2.17 Prosedur Pengambilan dan Pengiriman Sampel PCR
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dianamnesis untuk mengisi selembar kuesioner yang berisi sedikit data pribadi, gejala
penyakit sekarang, riwayat berobat dan apakah terdapat riwayat kontak dengan unggas. Dokter kemudian mengambil apus hidung
dan apus tenggorok dari pasien, mengikuti prosedur sebagai berikut : 1.
Pertama-tama disiapkan alat-alatnya berupa: 3 buah vial berwarna merah muda yang berisi media transport untuk
pertumbuhan virus media Hanks’ Balance Salt SolutionHBSS, 3 tangkai swablidiwaten, sarung tangan,penekan lidah dan
perlengkapan untuk keamanan untuk sarung tangan dan masker bila diperlukan. Tempelkan stiker pada setiap vial, dan
tuliskan nama pasien, jenis apus yang diambil hidung1, hidung2, atau tenggorok, serta tanggal pengambilan apus ini.
2. Apus yang pertama diambil adalah apus hidung1. Pakailah
sarung tangan, dan buka pembungkus swab pertama. Usapkan swab tersebut pada lubang hidung kanan perlahan-
lahan sampai sekitar kartilago lateral atas 2-3 cm dari ujung swab, masukkan swab tersebut pada vial pertama hidung1
dan putuskan tangkainya sehingga vial tersebut dapat ditutup. 3.
Kemudian lakukan hal yang sama seperti 2 pada hidung sebelah kiri dan masukkan pada vial yang berlabel hidung2.
Universitas Sumatera Utara
4. Kemudian dilakukan pengambilan sampel dari tenggorokan.
Siapkan swab ke 3. Instruksikan pasien untuk membuka mulutnya, dan mengucapkan “aaaa” panjang. Tekanlah secara
lembut lidah pasien, sehingga rongga mulut dapat terlihat dengan baik. Usapkan swab pada daerah peritonsiler atau
tonsil kiri dan kanan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan pharynx. Masukkan swab pada vial untuk tenggorok.Jika
sebelum lengkap pengusapan ini pasien terangsang refleks muntahnya, pengambilan sampel dapat diulang kembali untuk
tempat yang belum dilaksanakan setelah pasien siap. Masukkan sampel ke dalam vial yang telah dilabel untuk
tenggorokan, kemudian ditutup. 5.
Perhatikan apakah semua vial sudah diberi label dan dilengkapi, serta lembaran kuesioner telah diisi. Simpanlah
semua sampel pada kulkas dibagian bawah 2-8 C, atau jika ada disimpan di revco -70 C atau nitrogen cair -196 C yang
telah disiapkan. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan cepat seperti dijelaskan pada prosedur pemeriksaan sampel
adalah sampel yang berasal dari vial hidung1. 6.
Sampel-sampel tersebut setiap minggu dimasukkan dalam styroform yang telah disediakan dan disusun sedemikian rupa
sehingga sampel tersebut dikelilingi oleh 4 buah “ice-packs” di dalam styroform atau jika memungkinkan menggunakan es
Universitas Sumatera Utara
kering.Tutuplah sealed styroform tersebut dengan rapat, dan kirimkan setiap hari senin setiap minggu ke Bagian Virologi
NAMRU-2, JAKARTA. Jl Percetakan Negara no 29, Jakarta.
1. Prosedur Pemeriksaan sampel
Pemeriksaan yang akan dilakukan pada sampel tersebut adalah :
a. Pemeriksaan dilakukan menggunakan sampel hidung1.
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah antigen virus Influenza A tau B yang terdapat pada sampel akan
dideteksi oleh antibodi yang telah ditempatkan pada kit lubang atas: antibodi terhadap berbagai galur influenza
A, dan lubang bawah antibodi terhadap berbagai galur influenza B. Berdasarkan data di NAMRU-2 Sentifitas
kit ini hanyalah sekitar 50-60 saja, dengan spesifisitas hampir mencapai 100, sehingga perlu diingat bahwa
hasil negatif tidak berarti bahwa penderita tersebut pasti tidak terkena influenza, sementara itu hasil positif
menunjukkan kemungkinan besar penderita tersebut benar-benar terkena influenza. Hasil pemeriksaan
dituliskan pada lembaran kuesioner. b.
Pemeriksaan untuk mendeteksi RNA virus influenza menggunakan metoda Reverse-trancriptase Polymerase
Universitas Sumatera Utara
Chain Reaction RT-PCR Dilakukan terhadap semua sampel baik dari hidung maupun sampel tenggorok.
Saat ini semua sampel tersebut akan diperiksa terlebih dahulu untuk Influenza A H5N1 Influenza burung, atau
subtype lain dari flu burung untuk skrining sampai dipastikan tidak ada lagi resiko dari flu burung. Jika
sampel tersebut terbukti negatif, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan untuk influenza A H1N1, Influenza
A H3N2 dan Influenza B dan isolasi serta identifikasi 4c.
Secara ringkas, langkah-langkah pemeriksaan dengan metoda RT-PCR adalah sebagai berikut :
1. RNA virus diekstraksi dari setiap sampel. 2. RNA virus di “reverse-transcriptase” menjadi cDNA.
3. cDNA diamplifikasi dengan PCR. 4. Hasil amplifikasi dianalisa dengan elektroforesa agar
untuk menentukan subtipe virus influenza. c.
Kultur, isolasi, dan identifikasi virus sampel yang bebas H5N1 lewat penyaringan dengan metoda RT-PCR,
selanjutnya akan dikultur dan jika positif virus influenza akan di-isolasi serta di-identifikasi galurnya. Langkah-
langkah kultur, isolasi, identifikasi virus influenza adalah sbb:
Universitas Sumatera Utara
1. Sel Madin Darby Canine Kidney MDCK disuspensi dengan Minimum Essential Medium selama 2 hari
untuk mendapatkan konfluensi monolayer dimana virus influenza akan hidup.
2. Sampel dari hidung atau tenggorok sebanyak 0.2 ml diinokulasikan pada 1.
3. Kultur yang positif diinkubasi dengan antibodi monoklonal influenza A dan B untuk mengidentifikasi
influenza A dan B. 4. Selanjutnya dilakukan test HI untuk mengidentifikasi
galur virus influenza menggunakan antisera standar sesuai referensi.
2.15 Kerangka Konsepsional