Penentuan Kadar N-amino Metode Cu Pope, 1986

LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Komposisi Kimia 1. Penentuan Kadar Padatan Kering Metode Gravimetri AOAC, 1980 Cawan dipanaskan dalam oven dengan temperatur 110° C selama 1 jam. Didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga konstan. Sampel autolisat sebanyak ± 1 gram dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Sampel dipanaskan dalam oven bersuhu 110° C selama 3 jam. Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang. Dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam desikator lalu timbang hingga diperoleh bobot konstan. Pengurangan bobot merupakan banyaknya air dalam sampel. Kadar air = s c a s w w w w − − x 100 Kadar Padatan Total = 100 - Kadar Air Sampel Keterangan : Ws = berat sampel Wa = berat akhir setelah pemanasan cawan + sampel Wc = berat cawan kosong

2. Penentuan Kadar N-amino Metode Cu Pope, 1986

Prinsip analisa dengan metode Cu adalah NH 2 dari asam amino dalam bahan makanan apabila direaksikan dengan Cu 2+ dalam suasana basa akan berubah menjadi Cu kompleks. Kompleks yang terbentuk dapat dianalisa secara iodometri. 1 mL autolisat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu diencerkan dengan penambahan air sebanyak 9 mL, divortex lalu diamkan hingga terpisah bagian bening dan endapannya. Bagian bening digunakan sebagai sampel 60 60 dalam analisa. Sampel dipipet sebanyak 2,5 mL lalu dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL, ditambahkan 3 tetes indikator timolftalein dan beberapa tetes NaOH 1 N sampai berwarna biru. Tambahkan 15 mL suspensi Copper dibuat dari campuran larutan CuCl 2 0,16 M, larutan trisodium fosfat dan ditambahkan buffer borat dengan perbandingan volume masing-masing 1 : 2 : 2, dikocok lalu ditera dengan aquadest hingga tanda batas. Dihomogenkan lalu disaring. Diambil 10 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 0,5 mL CH 3 COOH pekat dan 1 gram KI lalu dititrasi dengan Na-tiosulfat 0,01 N yang telah distandarisasi. Saat hampir mencapai titik akhir titrasi ditambahkan 4 tetes larutan pati 1 , lanjutkan titrasi hingga warna biru tepat hilang. Catat mL titran Na- tiosulfat yang dibutuhkan. Kadar N-amino mggr = sampel gr xfp x N N x titran ml darisasi s tiosulfat Na sampel 28 , 01 , tan − Keterangan : konsentrasi Na-tiosulfat standarisasi = 0,0132 N 3. Penentuan Kadar Gula Pereduksi Metode Somogy-Nelson AOAC,1990 Pembuatan larutan standar : dibuat larutan glukosa 1 , 1 mL larutan ini dipipet dan masukkan dalam labu takar 100 mL, tanda bataskan dengan aquadest. Larutan standar H 2 O 0,1 mL + 0,9 mL 0,2 mL + 0,8 mL 0,3 mL + 0,7 mL 0,5 mL + 0,5 mL 0,7 mL + 0,3 mL 1 mL autolisat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu diencerkan dengan penambahan air sebanyak 9 mL, divortex lalu diamkan hingga terpisah 61 bagian bening dan endapannya. Bagian bening digunakan sebagai sampel dalam analisa. Dipipet 1 mL sampel ke dalam labu ukur 25 mL ditambahkan aquadest sampai tepat tanda batas. Dari hasil pengenceran diambil 0,1 mL dan ditambahkan aquadest 0,9 mL ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 mL larutan Nelson campuran Nelson A + Nelson B, tutup tabung reaksi dengan sumbat kapas, dipanaskan 20 menit, lalu dinginkan. Ditambahkan 1 mL arseno molibdat, kocok, ditambahkan aquadest sampai volumenya 10 mL, dihomogenkan. Baca absorbansinya pada λ 520 nm, warna kompleks yang terbentuk hijau. Kadar gula pereduksi = konsentrasi x fp Keterangan : Konsentrasi = konsentrasi gula pereduksi sampel yang tertera pada spektrofotometer fp = faktor pengenceran

4. Penentuan Kadar Protein Terlarut Metode Lowry AOAC, 1990