Aspek yang Menyatakan bahwa Suatu Tindakan Baru Dimulai Aspek yang Menyatakan bahwa Suatu Tindakan telah Berlaku

verbalnya mempunyai unsur tambahan museng atau musengani dapat diganti kata keterangan tagan ‘tengah’. Misalnya, frasa verbal museng manduhuti eme ‘sedang menyiangi padi’ menjadi tagan manduhuti eme ‘tengah menyiangi padi’.

d. Aspek yang Menyatakan bahwa Suatu Tindakan Baru Dimulai

Ada dua kata tambah yang tergolong aspek dalam bahasa Batak Toba yang menyatakan suatu tindakan ‘baru dimulai’, yakni i dope ‘mulai’ dan on dope ‘mulai’. Aspek yang menyatakan suatu tindakan sedang dimulai dalam bahasa Batak Toba berarti bahwa suatu tindakan pada saat ini baru dimulai berlaku atau dilakukan. Aspek yang menyatakan suatu tindakan baru dimulai dapat dilihat pada kalimat di bawah ini. 37 Hampung i dope manjalo beo. ‘Kepala Desa mulai menarik pajak.’ Maknanya ialah ‘pada saat ini baru mulai dilakukan’. Aspek i dope ‘mulai’ pada kalimat 37 dapat dibuktikan dengan mengubah kalimat itu menjadi kalimat 38 berikut ini. 38 Panjaloan ni beo na niulahon ni hampung sonari on dope didalanhon. ‘penarikan itu pajak yang dikerjakan oleh kepala desa sekarang mulai dilakukan’ Penarikan pajak oleh Kepala Desa sekarang mulai dilakukan. Universitas Sumatera Utara Kalimat lain: 39 Partingkian on angka jolma di huta i dope mangkarejoi haumana. ‘musim ini orang-orang di pedesaan itu mulai mengerjakan sawahnya’ Musim ini orang-orang di pedesaan mulai mengerjakan sawahnya. 40 Tulang hu on dope mangombaki haumana. ‘paman ku mulai mencangkuli sawahnya’ Paman mulai mencangkuli sawahnya.

e. Aspek yang Menyatakan bahwa Suatu Tindakan telah Berlaku

Kata-kata tambah yang tergolong aspek yang menyatakan suatu tindakan ‘telah berlaku’ dalam bahasa Batak Toba ialah nunga ‘telah’, nangkin dope ‘baru saja’, dan nangkining dope sidung ‘baru saja selesai’. Aspek yang menyatakan suatu tindakan ‘telah berlaku’ dalam bahasa Batak Toba berarti bahwa tindakan itu ‘pada saat ini telah selesai’. Aspek yang menyatakan suatu tindakan telah berlaku dapat dilihat pada kalimat 41, 42, dan 43 berikut. 41 Ulaon i nunga didalanhon saleleng si Bonar tading di huta on. ‘pekerjaan itu telah dijalankan selama si Bonar tinggal di kota ini’ Pekerjaan itu telah dijalankan selama Bonar tinggal di kota ini. 42 Tortor i nangkin dope dipentashon. ‘Tarian tersebut baru saja dipentaskan.’ 43 Dakdanak i nangkining dope sidung ditardidihon. ‘Anak itu baru saja selesai dibabtiskan.’ Universitas Sumatera Utara Ketiga unsur tambahan, yaitu dung ‘telah’ dalam dung diulahon ‘telah dijalankan’ 41, nangkin dope ‘baru saja’ 42, nangkining dope sidung ‘baru saja selesai’ dalam nangkining dope sidung ditardidihon ‘baru saja selesai dibabtiskan’ 43 menyatakan aspek telah terjadi. Perbedaannya, dalam kata nangkin dope ‘baru saja’ selain menyatakan aspek telah terjadi juga terkandung makna ‘baru saja’. Kata nangkining dope sidung ‘baru saja selesai’ di samping menyatakan aspek telah terjadi terkandung juga makna ‘baru saja selesai, selesailah, dan habis perkara’. Kata aspek telah terjadi nunga ’sudah’ bervariasi dengan nung ‘sudah’ dan dung ‘sudah’. Hal ini terlihat pada kalimat di bawah ini. 44 Pamarenta nung mamboto angka na so somal masa. ‘Pemerintah sudah mengetahui keadaan yang tidak pantas terjadi.’ 45 Alai apala mambahen jut roha, alana i dope sahat di alaman ibana nunga dipaulak. ‘Tetapi sangat membuat kecewa hatinya, karena baru saja sampai di halaman dia sudah ditolak.’ Perbedaan nung dan nunga, kata nunga lebih formal sifatnya. Persamaannya kata nunga, nung, dan dung cenderung terletak di belakang kata kerja atau unsur intinya. Hal ini dapat terlihat pada kalimat di bawah ini. 46a Martapian nunga, mangan manogot nunga, marhaiason nunga, saonari holan tading borhat. Universitas Sumatera Utara ‘Mandi sudah, makan pagi sudah, berdandan sudah, sekarang hanya tinggal berangkat.’ 46b Martapian nung, mangan manogot nung, marhaiason nung, saonari holan tading borhat. ‘Mandi sudah, makan pagi sudah, berdandan sudah, sekarang hanya tinggal berangkat.’ 46c Martapian dung, mangan manogot dung, marhaiason dung, saonari holan tading borhat. ‘Mandi sudah, makan pagi sudah, berdandan sudah, sekarang hanya tinggal berangkat.’ Perbedaan letak ini membawa perbedaan strukturnya. Struktur nunga didalanhon 41 adalah frasa verbal, sedangkan martapian nunga ‘mandi sudah’, mangan manogot nunga ‘makan pagi sudah’, marhaiason nunga ‘berdandan sudah’ 46a, 46b, dan 46c dengan adanya jeda antara martapian, mangan, dan marhaiason masing-masing dengan nunga, nung, dan dung berstruktur klausa. Kemudian perbedaan nung dengan dung; kata dung terpakai dalam ragam pustaka, sedangkan nung atau nunga dalam ragam nonpustaka.

2. Ragam

Dalam frasa verbal tongon dihurung ‘pasti dipenjara’ dan tontu ro ‘tentu datang’; unsur tambahan frasa itu, yakni kata tambah tongon ‘pasti’ dan tontu ‘tentu’ termasuk golongan kata tambah dalam bahasa Batak Toba yang menyatakan makna Universitas Sumatera Utara ragam. Makna ragam ialah menyatakan sikap pembicara terhadap tindakan atau peristiwa yang tersebut pada golongan verba yang menjadi unsur intinya Ramlan, 1995. Kata tambah ragam dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yakni kepastian, kesangsian, dan keizinan.

a. Ragam Kepastian