fungsinya dalam kalimat, frasa verbal dapat menduduki fungsi predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa verbal ialah frasa yang intinya kata kerja verba atau frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan
kata kerja. Persamaan distribusi ini dapat diketahui dengan jelas dalam kalimat berikut ini.
3. Allah akan menguji keimanan hamba-Nya dalam menghadapi perkara itu.
4. Allah ---- menguji keimanan hamba-Nya dalam menghadapi perkara itu.
Frasa ‘akan menguji’ dalam kalimat 3 mempunyai distribusi yang sama dengan kata ‘menguji’. Kata ‘menguji’ termasuk golongan verba, karena itu frasa
verbal ‘akan menguji’ termasuk golongan verba.
1.4.4 Struktur Frasa Verbal
Berdasarkan strukturnya, frasa verbal tergolong dalam frasa verbal endosentrik yang dibagi lagi atas a frasa verbal endosentrik atributif dan b frasa
verbal endosentrik koordinatif. Frasa verbal yang endosentrik atributif terdiri atas inti verba dan pewatas yang ditempatkan di muka atau di belakang verba inti. Yang di
muka dinamakan pewatas depan dan yang di belakang dinamakan pawatas belakang. Salah satu kelompok kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas depan adalah akan,
harus, dapat, boleh, suka, ingin, dan mau. Konstruksi seperti akan membaik, akan mendarat, tidak harus pergi, merupakan contoh frasa verbal endosentrik atributif.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan wujud frasa verbal sangat sederhana, yakni dua verba yang digabungkan dengan memakai kata penghubung dan atau atau. Sebagai verba bentuk
itu juga dapat didahului atau diikuti oleh pewatas depan atau pewatas belakang. Perhatikan contoh berikut.
5. Mereka menangisi dan meratapi nasibnya.
6. Dia tidak akan mengakui atau mengingkari perbuatannya.
Pewatas depan dan belakang pada frasa verbal koordinatif seperti ini memberi keterangan tambahan pada kedua verba yang bersangkutan dan bukan pada verba
yang pertama saja. Dengan demikian, maka pada kalimat 6 pewatas ‘tidak akan’ memberi keterangan tambahan pada ‘mengakui dan mengingkari’, bukan pada
‘mengakui’ saja.
1.4.5 Kedudukan Frasa Verbal dari Segi Fungsi dalam Kalimat
Jika ditinjau dari segi fungsi, frasa verba terutama menduduki fungsi predikat. Walaupun demikian, frasa verbal dapat pula menduduki fungsi lain seperti
subjek, objek, pelengkap, dan keterangan dengan perluasannya berupa objek, pelengkap, dan keterangan. Berikut ini akan dijelaskan kedudukan frasa verbal dari
segi fungsinya dalam kalimat. Pertama, frasa verbal sebagai predikat. Telah dikemukakan bahwa frasa verbal
berfungsi terutama sebagai predikat atau sebagai inti predikat kalimat. Perhatikan contoh berikut.
Universitas Sumatera Utara
7. Pemerintah akan mengeluarkan peraturan moneter baru.
Pada kalimat 7 frasa ‘akan mengeluarkan’ yang berkedudukan sebagai predikat diikuti oleh objek ‘peraturan moneter baru’.
Kedua, frasa verbal sebagai subjek. Pada kalimat di bawah ini terlihat bahwa frasa verbal dan perluasannya yang berupa objek, pelengkap, dan atau keterangan
dapat berfungsi sebagai subjek. Pada umumnya verba yang berfungsi sebagai subjek adalah verba inti, tanpa pewatas depan ataupun pewatas belakang. Jika verba ini
memiliki unsur lain seperti objek dan keterangan, unsur itu menjadi bagian dari subjek.
8. Bersenam setiap pagi membuat orang itu terus sehat.
Pada kalimat 8 subjeknya adalah frasa verbal ‘bersenam setiap pagi’. Ketiga, frasa verbal sebagai objek. Dalam kalimat berikut frasa verbal dan
perluasannya berfungsi sebagai objek.
9. Dia menekuni membaca buku setiap hari.
Dalam kalimat 9 yang berfungsi sebagai objek adalah frasa verbal ‘membaca buku’ yang diikuti oleh keterangan ‘setiap hari’.
Universitas Sumatera Utara
Keempat, frasa verbal berfungsi sebagai pelengkap. Frasa verbal dan perluasannya dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat, seperti terlihat pada
contoh berikut.
10 Dia sudah berhenti dari merokok.
Frasa verbal ‘dari merokok’ dalam kalimat 10 berfungsi sebagai pelengkap dari predikat ‘berhenti’. Predikat itu tidak lengkap dan dengan demikian, predikat yang
bersangkutan tidak berterima jika tidak diikuti oleh pelengkap. Kelima, frasa verbal berfungsi sebagai keterangan. Dalam kalimat berikut
verba dan perluasannya berfungsi sebagai keterangan.
11 Mereka baru saja pulang bertamasya.
Pada kalimat 11 terkandung pengertian ‘asal’ dan oleh sebab itu dapat disisipkan kata ‘dari’: ‘pulang dari bertamasya’; dalam hal ini frasa verbal dengan
perluasannya menjadi bagian dari frasa preposisi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 11 FRASA VERBAL DAN FUNGSINYA DALAM KALIMAT
BAHASA BATAK TOBA
2.1 Struktur Frasa Verbal dalam Bahasa Batak Toba
Dilihat dari segi konstruksinya, frasa verbal dalam bahasa Batak Toba terdiri atas verba inti dan kata lain yang bertindak sebagai penambah arti verba tersebut.
Dengan adanya unsur penambah tersebut maka terbentuklah frasa verbal yang berbentuk endosentrik atributif dan frasa verbal yang berbentuk endosentrik
koordinatif. Konstruksi seperti nunga lao ‘sudah pergi’, naeng songgop ‘akan mendarat’, ndang ingkon mulak ‘tidak harus pulang’, merupakan jenis frasa verbal
yang berbentuk endosentrik atributif. Frasa verbal seperti manortor dohot marende ‘menari dan bernyanyi’ serta mangan manang modom ‘makan atau tidur’ masing-
masing mempunyai dua verba inti yang dihubungkan dengan kata dohot ‘dan’ dan manang ‘atau’. Frasa seperti itu disebut frasa endosentrik koordinatif.
2.1.1 Frasa Verbal Endosentrik Atributif
Telah disebutkan bahwa kata verba untuk frasa verbal endosentrik atributif dapat diperluas dengan menambahkan kata tambah. Misalnya, ndang ‘tidak’ dalam
kalimat berikut ini.
Universitas Sumatera Utara