4. Iwai Bunsuke
Bunsuke dilahirkan pada tahun 1842 di suatu desa di bagian utara perfektur Kyoto. Ketika berusia 10 tahun ia meninggalkan tanah kelahirannnya
menuju Osaka untuk magang disebuah toko yang berjualan produk-produk impor dari Cina. Pada tahun 1862 Bunsuke menyewa sebuah rumah dengan sejumlah
modal yang telah ditabungnya, guna membuka toko yang diberi nama Kagaya. Kagaya merupakan nama populer untuk toko-toko yang berdagang barang-barang
Cina yang merupakan nama dari toko tempat ia dulu bekerja. Bunsuke mempunyai merk dagang sendiri yaitu KB Kagaya Bunsuke.
Dari era Tokugawa akhir dan awal era Meiji, ada dua macam pedagang Jepang yang berhubungan dengan pedagang asing, yakni urikomiya dan
hikitoriya. Urikomiya dapat dipandang sebagai eksportir, dan hikitoriya sebagai importir, namun dengan kemungkinan pengecualian seperti pada Mitsui Bussan,
para eksportir dan importir Jepang tidak mempunyai kontak langsung dengan mereka di luar negeri dan puas dengan berunding dengan para pedagang asing di
Yokohama dan Kobe, Iwai Bunsuke adalah seorang importir, hikitoriya Kunio, 1987:66.
Pada tahun 1880-an barang yang diperdagangkan meliputi minyak, minuman yang berasal dari barat, susu, tenun, benang kapas, selimut, lampu,
kertas dan korek api. Diantara barang-barang yang diperdagangkan, minyak merupakan barang dagangan yang penting, karena dalam proses westernisasi
dalam era Meiji lampu minyak menjadi produk populer menggantikan lilin. Pertumbuhan Iwai Bunsuke terjadi mulai pertengahan 1890-an. Setelah
dua puluh tahun di bawah pemerintahan Meiji, industrialisasi akhirnya mulai
Universitas Sumatera Utara
menampakan hasil dan industri maju telah selesai dalam substitusi impor dan menjadi siap ekspor Kunio, 1987:67.
Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan perniagaan sogo shosha besar yang telah memberikan sumbangan yang penting bagi awal
perkembangan perekonomian Jepang menuju bangsa yang modern. Idustrialisasi di Jepang banyak tergantung pada perdagangan luar negeri, mesin-mesin industri
yang dibutuhkan oleh Jepang di impor dari negara barat yang ditukar dengan ekspor beras, sutera, teh dan produk-produk Jepang lainnnya.
Untuk menjadi suatu sogo shosha, sebuah perusahaan niaga harus menangani banyak produk, bergerak dalam ekspor maupun impor, mempunyai
kantor di luar negeri, serta mempunyai kekuasaan yang memadai di bidang pemasaran dan keuangan.
2.4 Karoushi 2.4.1 Pengertian Karoushi