Kabel Lurus dengan Kabel di Daerah Kern

79

4.2 Perencanaan Balok dengan Metode Pre-tensioning

Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran beton di sekitarnya. Penjangakaran seperti ini ditumpu oleh bulkheads yang stabil dan besar untuk memikul gaya terpusat yang sangat besar yang diberikan pada masing-masing tendon. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan pracetak, di mana landasan bed pracetak berupa slab beton bertulang yang panjang dan dicor di atas tanah dengan bulkheads anker vertikal atau dinding di ujung-ujungnya.

4.2.1 Kabel Lurus dengan Kabel di Daerah Kern

Sebuah balok yang mengalami suatu gaya prategang eksentris sebesar P yang ditempatkan dengan eksentrisitas e kern. Prinsip utama pada kondisi ini adalah tidak ada yang tertarik pada balok prategang. Tendon ditempatkan secara eksentris terhadap titik berat beton. Eksentrisitas beton akan menambah kemampuan memikul beban eksternal. a. Pembebanan pada balok terdiri dari, beban sendiri, beban mati dan beban hidup. Beban mati dan beban hidup dilsalurkan melalui pelat ke balok prategang. Pada pembebanan balok akan ditinjau satu bagian balok yang memiliki beban pelat yang terbesar seperti gambar berikut : Pembebanan Gambar 4.4 Model pembebanan balok pada Pre-Tensioning Universitas Sumatera Utara 80 Beban sendiri • qbs = 0,65x1,3x25 = 21,125 kNm Beban mati DL • Pelat lantai 20 cm = 0,2x25 = 5 kNm 2 • Spesi 2 cm = 0,02x21 = 0.42 kNm 2 • Tegel 2 cm = 0,02x24 = 0.48 kNm 2 DL = 5,9 kNm 2 Beda Hidup LL = 4 kNm 2 1 Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini yang bekerja hanya beban mati strukur. Pada saat ini beban hidup belum bekerja, sehingga momen yang bekerja minimum. Saat transfer Menurut SNI 03-2847-2002 kuat perlu untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama dengan : Qu = 1.4 qbs = 1.4 21,125 = 29,575 kNm Tegangan ijin tekan beton � � = 0.6 f’ci SNI 03-2847-2002 = 0.6x40 = 24 Nmm 2 + Universitas Sumatera Utara 81 Eksentrisitas Kern, e = d 6 1 = 130 6 1 x = 21,67 cm Maka besar momen tengah bentang akibat beban sendiri struktur adalah : M u = 2 8 1 l Q U = 2 20 57 , 29 8 1 Taksiran gaya prategang Dalam mendesain Fully presstressed tegangan ijin tarik � = 0. Dengan asumsi tidak terjadi retak dan tegangan tarik tidak terjadi. Melalui persamaan dibawah ini dapat dihitung besar gaya prategang awal yang terjadi. kN P P P P P Px X P Wb Pe Wb M A P t 857 , 413 . 3 184 , 1 6 , 080 . 8 183 , 1 183 , 2167 , 183 , 75 , 478 . 1 845 , 30 , 1 65 , 6 1 2167 , 30 , 1 65 , 6 1 75 , 478 . 1 30 , 1 65 , 2 2 = − + − = − + − = − + − = − + − = σ = 1.478,75 kNm Universitas Sumatera Utara 82 Diagram Tegangan saat transfer Bila tendon ditempatkan eksentrisitas e, maka distribusi tegangannya sebagai berikut : i. Mpa A P 038 , 4 = Tegangan normal akibat gaya prategang ii. Mpa W M 08 , 8 = Tegangan akibat momen eksternal iii. Mpa W e x P 038 , 4 = Tegangan akibat gaya prategang eksentris Ketiga tegangan diatas digambarkan sebagai berikut Tegangan di serat atas dan bawah, yaitu -8,08 Nmm 2 dan 0, lebih kecil dari tegangan ijin waktu transfer � � = 24 Nmm 2 , maka struktur OK. 2 Kondisi service servis adalah kondisi pada saat beton digunakan sebagai komponen struktur. Kondisi semua beban terjadi, beban sendiri struktur, beban mati dan beban hidup. Saat Servis Menurut SNI 03-2847-2002 kuat perlu untuk menahan beban mati D, kombinasi beban mati dan beban hidup paling tidak harus sama dengan : Universitas Sumatera Utara 83 • Akibat beban sendiri Qu = 1.4 qbs = 1.4 21,125 = 29,57 kNm • Akibat beban mati dan hidup Beban Pelat Qu = 1.2 DL + 1,6 LL = 1.25,9 + 1.64 = 13,48 kNm 2 Pada balok bekerja beban ekivalen yang dirumuskan seperti persamaan dibawah ini : Sehingga, Qtot = Qubs + Qekv = 29,57 kNm + 102,088 kNm = 131,658 kNm Tegangan ijin tekan beton � � = 0.6 f’c SNI 03-2847-2002 = 0,6x50 = 30 Nmm 2 m kN Ly Lx Ly Lx q Qekv 088 , 102 20 8 3 1 20 8 48 , 13 2 1 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 =       − =       − = Universitas Sumatera Utara 84 Maka besar momen tengah bentang akibar beban total struktur adalah : M u = 2 8 1 l Q U = 2 20 131,658 8 1 = 6.582,9 kNm Taksiran gaya prategang Dalam mendesain Fully presstressed tegangan ijin tarik � = 0. Dengan asumsi tidak terjadi retak dan tegangan tarik tidak terjadi. Melalui persamaan dibawah ini dapat dihitung besar gaya prategang saat service Diagram tegangan saat service Bila tendon ditempatkan eksentrisitas e, maka distribusi tegangannya sebagai berikut : i. Mpa A P 978 , 17 = Tegangan normal akibat gaya prategang kN P P P P P Px X P Wb Pe Wb M A P t 351 , 197 . 15 184 , 1 131 , 972 . 35 183 , 1 183 , 2167 , 183 , 6.582,9 845 , 30 , 1 65 , 6 1 2167 , 30 , 1 65 , 6 1 6.582,9 30 , 1 65 , 2 2 = − + − = − + − = − + − = − + − = σ Universitas Sumatera Utara 85 ii. Mpa W M 872 , 35 = Tegangan akibat momen eksternal iii. Mpa W e x P 18 = Tegangan akibat gaya prategang eksentris Ketiga tegangan diatas digambarkan sebagai berikut Tegangan di serat atas, yaitu -36 Nmm 2 ≅ tegangan ijin waktu transfer � � = 30 Nmm 2 , maka struktur OK. Sehingga, Diambil nilai P terbesar yaitu = kN 351 , 197 . 15 DATA STRANDS CABLE-STANDAR VSL Jenis strands Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 470 Kuat tarik ultimate strand fpu = 1750 Mpa Kuat tarik strand fpi=0,70fpu = 1225 Mpa Tegangan leleh strand fpy= 0,85fpu = 1487,5 Mpa Diameter nominal strands 15,2 mm Luas tampang nominal satu strands 143 mm2 Beban putus minimal satu strands 250 kN Jumlah kawat untaian strands cable 19 kawat untaian tiap tendon Diameter selubung ideal 84 mm Modulus elastis strands 195 Mpa Tipe dongkrak VSL 19 Universitas Sumatera Utara 86 Kebutuhan tendon prategang kabel x x x A f P n ps PU 88 143 1750 70 , 10 351 , 197 . 15 70 , 3 = = = Sehingga Pi = 15.415 kN Posisi Baris tendon ns1 = 4 Tendon 19 strandstendon = 76 strands dg. Selubung tendon = 84 mm ns2 = 1 Tendon 14 strandstendon = 12 strands dg. Selubung tendon = 76 mm nt = 5 Tendon ns = 88 strands No Cable ns Strands Pbs po Pi kN 1 19 250 70 3325 2 19 250 70 3325 3 19 250 70 3325 4 12 250 70 2100 5 19 250 70 3325 Gaya prategang akibat jacking pada masing-masing kabel Universitas Sumatera Utara 87 b. Dalam menganalisa kehilangan terdapat tiga tahap yaitu Tahap I : Transfer Tegangan Pada tahap ini hanya beban sendiri struktur yang bekerja. Kehilangan tegangan pada beton prategang

