sfafilokinase membantu proses aktivasi beberapa sub tipe virus. Disebutkan juga bahwa infeksi virus influenza dapat memperlemah
respon imunitas makrofag terhadap infeksi bakteri.
31-34
2.9 Perubahan antigenik virus influenza
2.9.1 Antigenic shifting dan antigenic drifting
Virus influenza merupakan virus yang paling sering mengalami perubahan antigenik secara spontan. Perubahan antigenik ini sangat
penting diketahui untuk menganalisa penyebab sekaligus menentukan strategi penatalaksanaan bila terjadi epidemi atau
pandemi influenza. Dua jenis perubahan antigenik pada virus influenza adalah antigenic shifting dan antigenic drifting.
34,35
Antigenic shifting adalah suatu perubahan mayor pada rangkaian genom RNA virus influenza, yang pada akhirnya
mengakibatkan perubahan drastis pada antigen permukaan HA dan NA. Penyebab antigenik shifting adalah adanya penyusunan ulang
reassortment materi genetik dari dua subtipe virus influenza A yang berbeda sehingga tampilan antigenik virus baru akan berbeda
sepenuhnya dibandingkan virus-virus penyusunnya. Penyebab mudahnya terjadi reassortment ini adalah karena rangkaian RNA
virus influenza berbentuk segmen-segmen sehingga mudah terjadi pencampuran dan penyusunan ulang. Antigenic shifting ini hanya
terjadi pada influenza A saja. Adapun sumber materi genetika untuk
Universitas Sumatera Utara
proses reassortment HA dan NA adalah 16 antigenik HA dan 9 antigenik NA yang terdapat di alam bebas. Munculnya kombinasi tipe
HA dan NA yang baru memicu terjadinya endemi yang luas atau bahkan pandemi yang mempunyai angka mortalitas dan morbiditas
yang tinggi.
24,35
Adapun perubahan genetik yang bersifat lebih ringan disebut antigenic drifting. Antigenic drifting terjadi karena adanya proses point
mutation pada segmen RNA virus influenza yang mengakibatkan perubahan susunan asam amino penyusun protein HA dan NA.
Perubahan urutan ini dapat mengakibatkan perubahan pada titik antigenik pada HA dan NA. Akibatnya infeksi virus akan lebih mudah
menyebar karena imunisasi yang sebelumnya menjadi tidak sepenuhnya efektif .
1,29
Seringnya terjadi antigenic drifting diduga disebabkan oleh karena rendahya akurasi kerja RNA polimerase pada saat proses
replikasi. RNA polimerase mengalami kesalahan replikasi sebanyak 110
4
basa RNA pada setiap siklus replikasi, sementara sebagai gambaran enzim DNA polimerase hanya mengalami kesalahan
sebanyak 110
9
basa DNA dalam setiap kali replikasi. Kecepatan perubahan genom yang mensintesis HA pada influenza B adalah
sebanyak 1,60 x 10
-3
perubahan nukleotida pada setiap titik nukleotidatahunnya dan influenza A 3,6 x 10
-3
perubahan nukleotida pada setiap titik nukleotidatahunnya Hal ini mungkin dapat
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan mengapa varian influenza B lebih sedikit dibandingkan influenza A, dan endemi oleh karena influenza B muncul lebih jarang
dibandingkan endemi oleh karena influenza A. Sebagai tambahan, influenza B tidak mempunyai binatang reservoar dan hanya
mempunyai satu subtipe HA dan NA sehingga tidak mempunyai potensi untuk menimbulkan pandemi
.28,29
2.9.2 Kaitan antigenic shifting dengan proses pandemi influenza