Perencanaan Balok Prategang Analisa Prategang

21

2.4.2 Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan

Berdasarkan SKSNI SNI 03-1726-2002 dikatakan bahwa struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua penampang mempunyai kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu yang dihitung berdasarkan kombinasi pembebanan dan gaya terfaktor sebagai berikut :  Kombinasi pembebanan tetap U = 1,2DL + 1,6LL 2.3  Kombinasi pembebanan sementara U = 1,2DL + 0,5LL ± 1,0 IRE 2.4 dimana : DL = Beban mati LL = Beban hidup E = Beban gempa I = Faktor keutamaan struktur R = Faktor reduksi gempa

2.5 Perencanaan Balok Prategang

Langkah awal yang harus dilakukan dalam analisa struktur balok beton prategang adalah menentukan dimensi balok prategang. Dalam pradimensi tinggi balok menurut SKSNI 03-1726-2002 merupakan fungsi dari bentang dan mutu yang digunakan. Secara umum pradimensi tinggi balok direncanakan L10 – L15 dan lebar balok diambil 12 H – 23 H, dimana H adalah tinggi balok. Universitas Sumatera Utara 22 Pada perencanaan balok makan pelat dihitung sebagai beban dimana pendistribusian gayanya menggunakan metode amplop. Dalam metode amplop terdapat 2 macam bentuk yaitu pelat sebagai beban segitiga dan pelat sebagai beban trapesium. Adapun persamaan bebannya sebagai berikut : Perataan beban pelat pada perhitungan balok • Perataan beban trapesium Suatu pelat One Way Slab didesain dengan ukuran Lx dan ly diberi beban sebesar q kNm. Gambar 2.5 One Way Slab Gambar 2.6 Perataan Beban Trapesium 4 2 2 2 5 , 2 qLx Lx Ly Q qLx x Lx x Ly Ly Q − = − + = 8 2 2 qLx Lx Ly RB RA Q RB RA − = = = = 2.5 2.6 Universitas Sumatera Utara 23 Jadi, qekv Mmaks trapesium Mmaks =           −       − −             − +           −       = Lx Ly qLx Lx Ly Lx Ly Lx x x qLx Lx Ly RA trapesium Mmaks 4 1 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1       − =               −       −               − +     − − = 2 2 2 2 3 1 16 1 2 1 2 1 2 2 6 1 4 16 2 Lx Ly Lx q Lx Ly qLx Lx Ly Lx Lx q Ly Lx q Lx Ly 2 8 1 Ly q qekv Mmaks ekv = 2 2 2 3 1 2 1 Ly Lx Ly Lx q Qekv       − = 2.7 2.8 2.9 Universitas Sumatera Utara 24 • Perataan beban segitiga 2 1 2 1 2 1 Lx q Lx RB RA = = Jadi, segitiga Mmaks ekv Mmaks = 2 8 1 Lx q = 3 24 1 Lx q segitiga Mmaks = 2 8 1 Lx q qekv Mmaks ekv = Lx q Qekv 3 1 = Gambar 2.7 Perataan Beban Segitiga 2.10 2.11 2.12 2.13 3 2 24 1 8 1 Lx q Lx qekv = Universitas Sumatera Utara 25

2.6 Analisa Prategang

Tegangan yang disebabkan oleh prategang saja umumnya merupakan tegangan kombinasi yang disebabkan oleh aksi beban lansung dan lenturan yang dihasilkan oleh beban yang ditempatkan secara eksentris maupun konsentris. Analisis teganga-tegangan yang timbul pada suatu elemen struktur beton prategang didasarkan atas asumsi-asumsi berikut : 1. Beton adalah suatu material yang elastis serta homogen 2. Beton tidak menerima tegangan tarik. Hal ini berlaku untuk struktur dengan prategang penuh fully prestressed. Pada struktur dengan prategang sebagian partially prestressed, tegangan tarik terbatas bisa saja terjadi pada penampang. 3. Perubahan tegangan pada baja pada umumnya tidak ditinjau dalam perhitunganm dimana pembebanan merupakan hal kecil yang dapat diabaikan. Selama tegangan tarik yang diberikan tidak melampaui batas modulus keruntuhan beton, setiap perubahan dalam pembabanan batang menghasilkan perubahan tegangan pada beton saja, satu-satunya fungsi dari tendon prategang adalah untuk memberikan dan memelihara prategang beton pada beton.

a. Tendon Konsentris