akan dpat mengurangi durasi gejala dan tanda influenza sampai dengan 50. Dosis amantadin dan rimantadin adalah 200 mghari
selama 7 hari. Efek samping yang mungkin terjadi akibat pemakaian amantadin adalah gangguan SSP ringan seperti ansietas, insomnia
ataupun gangguan konsentrasi. Rimantadin juga dapat menimbulkan efek samping yang mirip dengan amantadin dengan frekuensi yang
lebih jarang
. 1,3
Obat lain yang masih diteliti untuk penanganan influenza adalah ribavirin. Beberapa laporan peneliitan menyebutkan efektifitas
yang bervariasi dalam penanganan influenza, sehingga pemakaiannya sampai saat ini masih belum direkomendasikan.
1
Pemberian obat antibiotik sebaiknya diberikan pada kasus influenza yang mengalami komplikasi pneumonia bakterial. Pilihan
terapi sebaiknya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan test uji sensitivitas. Jika etiologinya masih belum dapat ditentukan,
dapat diberikan terapi antibiotik empirik yang disesuaikan dengan mikroorganisme tersering sebagai penyebab pneumonia bakterial
yaitu S. Pneumoniae, S. Aureus dan H. Influenzae
1
.
2.14 Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi virus influenza dapat dilakukan dengan vaksinasi memakai inactivated vaccine atau live attenuated
vaccine. Inactivated vaccine diperoleh dari virus influenza A dan B
Universitas Sumatera Utara
yang diisolasi dari pasien-pasien yang terkena influenza pada musim influenza yang terakhir. Jika infeksi terjadi oleh virus influenza dalam
periode waktu yang tidak terlalu lama dengan vaksinasi terakhir, maka diperkirakan akan terdapat daya proteksi sebesar 50-80. Efek
samping yang sering didapati adalah demam yang terjadi dalam waktu 8-24 jam setelah vaksinasi. Pemberian vaksin dianjurkan
diberikan sekali setahun sebelum musim influenza berjangkit. Bentuk lainnya adalah live attenuated vaccine, yang mana pemberiannya
diberikan secara spray intra nasal. Live attenuated vaccine mempunyai daya proteksi yang lebih baik yaitu sekitar 92. Live
attenuated vaccine diperoleh dari hasil reassortment virus-virus influenza A dan B yang beredar pada suatu periode waktu tertentu,
sehingga dilaporkan masih akan dapat efektif pada strain yang mengalami antigenic drifting.
1,3
Selain dengan tindakan vaksinasi, pemberian obat anti virus juga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu cara kemoprofilaksis
terhadap influenza. Pemberian kemoprofilaksis dengan oseltamivir 75 mghari atau zanamivir 10 mghari dilaporkan mempunyai efekasi
sebesar 88-89 dalam pencegahan influenza A dan B. Pada penelitian sebelumnya pemberian amantadin dan rimantadine 100-
200 mghari mempunyai efektitas sebesar 70-100 dalam mencegah influenza A. Kemoprofilaksis dengan obat-obat anti viral diindikasikan
pada individu yang rentan terhadap influenza pada suatu
Universitas Sumatera Utara
outbreakmusim influenza dimana vaksin influenza yang tersedia tidak efektif terhadap strain yang beredar pada saat itu. Obat anti influenza
profilaksis jenis inactivated vaccine dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin influenza karena dapat meningkatkan
efektifitas profilaksis serta jarang menimbulkan efek samping.
1,3,26
2.15 Rapid Test