19
3.3 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan variabel bebas yaitu waktu ekstraksi t
1
, t
2
, dan t
3
, massa biji alpukat W
1
, W
2
, dan W
3
, dan volume pelarut n-heptana V
1
, V
2
, dan V
3
. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode permukaan respon Response Surface Methodology.
Metode permukaan respon Response Surface Methodology merupakan sekumpulan teknik matematika dan statistika yang berguna untuk menganalisis
permasalahan dimana beberapa variabel independen mempengaruhi variabel respon dan tujuan akhirnya adalah untuk mengoptimalkan respon. Ide dasar metode ini
adalah memanfaatkan desain eksperimen berbantuan statistika untuk mencari nilai optimal dari suatu respon.
Level – level eksperimen pada masing – masing variabel independen dikodekan sedemikian hingga level rendah berhubungan dengan -1 dan level tinggi
berhubungan dengan 1 untuk mempermudah perhitungan. Desain Central Composite Design CCD pada eksperimen yang menggunakan tiga variabel independen nilai
rotatabilitasnya = 2
3 14
= 1,6818 ≈ 1,682. Oleh karena itu, nilai ± 1,682 termasuk nilai yang digunakan untuk pengkodean [31].
Adapun level kode dan kombinasi perlakuan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Level Kode Rancangan Penelitian
Variabel Satuan Kode
Level dan Range -1,682
-1 +1
+1,682
Waktu ekstraksi
menit t
69,5 90
120 150
170,5 Massa biji
alpukat gram
W 13,2
20 30
40 46,8
Volume pelarut n-heptana
ml V
215,9 250
300 350
384,1
20 Tabel 3.2 Rancangan Percobaan Penelitian
Run Waktu
Ekstraksi menit
Massa Biji Alpukat
gram Volume Pelarut
n-heptana ml
1 120
30 215,9
2 120
30 300
3 120
13,2 300
4 90
20 250
5 90
20 350
6 120
30 300
7 90
40 250
8 120
30 300
9 150
40 350
10 69,5
30 300
11 170,5
30 300
12 150
20 250
13 90
40 350
14 120
46,8 300
15 150
40 250
16 120
30 384,1
17 150
20 350
18 120
30 300
19 120
30 300
20 120
30 300
21
3.4 PROSEDUR PENELITIAN
3.4.1 Prosedur Utama 3.4.1.1 Prosedur Persiapan Biji Alpukat
1. Biji alpukat yang telah dikumpulkan dikupas kulit arinya. 2. Dicuci dan dibersihkan dengan air.
3. Dipotong-potong untuk dikeringkan. 4. Dihaluskan dengan menggunakan blender.
5. Dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu ± 100
o
C. 6. Diayak dengan ayakan 50 mesh.
3.4.1.2 Prosedur Ekstraksi Minyak Biji Alpukat Prosedur ekstraksi minyak biji alpukat diadopsi dari Prasetyowati [2] yaitu
sebagai berikut :
1. Peralatan ekstraksi berupa labu leher tiga, refluks kondensor, penangas air, termometer, hot plate, magnetic stirrer, statif dan klem dirangkai.
2. Biji buah alpukat yang telah dihancurkan, dihaluskan, dikeringkan dan diayak diumpankan ke dalam ekstraktor kemudian diikuti dengan
penambahan pelarut n-heptana dengan rasio sesuai rancangan penelitian.
3. Dipanaskan hingga suhu titik didihnya dan dihitung waktu ekstraksi sesuai rancangan penelitian.
4. Diperoleh ekstrak berupa campuran minyak biji alpukat dan pelarut n- heptana.
3.4.1.3 Prosedur Evaporasi Pelarut Hasil Ekstraksi Ekstrak yang diperoleh pada proses ekstraksi dievaporasikan dengan cara
distilasi pada suhu 100
o
C pada Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara, Medan.
22
3.4.2 Prosedur Analisis 3.4.2.1 Analisis FFA Free Fatty Acid Minyak Biji Alpukat
Untuk Analisis kadar FFA minyak biji alpukat sesuai dengan AOCS Official Method Ca 5a-40 dengan prosedur sebagai berikut
1. Minyak biji alpukat sebanyak 7,05 ± 0,05 gram dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. 2. Ditambahkan etanol 95 sebanyak 75 ml.
3. Campuran dikocok kuat dan dilakukan titrasi dengan NaOH 0,25 N
dengan indikator fenolftalein 3-5 tetes. Titik akhir tercapai jika warna larutan berwarna merah rosa dan warna ini bertahan selama 10 detik.
Kadar FFA= T x V x BM
berat sampel x 10 Dimana: T = normalitas larutan NaOH
V = volum larutan NaOH terpakai M = berat molekul FFA
3.4.2.2 Analisis Komposisi Asam Lemak Minyak Biji Alpukat dengan GC-MS
Minyak biji alpukat yang telah diekstraksi akan dianalisis menggunakan instrumen GC-MS yang ada pada Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit
PPKS untuk mengetahui komponen asam lemak dalam minyak biji alpukat tersebut.
3.4.2.3 Analisis Viskositas Minyak Biji Alpukat dengan Metode Tes ASTM D 445
Viskositas adalah ukuran hambatan cairan untuk mengalir secara gravitasi, untuk aliran gravitasi dibawah tekanan hidrostatis, tekanan cairan sebanding dengan
kerapatan cairan. Satuan viskositas dalam cgs adalah cm
2
per detik Stokes. Satuan SI untuk viskositas m
2
per detik 104 St. Lebih sering digunakan centistokes cSt 1cSt =10
-2
St = 1 mm
2
s. Untuk analisa viskositas menggunakan metode tes ASTM D-445. Untuk pengukuran viskositas ini menggunakan peralatan utama yaitu
viskosimeter Ostwald tube tipe kapiler, viscosimeter holder dan bath pemanas pada 37,8
o
C. Termometer yang digunakan dengan ketelitian 0,02
o
C dan menggunakan stop watch dengan ketelitian 0,2 detik.