Di China 2005, terdapat 1,5 juta penderita stroke dan 1 juta penderita stroke meninggal dunia dengan CFR 66,66.
19
Di India, angka prevalensi stroke sebesar 8,6 per 100.000 populasi pertahun.
20
Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25 dan yang mengalami cacat
ringan atau berat dengan proporsi 75 375.000 orang.
21
c. Menurut Waktu
Menurut WHO 2005, stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun
2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.
19
Berdasarkan Penelitian Misbach di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2000-2003, menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke tahun 2000 sebanyak 641
orang, tahun 2001 sebanyak 722 orang, tahun 2002 sebanyak 706 orang dan tahun 2003 sebanyak 522 orang. Di RSU Banyumas, terjadi peningkatan penderita stroke
yang dirawat inap pada tahun 1997-2000. Pada tahun1997 terdapat penderita stroke sebanyak 255 orang, tahun 1998 sebanyak 298 orang, tahun 1999 sebanyak 393 orang
dan tahun 2000 sebanyak 459 orang.
22
2.5.2. Determinan Stroke
Faktor risiko stroke terdiri dari dua kategori, yaitu: a.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: i.
Usia Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan
usia tiga tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20. Dari
Universitas Sumatera Utara
semua stroke, orang yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi yaitu 71, sedangkan 25 terjadi pada orang yang berusia
65-45 tahun, dan 4 terjadi pada orang berusia 45 tahun.
12
Menurut penelitian Siregar F 2002 di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain case control, umur berpengaruh terhadap terjadinya stroke
dimana pada kelompok umur ≥45 tahun risiko terkena stroke dengan OR:
9,451 kali dibandingkan kelompok umur 45 tahun.
23
ii. Jenis Kelamin Menurut data dari 28 rumah sakit di Indonesia, ternyata laki-laki banyak
menderita stroke dibandingkan perempuan.
3
Insiden stroke 1,25 kali lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan.
11
iii. Rasbangsa Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit
putih. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup.
3
Pada tahun 2004 di Amerika terdapat penderita stroke pada laki-laki yang
berkulit putih sebesar 37,1 dan yang berkulit hitam sebesar 62,9 sedangkan pada wanita yang berkulit putih sebesar 41,3 dan yang
berkulit hitam sebesar 58,7.
5
iv. Hereditas Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke, misalnya
hipertensi, jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke dalam keluarga, terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah
mengalami stroke pada usia kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko
Universitas Sumatera Utara
terkena stroke.
12
Menurut penelitian Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001 riwayat stroke pada keluarga meningkatkan risiko terkena
stroke sebesar 29,3.
16
b. Faktor risiko yang dapat dirubah:
i. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Makin
tinggi tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya
penyumbatanperdarahan otak.
3
Sebanyak 70 dari orang yang terserang stroke mempunyai tekanan darah tinggi.
6
ii. Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan faktor risiko untuk stroke, namun tidak
sekuat hipertensi. Diabetes melitus dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis pengerasan pembuluh darah yang lebih berat sehingga
berpengaruh terhadap terjadinya stroke.
24
Menurut penelitian Siregar F 2002 di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain case control,
penderita diabetes melitus mempunyai risiko terkena stroke dengan OR: 3,39. Artinya risiko terjadinya stroke pada penderita diabetes mellitus 3,39
kali dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes mellitus.
23
Universitas Sumatera Utara
iii. Penyakit Jantung Penyakit jantung yang paling sering menyebabkan stroke adalah fibrilasi
atriumatrial fibrillation
AF, karena
memudahkan terjadinya
penggumpalan darah di jantung dan dapat lepas hingga menyumbat pembuluh darah di otak. Di samping itu juga penyakit jantung koroner,
kelainan katup jantung, infeksi otot jantung, pasca operasi jantung juga memperbesar risiko stroke.
3
Fibrilasi atrium yang tidak diobati meningkatkan risiko stroke 4-7 kali.
12
iv. Transient Ischemic Attack TIA Sekitar 1 dari seratus orang dewasa akan mengalami paling sedikit 1 kali
serangan iskemik sesaat TIA seumur hidup mereka. Jika diobati dengan benar, sekitar 110 dari para pasien ini kemudian akan mengalami stroke
dalam 3,5 bulan setelah serangan pertama, dan sekitar 13 akan terkena stroke dalam lima tahun setelah serangan pertama.
12
Risiko TIA untuk terkena stroke 35-60 dalam waktu lima tahun.
24
v. Obesitas Obesitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia, dan diabetes
melitus.
3
Obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 15. Obesitas dapat meningkatkan hipertensi, jantung, diabetes dan aterosklerosis yang
semuanya akan meningkatkan kemungkinan terkena serangan stroke.
12
vi. Hiperkolesterolemia Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan faktor
risiko, tingginya kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan
Universitas Sumatera Utara
juga menyebabkan penyakit jantung koroner. Kolesterol yang tinggi terutama Low Density Lipoprotein LDL akan membentuk plak di dalam
pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar kolesterol total 200 mgdl meningkatkan risiko
stroke 1,31-2,9 kali.
3,11
vii. Merokok Berdasarkan penelitian Siregar F 2002 di RSUP Haji Adam Malik
Medan dengan desain case control, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 4 kali.
23
Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh termasuk yang ada di otak dan
jantung, sehingga merokok mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan darah mudah menggumpal.
12
viii.Alkohol Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh,
sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain-
lain. Semua ini mempermudah terjadinya stroke.
3
Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko terkena stroke 2-3 kali.
24
ix. Stres Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat
menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor risiko lain misalnya, aterosklerosis berat, penyakit jantung atau hipertensi dapat
Universitas Sumatera Utara
memicu terjadinya stroke. Depresi meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 2 kali.
12
x. Penyalahgunaan Obat Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan
akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan dinding pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri akan
mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke. Hasil pengumpulan data dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang
menangani narkoba, didapatkan bahwa lebih dari 50 pengguna narkoba dengan suntikan berisiko terkena stroke.
3
2.6. Pencegahan Stroke Menurut Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke 1999 di Indonesia, upaya
yang dilakukan untuk pencegahan penyakit stroke yaitu:
2.6.1. Pencegahan Primordial