Trend Kecenderungan Penderita Stroke Berdasarkan Tahun Tipe Stroke

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Trend Kecenderungan Penderita Stroke Berdasarkan Tahun

Hasil penelitian pada tabel 5.1. menunjukkan bahwa frekuensi penderita stroke cenderung mengalami penurunan. Penurunan frekuensi penderita stroke dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 223 224 160 162 173 y = 214.5 - 8.7x 50 100 150 200 250 2002 2003 2004 2005 2006 Gambar 6.1. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Tahun Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat bahwa trend kecenderungan penderita stroke berdasarkan tahun di Rumah sakit Haji Medan mengalami penurunan. Pada tahun 2002-2004 terjadi peningkatan jumlah penderita tetapi pada tahun 2005-2006 terjadi penurunan jumlah penderita. Berdasarkan metode kuadrat terkecil atau least squares, kecenderungan penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan kecenderungan turun dengan menggunakan persamaan garis linier Y= 214,5 - 8,7x.perhitungan terlampir Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mariati 2005 dengan desain case series di RSUD Propinsi Riau Pekanbaru yang memperoleh jumlah penderita stroke Universitas Sumatera Utara dari tahun 2000-2004 memiliki kecenderungan menurun dengan persamaan garis Y= 489,2 – 44,4x. 9 6.2. Sosiodemografi 6.2.1. Umur Proporsi penderita stroke berdasarkan umur di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 51.2 34.2 14.6 45-64 ≥ 65 45 Gambar 6.2. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi pada kelompok umur 45-64 tahun yaitu sebesar 51,2 sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 45 tahun sebesar 14,6. Bertambahnya usia menyebabkan terjadinya kemunduran pada organ manusia yang terjadi secara alamiah. Salah satunya adalah perubahan struktur anatomis pada pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi pada usia lanjut sehingga memungkinkan seseorang untuk terkena stroke. 29 Universitas Sumatera Utara Menurut pernyataan Feigin 2006, bahwa risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Hal ini terjadi karena pada usia 45 tahun keatas banyak orang yang menderita hipertensi yang merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. 12 Di samping itu, stroke merupakan penyakit sistem saraf yang dapat mengakibatkan cacat tubuh yang berlangsung kronis dan dapat terjadi pada orang- orang berusia lanjut serta pada orang-orang usia pertengahan yaitu antara 40-50 tahun, dimana pada usia ini orang berada dalam keadaan aktif dan produktif. 2 Hal ini sesuai dengan penelitian Miravianti 2005 di Rumah Sakit Herna dengan desain case series yang memperoleh proporsi tertinggi penderita stroke yang dirawat inap di rumah sakit tersebut berada pada kelompok umur 45-65 tahun sebesar 56,4. 28

6.2.2. Jenis Kelamin

Proporsi penderita stroke berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 53.4 46.6 Laki-laki Perempuan Gambar 6.3. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi pada laki-laki sebesar 53,4 sedangkan perempuan sebesar 46,6. Tingginya kejadian stroke pada laki-laki disebabkan oleh karena laki-laki memiliki perilaku yang buruk seperti merokok, minum kopi dan alkohol yang berhubungan dengan hipertensi yang merupakan faktor risiko stroke yang utama. Selain itu, laki-laki memiliki tanggung jawab beban pikiran yang mengakibatkan stress yang semuanya mengarah pada stroke. 24 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aliah dan Widjaja 2006 dengan desain case series pada beberapa Rumah Sakit di Makassar, dari 100 pasien stroke yang diteliti persentase laki-laki sebesar 58 lebih besar daripada perempuan sebesar 42 . 30

6.2.3. Suku

Proporsi penderita stroke berdasarkan suku di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 6.0 2.1 6.8 13.9 22.8 11.7 36.7 10 20 30 40 Batak Melayu Jawa Aceh Minang Nias Tidak Tercatat Gambar 6.4. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Suku Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi suku Batak sebesar 36,7 dan yang terendah adalah suku Nias sebesar 2,1. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar penderita yang berkunjung ke Rumah Sakit Haji adalah bersuku Batak yang terdiri dari Batak Mandailing, Karo, Simalungun dan Toba. Sumber: Data Rekam Medik RS Haji Medan Hal ini sesuai dengan penelitian Siregar F 2002 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dengan desai case control bahwa proporsi penderita stroke tertinggi adalah suku Batak sebesar 69,1. 23 Hal ini juga sesuai dengan penelitian Hutabarat 2007 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan desain case series yang memperoleh proporsi penderita stroke tertinggi adalah suku Batak sebesar 81,1. 31

6.2.4. Agama

Proporsi penderita stroke berdasarkan agama di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 5.0 95.0 Islam Kristen Gambar 6.5. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Agama Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi beragama Islam sebesar 95,0 dan Kristen sebesar 5,0. Hal ini bukan berarti agama merupakan faktor risiko terjadinya stroke, tetapi karena Rumah Sakit Haji adalah rumah sakit yang bernafaskan Islam yang didirikan oleh Gubernur Sumatera Utara atas permintaaan masyarakat yang menginginkan sebuah rumah sakit Islam sehinga pengunjungnya banyak yang beragama Islam. Selain agama Islam, penderita yang beragama Kristen juga ada ditemukan di Rumah Sakit Haji. Hal ini terjadi karena penderita yang beragama kristen merupakan pasien rujukan dari rumah sakit lain.

