Susut SH Pekerjaan Prestressing oleh Voorspan System Losinger VSL .1 Material Prestressing

38

d. Susut SH

Susut beton pada beton prategang disebabkan oleh kehilangan kelembaban secara bertahap yang mengakibatkan perubajan volume. Seperti halnya pada rangkak beton, besarnya susut beton dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi proporsi campuran, tipe agregat, tipe semen, waktu perawatan, waktu antara akhir perawatan eksternal dan pemberian prategang., ukuran komponen dan kondisi lingkungan. Ukuran dan bentuk komponen juga mempengaruhi susut. Kira-kira 80 dari susut terjadi di tahun pertama. Untuk kondisi standar, Prestressed Concrete menetapkan nilai rata-rata untuk regangan susut ultimit nominal mm mm x u SH 10 820 6 − = ∈ . Kehilangan prategang pada komponen struktur pratarik adalah Penyesuaian kehilangan susut untuk kondisi standar sebagai fungsi dari waktu t dalam hari sesudah 7 hari untuk perawatan basah dan 3 hari untuk perawatan uap dapat diperoleh dari rumus-rumus berikut a Perawatan basah, sesudah 7 hari dimana u SH ∈ adalah regangan susut ultimit, t = waktu dalam hari b Perawatan uap, sesudah 1 sampai 3 hari ps SH PSH xE f =∈ ∆ u SH t SH t t ∈ + = ∈ 35 u SH t SH t t ∈ + = ∈ 55 2.26 2.27 Universitas Sumatera Utara 39 Untuk komponen pascatarik, kehilangan prategang akibat susut agak lebih kecil karena sebagian susut telah terjadi sebelum pemberian pascatarik. Rumus umum Prestressed Concrete Institute untuk menghitung kehilangan prategang akibat susut menjadi dimana: V = luas penampang beton S = keliling penampang yang beton yang berhubungan lansung dengan udara RH = kelembaban relatif udara SH K = 1,0 pratarik Nawy, 2001 RH S V E K x f ps SH PSH −       − = ∆ − 100 06 , 1 10 2 , 8 6 2.28 2.29 Gambar 2.15 Kurva susut-waktu Nawy,2001 Universitas Sumatera Utara 40 2.8 Pekerjaan Prestressing oleh Voorspan System Losinger VSL 2.8.1 Material Prestressing 1. Strands Strands merupakan gabungan dari beberapa wires yang disatukan secara spiral menjadi satu satuan kabel strands 2. Duct Pembungkus strands dengan bahas dasar “galvanized zinc” yang dibentuk berupa pipa berulir. Selisih waktu antara pengecoran dengan prategangan hari 1 3 5 7 10 20 30 60 � �� 0,92 0,85 0,80 0,77 0,73 0,64 0,58 0,45 Sumber : Nawy, 2001 Gambar 2.16 Duct pembungkus tendon Tabel 2.8 Nilai K sh untuk komponen struktur pascatarik Universitas Sumatera Utara 41 3. Angkur Pengangkeran ada 2 macam yaitu : angker mati dan angker hidup. Angker mati adalah angker yang tidak bisa dilakukan lagi penarikan setelah penegangan tendon dilakukan. Angker mati sering digunakan dalam prategang dengan sistem pratarik, sedangkan angker hidup dapat dilakukan penarikan kembali jika hal itu diperlukan. Pengangkeran ini sering digunakan dalam prategang dengan sistem pasca tarik. 4. Non shrink additive untuk grouting Mixing beton yang digunakan untuk mengisi selongsongduct setelah stressing dengan campuran semen, air, dan additive. Gambar 2.17 Jenis-jenis Angkur a Angkur Mati b Angkur Hidup Universitas Sumatera Utara 42 5. Stressing jack data Stressing jack adalah alat yang digunakan untuk memberikan tegangan terhadap kabel baja prategang dengan kekuatan tertentu. Gambar 2.18 Jenis-jenis stressing jack Universitas Sumatera Utara 43

2.9 Analisa Lendutan