Pendidikan Responden Jenis Pekerjaan Responden

Menurut Morgan 1961 dalam buku Widayatun 1999 bahwa sikap adalah kecenderungan untuk berespon baik secara positif atau secara negatif terhadap orang, objek, atau situasi. Sementara menurut Suma’mur 1996 mengatakan bahwa persepsi dan pemahaman tentang K3 pada akhirnya ditampilkan dalam bentuk sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok masyarakat mengenai K3. Pendapat diatas sesuai dengan fakta yang didapat dalam penelitian, dengan maksimalnya kegiatan K3 yang dilakukan secara terkoordinasi dan teratur mengakibatkan adanya sikap positif dari responden. Baiknya sosialisasi tentang sumber bahaya dan manfaat K3 di lingkungan kerja responden menumbuhkan sikap yang sangat peduli di kalangan responden. Fungsi dan tugas perusahaan pertambangan disertai situasi dan kondisi lingkungan kerja yang bergerak dalam bidang penggalian isi perut bumi membentuk pemahaman responden tentang kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Latar belakang pendidikan serta pengalaman sehari-hari dalam bekerja membuka wawasan dan cakrawala berpikir responden tentang K3. Kedua faktor tersebut akan membentuk sikap para responden terhadap kesehatan dan keselamatan dalam bekerja.

6.2.5. Pendidikan Responden

Dari seluruh responden tampak tingkat pendidikan yang cukup bervariasi, dengan rentang tiga tingkatan dari yang paling rendah yaitu hanya lulus SLTP, lulus SLTA, dan lulus PT. Untuk proporsi yang paling besar populasinya berada pada tingkat SLTA yaitu 63. Sementara itu proporsi paling rendah ditempati oleh responden berpendidikan lulus SLTP 18 dan ditengahi oleh responden berpendidikan lulus PT 19. Keragaman tingkat pendidikan karyawan bagi perusahaan pertambangan dalam kaitannya dengan pelaksanaan K3 cukup menguntungkan. Masing-masing akan berperan sesuai dengan kemampuannya, sehingga pelaksanaan kegiatan pengolahan lebih komperhensif. Dari informasi yang diperoleh dalam penelitian, salah satu yang dihadapi dalam penerapan dan sosialisasi K3 adalah sangat minimnya karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan bidang K3. Menurut Depkes 2000, untuk profesionalisme bidang K3 perlu dukungan tenaga kerja yang mempunyai latar belakang pendidikan atau sudah pernah mengikuti pelatihan K3. Gueech 1993 dalam buku Suma’mur 1996 menyebutkan bahwa pendidikan juga merupakan salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pekerja maupun tempat kerja yang dilakukan melalui program keselamatan dan disponsori oleh manajemen. Dengan program dasar tersebut diharapkan pekerja dapat berperan aktif dalam menciptakan dan menjaga keselamatan di tempat kerja.

6.2.6. Jenis Pekerjaan Responden

Perusahaan pertambangan sesuai dengan fungsinya adalah memproduksi produk barang dan jasa dari isi perut bumi yang dilakukan oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya. PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor sendiri membagi jenis pekerjaan dalam area pengolahan menjadi lima yaitu process plant, perencana pengolahan, sianidator, recovery, dan pengolahan limbah. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata tidak terdapat kesenjangan jumlah karyawan yang begitu berarti antara lima jenis pekerjaan tersebut. Karena jenis pekerjaan merupakan kesatuan alur dalam proses pengolahan, jadi diharapkan seluruh karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan ahlinya dengan jumlah yang relatif sama. Prosentasenya adalah 19 untuk perencana pengolahan, 27 sianidator, 29 recovery, 25 pengolahan limbah, dan 0 process plant karena tidak ada di tempat dan tidak diteliti. Pekerjaan karyawan area pengolahan yang bervariasi dari segi jumlah maupun jenisnya, dalam melaksanakan tugas selalu berhubungan dengan berbagai bahaya yang potensial. Jika tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja Suma’mur, 1996. Melihat kondisi ini sudah sewajarnya karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor menjadi sasaran prioritas kesehatan dan keselamatan kerja.

6.2.7. Tempat Kerja Responden

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Individu Dan Shift Kerja Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Bagian Pengepakan Di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Medan Tahun 2004

1 37 66

Faktor - Faktor Yang Berperan Dalam Pelaksanaan Program Kerja Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3) Di PT. Sinar Oleochemical International Belawan Tahun 2003 - 2004

0 27 72

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH WISATAWAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEGITIGA EMAS PARIWISATA KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2001-2008

0 3 7

Peranan Satuan Kerja Sistem informasi Manajemen Pada PT. Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor Bogor-Jawa Barat

0 7 36

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT ANTAM Tbk. UBPE PONGKOR, BOGOR, JAWA BARAT

1 7 82

GAMBARAN PELAKSANAAN INSPEKSI TERENCANA PADA PENGOPERASIAN WHEEL LOADER DI AREA TAMBANG PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR BOGOR

7 114 82

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FMIPA UNIMED.

3 20 30

EVALUASI FAKTOR KEBISINGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN MEMPENGARUHI PERFORMANSI KERJA (Studi Kasus: PT. ANEKA TAMBANG EMAS PONGKOR Tbk).

0 2 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1983-2008.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN TRANSMISI (UPT) PEKANBARU Oleh : Angga Ananda Putra Dan Ruzikna Abstrak - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PR

0 0 15