di tempat yang telah disediakan oleh perusahaan daripada memilih pulang dan tidur di rumah, karena terlalu larut dan melelahkan untuk pulang ke rumah.
Kebiasaan kerja 12 jam sehari ini tentu saja telah melanggar ketentuan jam kerja yang telah ditentukan di dalam rodou kijunhou UU Standar Perburuhan.
Kebiasaan kerja 12 jam sehari ini terus berlangsung dan akhirnya secara tidak tertulis, kebiasaan ini dimaklumi dan diperbolehkan, sampai akhirnya
mengganggu ritme kerja yang normal atau yang seharusnya. Kebiasaan kerja yang seperti ini mengakibatkan kelelahan yang akhirnya terjadi kerusakan fatal pada
pekerja pekerja menderita penyakit karena kelelahan bekerja, bahkan sampai
menyebabkan kematian http:www.workhealth.orgwhatsnewlpkarosh.html.
2.4.3 Nilai Kesetiaan dalam Karoushi
Kesetiaan terhadap atasan merupakan sikap umum yang ada pada setiap orang Jepang, baik kesetiaan kepada kaisar ataupun kepada perusahaan. Kesetiaan
yang dimiliki dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, menjadi satu ciri kepribadian masyarakat Jepang, mulai dari keluarga, perusahaan, sekolah sampai
pada kelompok tingkat luas. Para pekerja di Jepang memiliki kesetiaan yang tinggi pada perusahaan
tempat ia bekerja. Mereka cenderung berpegang pada hubungan kelompok perusahaannya, hal ini merupakan sikap dalam mempertahankan kesetiaan dalam
kelompok. Di tempat-tempat kerja, para pemimpin bekerja untuk mempertahankan
loyalitas anggo ta-anggota kelompok dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
mereka. Kepada anak buah diajarkan tentang nilai kerja sama untuk kepentingan perusahaan.
Pola kesempatan kerja seumur hidup yang diberikan oleh perusahaan, serta penentuan upah berdasarkan senioritas menciptakan hubungan loyalitas yang
akrab antara para pemimpin dan anak buah, sehingga tercipta rasa kebanggaan terhadap perusahaan dan anak buah berusaha untuk memajukan perusahaan
tempat mereka bekerja. Kesetiaan karyawan atau manajer Jepang yang sangat besar kepada
kelompoknya yang berdasarkan tingkat senioritas menyebabkan sulit baginya menjalin hubungan erat dengan orang luar, termasuk dengan mereka yang satu
tingkatan kerja dengannya. Para pekerja yang masuk ke dalam kelompok perusahaan untuk karir
seumur hidup memiliki loyalitas yang kuat. Ikatan seumur hidup antara pimpinan dan para pegawai merupakan gejala sistem yang mengingatkan pada kebiasaan
feodal Jepang, dimana adanya ikatan pengabdian seumur hidup anak buah bushi terhadap tuannya daimyo.
Dalam mempertahankan rasa solidaritas dalam kelompok perusahaan, perusahaan Jepang sering mengadakan wisata perusahaan. Dalam hal ini tidak
tampak hubungan antara atasan dan bawahan tetapi hanya hubungan antar anggota kelompok dengan yang lain. Sehingga menimbulkan solidaritas dan loyalitas
anggota pada perusahaan. Hal ini merupakan cara untuk mempererat hubungan di tempat kerja.
Kesetiaan pada perusahaan ini merupakan keuntungan bagi perusahaan akan adanya angkatan kerja yang produktif, yang merasa bangga dan puas dalam
Universitas Sumatera Utara
pekerjaanya. Bagi pekerja kasar maupun pegawai kantoran kerja lembur merupakan bentuk loyalitas mereka terhadap perusahaan. Banyak dari mereka
terutama dikalangan para eksekutif dan pegawai kantoran, tidak menggunakan sepenuhnya masa libur yang diberikan perusahaan. Mereka semua adalah pekerja
yang tekun dan bisa dipercaya akan menjaga mutu pekerjaan mereka sendiri. Suatu pekerjaan bagi pekerja di Jepang tidak hanya merupakan persetujuan
dalam kontrak untuk mendapat bayaran, mereka terkadang melakukan lembur yang tidak mendapat bayaran dari perusahaan saabisu zangyo. Keadaan ini
terjadi karena pekerja seringkali melaporkan jam lembur mereka lebih sedikit daripada yang sebenarnya, mereka seolah-olah menganggap tabu jika
menyebutkan jam lembur yang sebenarnya, karena dengan begitu kredibilitas kerjanya akan dipertanyakan.
Bentuk loyalitas ini terwujud dalam etos kerja bangsa Jepang yang pekerja keras yang lebih mengutamakan kepentingan perusahaannya di atas kepentingan
pribadinya. Frekuensi jam kerja yang sangat tinggi merupakan dampak dari rasa loyalitas terhadap perusahaan guna kemajuan perusahaannya, para pekerja bisa
bekerja mencapai 16 jam dalam sehari yang terus berlangsung secara berkesinambungan, hal ini menimbulkan dampak negatif yaitu stres karena
kelelahan atas kerja yang berlebihan sehingga menimbulkan penyakit yang berujung kepada kematian pekerja itu sendiri karoushi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS NILAI KESETIAAN BUSHIDOU DIHUBUNGKAN
DENGAN KAROUSHI
3.1 Budaya Malu dalam Bushidou junshi dan Karoushi