Latar Belakang Historis Desa Jaring Halus

berprofesi sebagai guru, buruh industri bangunan, serta pengusaha seperti tauke.Sumber daya lautmerupakan penghasilan terbesar terhadap kehidupan masyarakat.Sehingga mereka mengelolanya dan berusaha menjaga laut agar tetap terjaga ekosistemnya.Nelayan Jaring Halus juga memanfaatkan laut dengan membuat keramba dan ambe. Adanya hutan bakau juga mempengaruhi hasil tangkapan karena akar-akar pohon bakau tersebut merupakan tempat bertelurnya ikan-ikan dan berfungsi sebagai tempat untuk ikan-ikan kecil yang belum bisa lepas di laut luas.

2.2 Latar Belakang Historis Desa Jaring Halus

Jaring Halus merupakan sebuah desa yang terletak di pinggir lautan lepas dikelilingi oleh lautan.Desa ini merupakan desa pesisir yang penduduknya mayoritas adalah Melayu dan sebagian kecil adalah suku Banjar.Untuk mencapai desa ini transportasi yang digunakan adalah kapal boat dari Secanggang.Menurut cerita masyarakat setempat, dulunya desa ini merupakan sebuah tempat di mana masyarakat Melayu di desa ini berasal dari negeri Malaysia yang disebabkan oleh suatu hal mereka bertransmigrasi ke desa ini. Dan dulunya desa ini masih kosong sama sekali dan lama kelamaan berkembang akibat perubahan zaman. Dulunya oleh orang Malaysia di sebut jari halus, tetapi kemudian akibat para pendatang yang tinggal dan menetap di desa tersebut seperti Banjar, Jawa, Melayu, dan Banten akhirnya berubah nama menjadi Desa Jaring Halus. Alkisah tentang nama Jaring Halus berasal dari nama sejenis rumput yang tumbuh di sekitar pantai kampung ini. Konon pada waktu itu rumput tersebut banyak tumbuh disini.Masyarakat disini menyebutnya rumput “jari halus”.Oleh karena rerumputan itu merupakan ciri khas wilayah kampung ini maka mereka pada waktu itu menamai kampung ini sebagai Kampung Beting Jari Alus.Mereka ini adalah komunitas perantau yang datang dari wilayah negara tetangga Kedah, Malaysia yang menetap di kawasan Beting Jari Alus sejak tahun 1917. Suku melayu dari Malaysia menggunakan perahu tongkang menyebrangi Selat Malaka. Kemudian mereka tiba di sebuah tempat yang bernama Pulau Seremban, Pangkalan Berandan – Langkat.Dari tempat ini mereka terus bergerak mencari sebuah tempat yang sesuai dan nyaman. Setidaknya ada lima lokasi yang telah mereka jelajahi selama kurun waktu 17 tahun, yang kesemuanya berada di wilayah pesisir pantai timur Langkat. Setelah itu mereka menemukan kawasan beting pantai dimana menurut pertimbangan mereka tempat itu sangat strategis.Kawasan tersebut adalah Desa Jaring Halus yang dulu namanya Kampung Beting Djari Halus.Selama setahun disitu jumlah mereka bertambah menjadi 15 KK, karena adanya perpindahan penduduk lokal ke Jaring Halus.

2.3 Sistem Mata Pencaharian Penduduk Desa Jaring Halus