2.4.2. Gejala Stroke Hemoragik
11,14
a. Gejala Perdarahan Intraserebral PIS
Gejala yang sering djumpai pada perdarahan intraserebral adalah: nyeri kepala berat, mual, muntah dan adanya darah di rongga subarakhnoid pada
pemeriksaan pungsi lumbal merupakan gejala penyerta yang khas. Serangan sering kali di siang hari, waktu beraktivitas dan saat emosimarah. Kesadaran
biasanya menurun dan cepat masuk koma 65 terjadi kurang dari setengah jam, 23 antara 12-2 jam, dan 12 terjadi setelah 3 jam.
b. Gejala Perdarahan Subarakhnoid PSA
Pada penderita PSA dijumpai gejala: nyeri kepala yang hebat, nyeri di leher dan punggung, mual, muntah, fotofobia. Pada pemeriksaan fisik dapat
dilakukan dengan pemeriksaan kaku kuduk, Lasegue dan Kernig untuk mengetahui kondisi rangsangan selaput otak, jika terasa nyeri maka telah
terjadi gangguan pada fungsi saraf. Pada gangguan fungsi saraf otonom terjadi demam setelah 24 jam. Bila berat, maka terjadi ulkus pepticum karena
pemberian obat antimuntah disertai peningkatan kadar gula darah, glukosuria, albuminuria, dan perubahan pada EKG.
c. Gejala Perdarahan Subdural
Pada penderita perdarahan subdural akan dijumpai gejala: nyeri kepala, tajam penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda defisit
neurologik daerah otak yang tertekan. Gejala ini timbul berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah terjadinya trauma kepala.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Diagnosis Stroke Hemoragik
2,4,14
a. Perdarahan Intraserebral PIS
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda-tanda klinis dari hasil pemeriksaan. Untuk pemeriksaan tambahan dapat dilakukan dengan
Computerized Tomography Scanning CT-Scan, Magnetic Resonance Imaging MRI, Elektrokardiografi EKG, Elektroensefalografi EEG,
Ultrasonografi USG, dan Angiografi cerebral. b.
Perdarahan Subarakhnoid PSA Diagnosis didasarkan atas gejala-gejala dan tanda klinis. Pemeriksaan
tambahan dapat dilakukan dengan Multislices CT-Angiografi, MR Angiografi atau Digital Substraction Angiography DSA.
c. Perdarahan Subdural
Diagnosis didasarkan atas pemeriksaan yaitu dilakukan foto tengkorak antero- posterior dengan sisi daerah trauma. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan
CT-Scan dan EEG. Oleh karena tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat di atas, maka untuk
memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem lain, misalnya sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat pasien masuk
Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Skor Stroke Hemoragik dan Non-Hemoragik Djoenaidi, 1988 TandaGejala
Skor 1. Tia sebelum serangan
2. Permulaan serangan Sangat mendadak 1-2 menit
Mendadak beberapa menit-1 jam Pelan-pelan beberapa jam
3. Waktu serangan Waktu kerja aktivitas
Waktu istirahatduduktidur Waktu bangun tidur
4. Sakit kepala waktu serangan Sangat hebat
Hebat Ringan
Tak ada 5. Muntah
Langsung habis serangan Mendadak beberapa menit-jam
Pelan-pelan 1 hari atau lebih Tak ada
6. Kesadaran Hilang waktu serangan langsung
Hilang mendadak beberapa menit-jam 1
6,5 6,5
1
6,5 1
1 10
7,5 1
10 7,5
1
10 10
Universitas Sumatera Utara
2. Guys Hospital Score 1985 GejalaTanda Klinis dan Skor
1. Derajat kesadaran 24 jam setelah MRS Mengantuk + 7.3
Tak dapat dibangunkan + 14.6 2. Babinski bilateral + 7.1
3. Permulaan serangan Sakit kepala dalam 2 jam setelah serangan atau kaku kuduk: + 21.9
4. Tekanan darah diastolik setelah 24 jam + tekanan darah diastolik
x
0.17 5. Penyakit katub aortamitral -4.3
6. Gagal jantung - 4.3 7. Kardiomiopati - 4.3
8. Fibrilasi atrial - 4.3 9. Rasio kardio-torasik 0.5 pada x-foto toraks - 4.3
10. Infark jantung dalam 6 bulan - 4.3 11. Angina, klaudikasio atau diabetes - 3.7
12. TIA atau stroke sebelumnya - 6.7 13. Anemnesis adanya hipertensi - 4.1
Pembacaan: Skor : + 25: Infark stroke non hemoragik
+ - 5: Perdarahan stroke hemoragik + 14: Kemungkinan infark dan perdarahan 1 : 1
+ 4: Kemungkinan perdarahan 10 Sensivitas: Untuk stroke hemoragik: 81-88; stroke non hemoragik infark 76-82.
Ketetapan keseluruhan: 76-82.
Universitas Sumatera Utara
3. Siriraj Hospital Score Poungvarin, 1991 Versi orisinal:
= 0.80 x kesadaran + 0.66 x muntah + 0.33 x sakit kepala + 0.33x tekanan darah diastolik – 0.99 x atheromal – 3.71.
Versi disederhanakan: = 2.5 x kesadaran + 2 x muntah + 2 x sakit kepala + 0.1 x tekanan darah
diastolik – 3 x atheroma – 12. Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2 Muntah:
tidak = 0 ; ya = 1 Sakit kepala dalam 2 jam:
tidak = 0 ; ya = 1 Tanda-tanda ateroma:
tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1 anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten
Pembacaan: Skor 1 : Perdarahan otak
-1: Infark otak Sensivitas: Untuk perdarahan: 89.3.
Untuk infark: 93.2. Ketepatan diagnostik: 90.3.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Epidemiologi Stroke 2.5.1. Distribusi Frekuensi Stroke