i i i =           − +       − − + =           ∆ − +     ∆ − − + = ϕ ϕ δ δ Universitas Sumatera Utara 101

4.3.2 Balok Prategang dengan Metode Pre- tensioning

Balok prategang panjang 20 m, didesain dengan metode pre-tensioning dengan kabel lurus yang memiliki eksentrisitas e dibebani beban q kNm dan diberi gaya prategang sebesar P. B 65 cm h 130 cm B x h 8450 cm 2 c f 50 Mpa Eksentrisitas e = d 6 1 216,7 mm Besar gaya prategang P 15.415 kN Berat total Qtot = Qubs + Qekv 131,658 kNm Ec = 4700 �� ′ � 33.234 Mpa I 3 12 1 bh = 11 10 190 , 1 x mm 3 Gambar 4.6 Analisa lendutan balok Pre-Tensioning Universitas Sumatera Utara 102  Lendutan akibat beban luar Defleksi akibat beban luar di tengah bentang dapat dirumuskan sebagai berikut,  Lendutan keatas camber Defleksi ke atas akibat gaya prategang di tengah bentang dapat dirumuskan sebagai berikut,  Lendutan jangka panjang 30 hari Kehilangan tegangan pada waktu 30 hari = 22,858 Sehingga total kehilangan f ∆ = 0,228586x15.415 = 3.523,560 KN Sehingga lendutan jangka panjang adalah Andri,2008 mm x EI ql i 354 , 69 10 190 , 1 234 . 33 384 20000 658 , 131 5 384 5 11 4 4 = = = δ mm x x EI Pel a 232 , 42 10 190 , 1 234 . 33 8 20000 7 , 216 10 415 . 15 8 11 2 3 2 = = = 672 , 100 2 415 . 15 2 3.523,560 1 415 . 15 3.523,560 1 232 , 42 2 1 354 , 69 2 1 1 1 bawah ke mm x P f P f a i i i =           − +       − − + =           ∆ − +     ∆ − − + = ϕ ϕ δ δ Universitas Sumatera Utara 103  Lendutan jangka panjang 2 tahun Kehilangan tegangan pada waktu 2 tahun = 43,87 Sehingga total kehilangan f ∆ = 0,4387x15.415 = 6.762,560 KN Sehingga lendutan jangka panjang adalah Andri,2008, 420 , 118 2 415 . 15 2 6.762,560 1 415 . 15 6.762,560 1 232 , 42 2 1 354 , 69 2 1 1 1 bawah ke mm x P f P f a i i i =           − +       − − + =           ∆ − +     ∆ − − + = ϕ ϕ δ δ Universitas Sumatera Utara 104

4.4 Diskusi hasil analisa struktur

Dari hasil analisa struktur dengan mempertimbangkan berbagai parameter, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan : 1. Hasil analisa kehilangan losess balok dengan metode pre-tensioning dan post-tensioning. Dari hasil analisa balok prategang yang dilakukan dengan kedua metode tersebut diketahui bahwa kehilangan losess akibat pretensioning lebih besar dibandingkan posttensioning untuk masing-masing periode waktu. Hal ini disebabkan pada metode pre-tensioning beton diberikan prategang awal secara simultan sehingga perpendekan elastis yang terjadi. Sedangkan pada post-tensioning, tendon tidak ditarik secara simultan melainkan secara sekuensial dan otomatis perpendekan elastis terjadi secara bertahap. Menurut Edward G Nawy, besar perpendekan elastis pada pascatarik adalah setengah besar perpendekan elastis yang terjadi pada pratarik. Selain itu penggunaan koefisien pada masing-masing metode berbeda. Seperti K CR Koefisien rangkak pada pascatarik 1,6 dan pratarik 2. Dengan perbedaan koefisien ini, akan memberikan pengaruh pada perhitungan kehilangan losess. Besar kehilangan losess bergantung pada waktu, semakin lama umur beton maka kehilangan juga akan semakin besar. 2. Hasil analisa terhadap lendutan Dari hasil lendutan yang dapat disimpulkan bahwa metode pos-tensioning lebih kecil dibandingkan metode pre-tensioning, hal ini disebabkan oleh beberapa hal : Universitas Sumatera Utara 105 1. Nilai kehilangan pada metode pre-tensioning lebih besar sehingga akan berpengaruh pada perhitungan lendutan. Semakin besar kehilangan losess maka lendutan yang terjadi juga semakin besar. 2. Keuntungan penggunaan tendon berbentuk draped adalah bahwa balok prategang yang dihasilkan mampu memikul beban besar karena adanya efek penyeimbang komponen vertikal camber . Dengan perkataan lain, momen yang diakibatkan tendon parabola lebih besar untuk memikul beban tetap yang bekerja pada balok dibandingkan tendon di daerah kern. Dengan demikian, untuk level tegangan yang sama, banyak strands yang diperlukan akan lebih sedikit apabila tendonnya berbentuk draped, dan kadang-kadang penampang betonnya juga lebih kecil, yang pada akhirnya didapat desain yang lebih efisien. Universitas Sumatera Utara 106 16,782 34,907 5 10 15 20 25 30 35 40 30 hari 2 Tahun K eh il an ga P rat egan g Post-Tensioning Post-Tensioning Umur Beton 22,858 43,870 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 30 hari 2 Tahun K eh il an ga P rat egan g Pre-Tensioning Pre-Tensioning Umur Beton Gambar 4.7 Hubungan antara kehilangan prategang dengan umur beton dengan metode Post-Tensioning Gambar 4.8 Hubungan antara kehilangan prategang dengan umur beton dengan metode Pre-Tensioning Universitas Sumatera Utara 107 16,782 34,907 22,858 43,870 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 30 hari 2 Tahun K eh il an ga P rat egan g Perbandingan Post-Tensioning dan Pre-Tensioning Post-Tensioning Pre-Tensioning Umur Beton Umur Beton 64,658 81,077 10 20 30 40 50 60 70 80 90 30 hari 2 Tahun L endut an m m Post-Tensioning Post-Tensioning Umur Beton Gambar 4.9 Perbandingan hubungan antara kehilangan prategang dengan umur beton dengan metode Post-Tensioning dan Pre-Tensioning Gambar 4.10 Hubungan antara lendutan akibat perpendekan elastis, susut, rangkak dan relaksasi baja dengan umur beton dengan metode post-tensioning Universitas Sumatera Utara 108 100,672 118,420 90 95 100 105 110 115 120 30 hari 2 Tahun L endut an m m Pre-Tensioning Pre-Tensioning Umur Beton 64,658 81,077 100,672 118,420 20 40 60 80 100 120 140 30 hari 2 Tahun L endut an m m Perbandingan Post-Tensioning dan Pre-Tensioning Post-Tensioning Pre-Tensioning Umur Beton Umur Beton Gambar 4.11 Hubungan antara lendutan akibat perpendekan elastis, susut, rangkak dan relaksasi baja dengan umur beton dengan metode pre-tensioning Gambar 4.12 Perbandingan hubungan antara lendutan akibat perpendekan elastis, susut, rangkak dan relaksasi baja dengan umur beton dengan metode Post-Tensioning dan Pre-Tensioning Universitas Sumatera Utara 109 BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan