Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh nilai p= 0,002 p 0,05, artinya varians berbeda tidak homogen, maka tidak dapat dilanjutkan
dengan uji Anova karena asumsinya tidak terpenuhi. Oleh karena itu dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis yang diperoleh nilai p= 0,000 yang artinya ada perbedaan
lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena penderita dengan pulang berobat
jalan membutuhkan waktu dalam upaya pemulihan sehingga lama rawatannya lebih lama dari pada penderita dengan pulang atas permintaan sendiri dan meninggal
dunia.
12
6.19. Case Fatality Rate CFR Berdasarkan Tipe Stroke
Angka Case Fatality Rate CFR pada tipe stroke penderita stroke rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
17.6 36.1
5 10
15 20
25 30
35 40
Hemoragik Non hemoragik
CFR
Gambar 6.24. Diagram Bar Case Fatality Rate CFR Berdasarkan Tipe Stroke Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2002-2006
Berdasarkan gambar 6.24. dapat dilihat bahwa CFR penderita stroke tertinggi pada stroke hemoragik sebesar 36,1 dan stroke non hemoragik sebesar 17,6.
Universitas Sumatera Utara
Stroke hemoragik merupakan tipe stroke yang tergolong membahayakan, karena perdarahan yang terjadi dapat mengakibatkan koma dan meninggal dunia.
Perdarahan yang terjadi dapat disebabkan karena tingginya tekanan darah atau hipertensi sehingga mengakibatkan pembuluh darah pecah. Selain hipertensi,
beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya stroke hemoragik adalah trauma, infeksi, tumor, kurangnya zat pembekuan darah dan kelainan pada dinding
pembuluh darah. Oleh sebab itu, CFR pada stroke hemoragik lebih tinggi dari pada stroke non hemoragik.
3
Universitas Sumatera Utara
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Trend frekuensi penderita stroke di Rumah Sakit Haji Medan berdasarkan data tahun 2002-2006 cenderung menurun menurut persamaan garis linier
Y = 214,5 - 8,7X. 7.1.2. Proporsi penderita stroke berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada
kelompok umur 45-64 tahun sebesar 51,2, jenis kelamin laki-laki sebesar 53,4, suku Batak sebesar 36,7, agama Islam sebesar 95,0, pendidikan
tingkat menengah sebesar 33,5, pekerjaan ibu rumah tangga sebesar 32,7 dan bertempat tinggal di kota Medan sebesar 70,5.
7.1.3. Proporsi tipe stroke penderita stroke tertinggi adalah stroke non hemoragik yaitu 66,5.
7.1.4. Proporsi sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan penderita stroke tertinggi adalah hemiparese sinistra yaitu 46,3.
7.1.5. Proporsi faktor risiko penderita stroke tertinggi penderita stroke adalah Hipertensi yaitu 60,4.
7.1.6. Proporsi onset serangan penderita stroke tertinggi adalah yang mengalami onset serangan
≥ 6 jam yaitu 64,0. 7.1.7. Lama rawatan rata-rata penderita stroke adalah 7,31 hari.
7.1.8. Proporsi penderita stroke berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 60,5.
7.1.9. CFR penderita stroke tertinggi adalah pada tahun 2003 yaitu sebesar 9,86.
Universitas Sumatera Utara