Metode dan Teknik Pengkajian Data

1.3.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Pada tahap pengkajian data diterapkan dua metode. Pertama, metode tahap referensial dengan teknik dasar berupa teknik pilah unsur penentu dan teknik lanjutan berupa teknik hubung banding menyamakan pokok Sudaryanto, 1993: 21-27. Metode padan referensial berfungsi untuk menentukan referen sebuah kata, yaitu dengan cara membandingkan referen kerja dengan hal pokok berdasarkan daya pilah yang dimiliki oleh peneliti dan daya pilah yang melekat pada referen tersebut Sudaryanto, 1993: 21-27. Misalnya, modom ‘tidur’ makna referensialnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 adalah keadaan berhenti mengaso badan dan kesadarannya biasanya dengan memejamkan mata; hendak mulai mengistirahatkan badan dan kesadarannya. Kedua, metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik perluas, teknik balik, dan teknik ganti. Pada metode agih digunakan intuisi untuk membagi satuan lingual tersebut. Contohnya, terlihat pada kalimat sebagai berikut. 1. Mangan muse anak ni amanta i. ‘makan lagi anaknya bapak itu’ ‘Makan lagi anak bapak itu.’ Teknik lesap digunakan untuk melesapkan unsur tertentu agar diketahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Misalnya, pada frasa mangan muse ‘makan lagi’, Universitas Sumatera Utara unsur inti adalah mangan ‘makan’. Jika unsur ini dilesapkan, menjadi muse ‘lagi’, bentuknya menjadi tidak gramatikal. Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan dengan menggunakan unsur tertentu. Pada frasa verbal, mardalan pat ‘berjalan kaki’ dapat diperluas dengan adverbia muse ‘lagi’ menjadi mardalan pat muse ‘berjalan kaki lagi’. Struktur seperti ini dapat diterima secara sintaksis dan semantik dalam bahasa Batak Toba. Teknik ganti dilakukan dengan mengganti satuan lingual yang menjadi pokok perhatian dengan satuan lingual pengganti, misalnya, adverbia muse pada frasa mardalan pat muse ‘berjalan kaki lagi’ dapat diterima sebagai pengganti adverbia museng dari frasa verbal mardalan pat museng ‘berjalan kaki juga’. 1.4 Landasan Teori 1.4.1 Konsep Dasar