ANALISIS EKONOMI HASIL DAN PEMBAHASAN
38 buahnya saja. Hingga saat ini, biji alpukat yang telah dibuang dibiarkan begitu
saja hingga membusuk. Biji alpukat yang telah membusuk akan menimbulkan bau tidak sedap dan bayak dihinggapi lalat, sehingga dapat berpengaruh terhadap
kesehatan lingkungan sekitar.
Produksi alpukat di Indonesia cukup tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan data produksi buah alpukat di Indonesia pada tahun 2013 dari Badan Pusat
Statistik BPS yaitu mencapai 276.318 ton per tahun. Produksi alpukat mengalami peningkatan pada tahun 2014 hingga mencapai 307.326 ton [1],
seiring dengan meningkatnya produksi alpukat, maka limbah biji alpukat yang dihasilkan juga meningkat.
Biji alpukat terdiri dari 65 daging buah mesokarp, 20 biji endocarp, dan 15 kulit buah perikarp [9]. Menurut Prasetyowati, biji alpukat
mengandung 15 – 20 minyak. Biji alpukat mengandung minyak yang hampir sama dengan kedelai sehingga biji alpukat dapat dijadikan sebagai sumber minyak
nabati [3].
Jika diperkirakan produksi buah alpukat per tahun adalah 250 ribu ton. Biji alpukat 20 dari produksi buah alpukat yaitu 50 ribu ton. Setelah dilakukan
penelitian mengenai ekstraksi minyak biji alpukat dengan pelarut heptana, diperoleh rata-rata kandungan minyak dalam biji alpukat sebesar 14,72. Dari
data tersebut, jika dikalikan dengan limbah biji alpukat Indonesia dapat dihasilkan 7.360 ton minyak biji alpukat. Densitas minyak biji alpukat yang diperoleh dari
penelitian yaitu 0,7 kgL. Dalam satuan volume, minyak biji alpukat yang dapat dihasilkan dari 50 ribu ton limbah biji alpukat yaitu lebih dari 10 juta Liter
minyak biji alpukat. Dapat dilihat dari hasil tersebut, potensi minyak biji alpukat cukup besar untuk dijadikan minyak nabati.
Untuk itu, perlu dilakukan analisis ekonomi mengenai ekstraksi pembuatan minyak dari biji alpukat yang akan dikaji secara sederhana dalam tulisan ini.
Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh yield sebesar 15 pada waktu ekstraksi selama 90 menit, massa biji alpukat sebesar 20 gram dan volume pelarut
250 ml. Dimisalkan basis perhitungan yaitu 100 gram bahan baku biji alpukat. Sebelum melakukan kajian tersebut, perlu diketahui harga bahan baku yang
39 digunakan dalam produksi dan harga jual minyak biji alpukat. Jumlah bahan baku
yang digunakan pada proses ekstraksi dapat dihitung sebagai berikut :
Volume pelarut n-heptana yang diperlukan untuk mengekstraksi 100 gram biji alpukat =
ml 250
gr 20
gr 100
= 1250 ml = 1,25 L
Harga pembelian n-heptana = L
25 ,1
L 5
, 2
000 .
100 .
2 Rp
= RP 1.050.000,-
Jumlah minyak yang dihasilkan dari 20 gram biji alpukat : minyak 20 gr =
gr 20
15
= 3 gr minyak 100 gr =
gr 3
gr 20
gr 100 = 15 gr
Massa minyak yang diperoleh = 15 gr Harga minyak biji alpukat 138,98 per kg Aliexpress = Rp 2.043.700
Harga penjualan minyak biji alpukat = gr
15 gr
1000 700
. 043
. 2
Rp
= Rp 30.655,- Pada saat pemisahan pelarut dari minyak setelah proses ekstraksi diperoleh
sekitar 80 pelarut n-heptana yang diuapkan dapat digunakan kembali untuk proses ekstraksi yang selanjutnya.
Volume n-heptana yang diperoleh = 80 x 1,25 L = 1 L Harga penjualan n-heptana =
L 1
L 5
, 2
000 .
100 .
2 Rp
= Rp 840.000,- Jadi untuk proses ekstraksi selanjutnya dapat menghemat pembelian pelarut
sebesar Rp 840.000,-
40