Kehidupan Ekonomi PERKEMBANGAN MASYARAKAT SUKU BANJAR YANG TINGGAL DI DESA

Kesehatan Berbasis Masyarakat UKBM dengan kader yang terlibat sebanyak 1.119 orang. Dari segi kegiatan KB tercatat sebanyak 23.545 akseptor aktif atau sebesar 74,47 persen dari 31.615 PUS. Dan jumlah akseptor aktif tersebut terbanyak menggunakan jenis alat kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 53,33 persen. Sarana dan Prasarana Kesehatan yang tersedia di Kota Banjar terus ditingkatkan dari tahun ke tahun.Di tahun 1998, jumlah Puskesmas telah mencapai 17 buah yang tersebar di 4 Kecamatan, dimana 10 diantaranyaadalah Puskesmas Pembantu. Disamping itu, terdapat pula Puskesmas Keliling sebanyak 8 buah, dan Puskesdes terdapat sebanyak 38 Buah semakin tersebarnya Fasilitas layanan peskesmas diharapkan akan memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan secara memadai.

4.2 Kehidupan Ekonomi

Orang Banjar dikenal dengan julukan masyarakat air atau “the water people” karena adanya pasar terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari di lautan Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat. Kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari PDRB yang dihasilkan oleh daerah tersebut.Selama tahun 1998. Kabupaten Tapin mampu menghasilkan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp. 3.033.436.61 Dan ADHK sebesar Rp.1.829.055.09. Dengan pertumbuhan mencapai, sedangkan PDRB perkapita ADHB mencapai Rp.2.211.322.10jiwatahun dan PDRB perkapita ADHK mencapai Rp,1.315.551.25jiwatahun. Perekonomian Kabupaten didukung oleh sector pertanian dengan sumbangan sebesar 50, pertambangan dan penggalian 20 dan jasa 10. Pada tahun 2010, dapat dilihat bahwa semua sector mengalami pertumbuhan yang positif. Sector dengan pertumbuhan tertinggi adalah banyak dan lembaga keuangan sebesar 7 , dan bangunan 5 . Sedangkan sektor pertanian menunjukan pertumbuhan terendah sebesar 5. Monografi Desa Kecamatan Wanaraya Kabupaten Marabahan jumlah penduduk menurut jenis kelamin yaitu laki-lakinya pada tahun 1992 adalah 6.634 perempuan 6.428, pada tahun 1996.Sebagian besar mereka hidup bertani dan menangkap ikan. Sekarang banyak pula yang bergerak dalam bidang perdagangan, transportasi, pertambangan, pembangunan, pendidikan, perbankan, atau menjadi pegawai negeri. Selain itu, mereka mempunyai keahlian menganyam dan membuat kerajinan permata yang diwariskan secara turun temurun. Upacara- upacara adat masih dipertahankan. Kekayaan alam dan kesuburan tanah tempat orang Banjar ternyata tidak otomatis meningkatkan taraf hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana transportasi kondisi jalan dan angkutan yang terbatas menyebabkan produk pertanian dan non pertanian mereka sulit untuk dipasarkan. Selain itu, kesulitan mendapat modal juga mengurangi ruang gerak mereka. Melihat corak ekonominya, maka dapat dibagi menjadi beberapa sub bidang yaitu:

1. Pertanian

Kehidupan masyarakat Banjar tidak lepas dengan kehidupan agrarisnya, mengingat kebanyakan penduduk menyandarkan pendapatannya dalam bidang ini, walaupun untuk usaha sampinganpun juga dilakukan apalagi bagi penduduk yang bertempat tinggal didataran rendah, dataran tinggi, rawa dan dekat sungai. Dalam hal istilah dalam bertani sendiri, masing-masing mempunyai kata tersendiri untuk menyebutkannya seperti: a. Khusus dataran tinggi, ada beberapa kriteria penyebutan Biasanya dilakukan oleh masyarakat yang bermukim didaerah pegunungan seperti pengunungan meratus yang sistemnya masih menggunakan sistem tebang-bakar atau swidden berpindah yang menggunakan sistem siklus apabila lahan yang telah digunakan nantinya dapat kembali ditanami apabila telah menjadi belukar. Ini mungkin memerlukan waktu yang