Frasa Verbal Endosentrik Koordinatif Alternatif

koordinatif. Tiap unsur pusat kata kerja yang merupakan unsur langsung dalam frasa verbal ini dihubungkan secara implisit tanpa kata hubung.

2. Frasa Verbal Endosentrik Koordinatif Alternatif

Frasa verbal koordinatif alternatif ialah frasa yang terdiri atas dua kata kerja atau lebih sebagai unsurnya. Masing-masing unsur merupakan pusat dan unsur yang satu terhadap yang lainnya merupakan alternatif atau pilihan. Frasa verbal koordinatif alternatif dalam bahasa Batak Toba dapat dinyatakan secara eksplisit dengan kata hubung seperti manang ‘atau’, betna ‘atau’, dan entak….entak…. ‘entah….entah….’. Pemakaian kata-kata penghubung ini dapat dilihat pada kalimat-kalimat berikut ini. 144 Labang on diponggol manang dipantingkon dos doi. ‘paku ini dipotong atau ditancapkan sama saja’ Paku ini dipotong atau ditancapkan sama saja. 145 Bangkuna na sega dibolongkon betna digadis? ‘Kursinya yang rusak dibuang atau dijual?’ 146 Gellengna entak marsiajar entak marmeam ahu ndang sipamotoi. ‘Anaknya entah belajar entah bermain saya tidak tahu.’ Frasa verbal diponggol manang dipantingkon ‘dipotong atau ditancapkan’ 143, dibolongkon betna digadis ‘dibuang atau dijual’ 144, dan entak marsiajar entak marmeam ‘entah belajar entah bermain’ 145 ketiganya merupakan frasa verbal koordinatif alternatif. Unsur pusat diponggol ‘dipotong’ dan dipantingkon Universitas Sumatera Utara ‘ditancapkan’ dalam frasa diponggol manang dipantingkon ‘dipotong atau ditancapkan’, keduanya merupakan alternatif yang satu terhadap unsur yang lain dihubungkan dengan kata hubung manang ‘atau’. Unsur pusat dibolongkon ‘dibuang’ dan digadis ‘dijual’ dalam frasa verbal dibolongkon betna digadis ‘dibuang atau dijual’ 144 dihubungkan dengan kata betna ‘atau’. Unsur pusat marsiajar ‘belajar’ dan marmeam ‘bermain’ dalam frasa verbal entak marsiajar entak marmeam ‘entah belajar entah bermain’ 145 dihubungkan dengan kata entak…entak….’entah…entah…..’. Kata hubung entak ‘atau’ dapat menggantikan baik manang ‘atau’ maupun entak…entak….’entah…entah…..’. 147 Labangna diponggolhon betna dipantingkon dos do i. ‘Pakunya dipotong atau dipancangkan sama saja.’ 148 Gellengna betna marsiajar betna marmeam ahu ndang sipamotoi. ‘anaknya atau belajar atau bermain saya tidak tahu’ Anaknya belajar atau bermain saya tidak tahu. Demikian juga kata manang ‘atau’ bisa menggantikan baik kata betna ‘atau’ maupun entak…entak…’entah….entah…’ seperti yang terlihat pada kalimat berikut. 149 Bangkuna na sega dibolongkon manang digadis? ‘Kursinya yang rusak dibuang atau dijual?’ Universitas Sumatera Utara 150 Gellengna manang marsiajar manang marmeam ahu ndang sipamotoi. ‘anaknya atau belajar atau bermain saya tidak tahu’ Anaknya belajar atau bermain saya tidak tahu. Kata hubung dalam frasa verbal koordinatif manang ‘atau’ yang merupakan ragam formal. Kata benda ‘atau’ yang juga merupakan ragam informal. Dalam rangka yang informal bervariasi dengan etna. Frasa verbal koordinatif alternatif ini tidak dapat dihubungkan secara implisit karena apabila kata hubung yang menghubungkan dua unsur pusat kata kerja itu dihilangkan maka akan muncul keambiguan, yaitu dapat diinterpretasikan sebagai koordinatif alternatif atau aditif. Kalimat 144-146 diubah strukturnya menjadi struktur berikut ini. 151 Labang on diponggol dipantingkon dos doi. ‘pakunya dipotong ditancapkan sama saja’ Pakunya dipotong ditancapkan sama saja. 152 Bangkuna na sega dibolongkon digadis? ‘kursinya yang rusak dibuang dijual?’ Kursinya yang rusak dibuang dijual? 153 Gellengna marsiajar marmeam ahu ndang sipamotoi. ‘anaknya belajar bermain saya tidak tahu’ Anaknya belajar bermain saya tidak tahu. Universitas Sumatera Utara Frasa verbal diponggol dipantingkon ‘dipotong dipancangkan’ 151, dibolongkon digadis ‘dibuang dijual’ 152, dan marsiajar marmeam ‘belajar bermain’ 153 dapat diinterpretasi sebagai frasa verbal alternatif atau aditif.

2.2 Kedudukan Frasa Verbal Dilihat dari Segi Fungsi dalam Kalimat Bahasa Batak Toba