Autolisis Kaldu TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 3. Jenis-jenis Asam Amino yang Terdapat pada Kacang Hijau Jenis Asam Amino Kadar mg100 g Aspartat Glutamat Serin Treonin Alanin Valin Leusin Isoleusin Arginin Histidin Fenilalanin Triptofan Lisin Prolin Metionin Tirosin 196 279 89 95 68 94 79 100 64 75 49 96 197 64 69 75 Sumber : Muchtadi, 2006 Kandungan asam glutamat kacang hijau yang sangat tinggi menjadi alasan utama digunakannya kacang hijau sebagai flavor enhancer pembangkit cita rasa alami yang memiliki kandungan gizi tinggi. Kadar lemak yang rendah pada kacang hijau menjaga bahan makanan dan minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik. Lemak kacang hijau tersusun atas 73 asam lemak tak jenuh seperti oleat 20,8, linoleat 16,3 dan linolenat 37,5 serta 27 asam lemak jenuh Muchtadi, 2006.

2.2. Autolisis Kaldu

Nabati Autolisis merupakan suatu proses mencerna sendiri self-digestion atau autodigesti pada khamir atau kapang yang memerlukan enzim endogenus pendegradasi. Proses autodigesti dapat dilakukan dengan suhu dan pH, hal ini menyebabkan kematian sel tetapi tidak menginaktifkan enzim-enzim pendegradasinya. Tujuan proses autolisis ini adalah untuk memperoleh autolisat 8 ekstrak khamir yaitu hasil proses autolisis dengan kandungan peptida terlarut sebagai savory flavor non volatil penghasil rasa gurih. Autolisat digunakan secara luas pada produk-produk pangan khususnya daging sapi dan ayam yang diformulasikan karena kapasitas pengikatan airnya yang tinggi serta kemampuannya untuk meningkatkan rasa gurih Nagodawithana, 1994. Menurut Susilowati 2007, autolisis kaldu nabati kacang hijau yang terfermentasi garam oleh kapang Rhizopus C 1 juga bertujuan untuk meningkatkan kandungan fraksi gurih berupa peptida terlarut sebagai sumber flavor gurih. Proses autolisis dilakukan pada kacang hijau terfermentasi melalui pemanasan pada suhu, waktu dan pH tertentu disertai pengadukan. Kfondisi ini menyebabkan lisis pada sel kapang tanpa merusak enzim-enzim yang dihasilkan. Saat sel mengalami lisis terjadi suasana ketidakberaturan sistem sel dan menyebabkan membran internal terdisintegrasi dan melepaskan enzim-enzim degeneratif terutama protease dan glukanase ke matriks sel. Selanjutnya enzim tersebut bekerja terhadap substrat makromolekul yang akhirnya menyebabkan pelarutan kandungan sel. Komponen sel terlarut akan masuk dalam sistem substrat yang ditandai dengan kenaikan kandungan fraksi gurih sebagai asam-asam amino, peptida terlarut dan perubahan komposisi keseluruhan substrat. Perbedaan utama antara autolisis kaldu nabati dari kacang hijau dengan ekstrak khamir yaitu substratnya berupa padatan campuran kacang-kacangan kacang hijau, garam dan inokulum dari kapang Rhizopus C 1 berbentuk semi solid sebagai kaldu kasar crude kaldu yaitu kacang terfermentasi garam selama waktu tertentu, sedangkan autolisis sel khamir adalah substrat berupa bubur ekstrak sel khamir yang ditumbuhkan pada media tertentu dengan tujuan untuk 9 memperoleh ekstrak khamir sebagai savory flavor Susilowati, 2008. Untuk menciptakan kaldu nabati dengan flavor analog ayam atau daging, maka dibutuhkan suatu prekursor flavor.

2.3. Flavor Cita Rasa