Pengertian Pengetahuan Tingkatan Pengetahuan

thoughts and felling , yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan, tempat kerja, dan jenis pekerjaan.

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang pekerja memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api. Seorang dokter akan merawat pasiennya setelah melihat pasien lain dengan jenis kesakitan yang sama hingga cacat, karena pasien yang lain tersebut tidak dirawat secara intensif oleh dokter. Notoatmodjo, 2007. Saputra 1997 dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3 dengan p value 0,460. Artinya ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan seseorang dengan perilaku K3 yang dilakukannya.

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Menurut Bloom 1975 yang dikutip dari Widayatun 1999, pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang sudah diperoleh sebelumnya. Bloom mengelompokkan pengetahuan ke dalam dominan kognitif dan menempatkannya sebagai urutan utama dari domain kognitif karena pengetahuan merupakan unsur dasar untuk pembentukan tingkat- tingkat domain kognitif berikutnya yang meliputi tingkat pemahaman, penerapan, analis, sintesis dan penilaian. Sedang menurut Abijusah 1981 bahwa pengetahuan adalah kemampuan dari seseorang untuk memahami sesuatu. Menurut Skinner seperti dikutip oleh Notoatmojo 2007 bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan lancar, baik secara lisan maupun tertulis maka dapat dikatakan mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan. Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pengetahuan adalah banyaknya informasi yang dimiliki seseorang sebagai hasil proses penginderaan mengenai suatu objek tertentu dengan cara mengingat atau mengenal informasi yang ada pada objek tersebut, merupakan bagian tingkah laku yang termasuk dalam domain kognitif tingkat pertama.

b. Tingkatan Pengetahuan

Notoatmojo 2007 dalam bukunya yang berjudul promosi kesehatan dan ilmu perilaku menyebutkan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: • Tahu, artinya kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. • Memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. • Aplikasi, artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi nyata yaitu menggunakan hukum-hukum, rumus- rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. • Analisis, artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. • Sintesis, artinya kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada. • Evaluasi, artinya kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada. Dari lingkungan seseorang mendapat pengalaman dan pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan informal. Makin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka semakin luas pengetahuannya. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia yang dapat mempengaruhi sikap seseorang Adenan, 1986 dalam buku Widayatun 1999.

c. Pengukuran Pengetahuan

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Individu Dan Shift Kerja Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Bagian Pengepakan Di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Medan Tahun 2004

1 37 66

Faktor - Faktor Yang Berperan Dalam Pelaksanaan Program Kerja Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3) Di PT. Sinar Oleochemical International Belawan Tahun 2003 - 2004

0 27 72

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH WISATAWAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEGITIGA EMAS PARIWISATA KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2001-2008

0 3 7

Peranan Satuan Kerja Sistem informasi Manajemen Pada PT. Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor Bogor-Jawa Barat

0 7 36

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT ANTAM Tbk. UBPE PONGKOR, BOGOR, JAWA BARAT

1 7 82

GAMBARAN PELAKSANAAN INSPEKSI TERENCANA PADA PENGOPERASIAN WHEEL LOADER DI AREA TAMBANG PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR BOGOR

7 114 82

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FMIPA UNIMED.

3 20 30

EVALUASI FAKTOR KEBISINGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN MEMPENGARUHI PERFORMANSI KERJA (Studi Kasus: PT. ANEKA TAMBANG EMAS PONGKOR Tbk).

0 2 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1983-2008.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN TRANSMISI (UPT) PEKANBARU Oleh : Angga Ananda Putra Dan Ruzikna Abstrak - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PR

0 0 15