Aspek Frasa Verbal Endosentrik Atributif

12 Rio ndang marobat ala ibana ndang marsahit. ‘Rio tidak berobat karena dia tidak sakit.’ Dalam klausa pertama, ndang ‘tidak’ menjadi unsur tambahan bagi verba marobat ‘berobat’ dalam frasa verbal ndang marobat ‘tidak berobat’, sedangkan dalam frasa kedua ndang ‘tidak’ menjadi unsur tambahan bagi kata sifat marsahit ‘sakit’ dalam frasa sifat ndang marsahit ‘tidak sakit’. Oleh karena pembicaraan kata tambah ini terbatas pada kata tambahan dalam frasa verbal, maka penggolongan kata-kata tambah ini dilakukan berdasarkan maknanya. Pembuktian makna segolongan kata tambah dilakukan dengan teknik ganti. Dengan mengganti kata yang bentuknya berbeda, tetapi maknanya sama akan dihasilkan bentuk baru dengan informasi yang sama. Dengan kata lain, pemakaian teknik ganti sekaligus memakai teknik perluas. Adapun kata-kata tambah itu sekaligus analisisnya sebagai berikut.

1. Aspek

Aspek ialah segolongan kata tambah yang menyatakan tentang saat berlakunya suatu tidakan Ramlan, 1995. Dalam frasa naeng mangan ‘akan makan’, kata tambah naeng ‘akan’ merupakan unsur tambahan dalam frasa itu untuk menyatakan hubungan makna aspek, ialah yang menyatakan bahwa tindakan mangan ‘makan’ akan dilakukan. Dalam hal ini perlu dibedakan antara aspek dengan keterangan waktu. Aspek hanya menyatakan saat berlakunya suatu tindakan, Universitas Sumatera Utara sedangkan keterangan waktu memberi keterangan kapan suatu tindakan itu dilakukan. Hal ini akan diperjelas pada kalimat berikut. 13 Sori nunga tu onan. ‘Sori sudah ke pasar.’ 14 Sori nantoari tu onan. ‘Sori semalam ke pasar.’ Persamaan kedua kalimat itu ialah bahwa keduanya menyatakan ‘waktu lampau’. Hanya untuk keterangan waktu nantoari ‘semalam’ dapat ditambahkan oleh kata tanya nandigan ‘kapan’ atau dapat dipertanyakan dengan nandigan ‘kapan’. Di bawah ini diberikan kalimat berikut. 15 Sori nandigan laotu onan? ‘Sori kapan pergi ke pasar?’ 16 Nandigan Sori lao tu onan? ‘Kapan Sori pergi ke pasar?’ Hal ini menunjukkan bahwa keterangan waktu nantoari ‘semalam’ menyatakan suatu waktu tertentu, sedangkan aspek nunga ‘sudah’ hanya menyatakan bahwa tindakan itu sudah dilakukan tanpa mengandung pengertian kapan tindakan itu dilakukan. Bahwa nunga ‘sudah’ tidak sama dengan nantoari ‘semalam’ juga terbukti dengan perluasan kalimat 13 dan 14 menjadi sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 17 Sori nunga tu onan, alai sonari di jabu. ‘Sori sudah ke pasar, tetapi sekarang di rumah.’ 18 Sori nantoari tu onan, alai sonari di jabu. ‘Sori semalam ke pasar, tetapi sekarang di rumah.’ Ketidakgramatikalan 17 menunjukkan bahwa kata tambah nunga ‘sudah’ bukan lawan dari kata sonari ‘sekarang’, tetapi nantoari ‘semalam’ lawan dari sonari ‘sekarang’. Dengan demikian, nunga ‘sudah’ tidak sama dengan nantoari ‘semalam’ sehingga nunga ‘sudah’ tidak tergolong keterangan waktu, tetapi tergolong aspek. Aspek frasa verbal dalam bahasa Batak Toba dapat diperinci menjadi empat golongan, yakni aspek yang menyatakan tindakan yang belum berlaku, yang menyatakan tindakan yang akan belaku, yang menyatakan tindakan sedang berlaku, dan yang menyatakan tindakan yang telah berlaku.

a. Aspek yang Menyatakan bahwa Suatu Tindakan Belum Berlaku