a. Perpendekan Elastis

PES f ∆ Untuk menganalisa perpendekan elastis yang terjadi pada balok, asumsikan bahwa kehilangan akibat perpendekan elastis dan relaksasi baja adalah 10 fpi sehingga tegangan netto baja fpi = 1.225 – 123 = 1.102 Mpa dan KN x x x f A P pi s i 56 , 867 . 13 10 102 . 1 143 88 3 = = = − Rasio modulus awal Sehingga besar perpendekan elastis menurut Nawy, 2001 adalah : Mpa x X Wb e x Pi Wb M A Pi f cs 785 , 24 421 , 16 08 , 8 411 , 16 183 , 101 , 005 . 3 183 , 75 , 478 . 1 845 , 56 , 867 . 13 30 , 1 65 , 6 1 2167 , 56 , 867 . 13 30 , 1 65 , 6 1 75 , 478 . 1 30 , 1 65 , 56 , 867 . 13 2 2 − = − + − = − + − = − + − = − + − = Mpa x nf f cs PES 71 , 148 785 , 24 6 = = = ∆ 6 33.234 195.000 = = = C S E E n Universitas Sumatera Utara 88 Jika f pi = 1225 Mpa digunakan, maka f pi netto = 1.225 – 148,71 = 1.076,29 Mpa sehingga KN x x x f A P pi s i 033 , 544 . 13 10 29 , 076 . 1 143 88 3 = = = − versus 148,71 Mpa dalam solusi lebih teliti, yang berarti perbedaan kecil ~ 3. Jadi, asumsi bahwa kehilangan sebesar 10 di bagian awal OK.

a. Relaksasi Baja