merokok membuat responden kadang bertindak ceroboh dan sembrono dalam bekerja dengan merokok di sembarang tempat. Selain itu, komunikasi akan
bahaya dari pihak manajemen terhadap K3 yang kurang seperti tidak dicatatnya informasi keadaan iklim lingkungan bising, getaran, suhu,
kelembaban, kadar Cn, dan pencahayaan yang telah diukur menimbulkan kepedulian para responden untuk berperilaku selamat yang kurang. Sahab
1997 mengatakan bahwa kegagalan dalam menjalankan misi K3 karena kurangnya motivasi untuk bekerja dengan selamat. Ia juga mengatakan bahwa
komunikasi K3 diperlukan untuk mendorong perubahan perilaku sehingga termotivasi untuk bekerja dengan selamat.
Tidak selalu tersedianya sarana dan prasarana yang berhubungan dengan K3 turut mempengaruhi perilaku responden. Kadang kala karyawan
melakukan sesuatu kegiatan berbahaya seperti menyalakan mesin dengan tangan kosong akibat tidak tersedianya alat bantu yang layak dipakai. Hal
semacam ini sering terjadi di area pengolahan seperti di gold room, ruang monitor 77, dan sekitar ball mill. yang diteliti oleh peneliti.
6.2.2. Pengetahuan Responden Terhadap K3
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa proporsi terbesar dari responden mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang K3 di area
pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008 yaitu sebesar 92. Tetapi masih didapat juga informasi responden yang
memiliki pengetahuan yang rendah tentang K3 di area pengolahan yaitu sebesar 8.
Komposisi yang hampir homogen tentang tingkat pengetahuan responden mengenai K3 seperti hasil di atas berkaitan dengan baiknya
kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang K3 di pertambangan. Fakta ini bertentangan dengan penelitian yang mempunyai hasil masih relatif
sedikitnya pengetahuan para pekerja mengenai K3 Suma’mur, 2001. Menurut
Skinner 1938
dalam buku Notoatmodjo 2005 mengatakan
bahwa seseorang dikategorikan berpengetahuan tinggi apabila mampu mengungkapkan sebagian besar informasi dari suatu objek dengan benar.
Akan dikategorikan berpengetahuan rendah apabila seseorang hanya mampu mengungkapkan sedikit informasi dari suatu objek dengan benar.
Sebagai institusi yang sejak lama telah membangun komitmen untuk melaksanakan program K3, komposisi diatas merupakan modal yang cukup
baik. Dari hasil penelitian, fakta yang muncul tentang pengetahuan responden pada kategori tinggi maupun pada kategori rendah sudah cukup banyak
pengetahuan responden yang bersifat parsial dan yang berada pada lingkup pekerjaan sehari-hari.
Kenyataan diatas
dimungkinkan karena sebagian besar responden
memiliki latar belakang pelatihan dan pemberian informasi mengenai K3 yang baik. Selama mengikuti pelatihan prinsip-prinsip K3 yang menyangkut
bidangnya sudah pernah diajarkan dalam pemberian informasi mengenai K3. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Adenan 1986 dalam buku Widayatun
1999 yang mengatakan dari lingkungan seseorang mendapat pengalaman
dan pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal dan informal.
Untuk kedepannya, sosialisasi dan komunikasi yang sudah ada perlu dipertahankan bahkan jika mungkin ditingkatkan lebih intensif terhadap
seluruh karyawan tentang K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor. Agar kemampuan dan keterampilan para
responden meningkat, perlu dilakukan pelatihan secara teratur. Kegiatan ini sesuai pendapat dari Guesich 1993 dalam buku Suma’mur 1996 yang
mengatakan bahwa education merupakan program dasar dalam K3. Sedang menurut Notoatmodjo 2005 mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan telinga.
Pendapat lain diungkapkan oleh Suma’mur 1996 bahwa pemahaman terhadap K3 merupakan faktor esensial bagi keberhasilan program. Disamping
itu pemahaman yang tepat terhadap K3 di lingkungan karyawan merupakan unsur penentu kemajuan pelaksanaan program secara normatif menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta penggerak improvisasi penyelenggaraan yang lebih dapat menjamin pencapaian kemanfaatan yang
lebih besar.
6.2.3. Persepsi Responden Terhadap K3