6.2.5. Pendidikan

Proporsi penderita stroke berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 33.5 23.8 25.6 17.1 Pendidikan Tingkat Menengah Pendidikan Tingkat Rendah Tidak Tercatat Pendidikan Tingkat Tinggi Gambar 6.6. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi pada pendidikan tingkat menengah sebesar 33,5 dan terendah pada pendidikan tingkat tinggi sebesar 17,1. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar pengunjung Rumah Sakit Haji Medan adalah pendidikan tingkat menengah sehingga proporsinya lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Selain itu, peranan tingkat pendidikan formal secara tidak langsung berhubungan terhadap upaya-upaya pengenalan penyakit, dampak yang ditimbulkan dan penanganannya.

6.2.6. Pekerjaan

Proporsi penderita stroke berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 16.4 7.8 26.0 4.3 2.8 10.0 32.7 10 20 30 40 P N S P O LR IA BR I P eg aw ai S w as ta W ira sw as ta P en si un an Ib u R um ah T an gg a La in -la in T an i,P el aj ar Ti da k Te rc at at Gambar 6.7. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Berdasarkan gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi adalah ibu rumah tangga Universitas Sumatera Utara sebesar 32,7 dan proporsi terendah adalah lain-lain Petani dan Pelajar sebesar 2,8. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak daripada perempuan tetapi laki-laki terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan sedangkan perempuan sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Hal ini juga disebabkan karena ibu rumah tangga pada umumnya cenderung mengalami obesitas dimana obesitas berhubungan dengan hipertensi, diabetes melitus, kolesterol dan penyakit jantung yang dapat mengakibatkan terjadinya stroke. Selain itu, ibu rumah tangga juga cenderung mengkonsumsi kontrasepsi oral dimana pil yang mengandung gabungan antara estrogen dan progesteron, dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan darah mudah membentuk bekuangumpalan sehingga meningkatkan risiko untuk terkena stroke. 12 Penelitian Mariati 2005 di RSUD Propinsi Riau Pekanbaru dengan desain case series juga memperoleh proporsi penderita stroke yang dirawat inap terbesar adalah ibu rumah tangga sebesar 25,1. 9 Hal ini juga sesuai dengan penelitian Miravianti 2005 di RSU Herna dengan desain case series yang memperoleh proporsi terbesar penderita stroke yang dirawat inap adalah ibu rumah tangga sebesar 28,7. 28 Universitas Sumatera Utara

6.2.7. Tempat Tinggal

Proporsi penderita stroke berdasarkan tempat tinggal di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 29.5 70.5 Kota Medan Luar Kota Medan Gambar 6.8. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi bertempat tinggal di Kota Medan sebesar 70,5 dan Luar Kota Medan sebesar 29,5. Tingginya proporsi penderita yang tinggal di Kota Medan bukan berarti penderita adalah penduduk Kota Medan, melainkan penderita yang tinggal di luar Kota Medan memberikan alamat keluarga yang tinggal di Kota Medan. Hal ini dilakukan agar pihak rumah sakit mudah menghubungi keluarga penderita. Selain itu, fasilitas yang cukup lengkap dan pelayanan yang baik bagi pasien stroke dapat pula menjadi alasan sehingga penderita yang tinggal di Kota Medan maupun luar Kota Medan berobat di rumah sakit tersebut. Universitas Sumatera Utara

6.3. Tipe Stroke

Proporsi penderita stroke berdasarkan tipe stroke di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006, dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 66.5 33.5 Stroke Non Hemoragik Stroke Hemoragik Gambar 6.9. Diagram Pie Penderita Stroke Rawat Inap Berdasarkan Tipe Stroke Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 Berdasarkan gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke rawat inap di Rumah sakit Haji Medan tahun 2002-2006 tertinggi adalah tipe stroke non hemoragik sebesar 66,5 dan tipe stroke hemoragik sebesar 33,5. Secara umum diketahui bahwa sekitar 80-85 dari semua stroke adalah stroke non hemoragik stroke iskemik, sedangkan stroke hemoragik sekitar 15-20 dari semua stroke. 13 Penelitian Syarif R2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan dengan desain case series memperoleh proporsi penderita stroke terbesar adalah tipe stroke non hemoragik sebesar 53,2. 10 Hal ini juga sesuai dengan penelitian Aliah dan Widjaja 2004 di beberapa Rumah Sakit di Makassar yang memperoleh proporsi penderita stroke dengan tipe stroke non hemoragik sebesar 60 dan hemoragik sebesar 40. 30 Universitas Sumatera Utara

6.4. Sisi Tubuh Yang Mengalami Kelumpuhan