Perkembangan Pasar Modal Indonesia

45

BAB III PASAR MODAL DI INDONESIA

A. Pasar Modal Indonesia

1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Secara umum, alasan pembentukan pasar modal adalah karena lembaga ini mampu menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender pemilik dana ke borrower penerima dana dengan menginvestasikam kelebihan dana yang dimiliki pemberi dana lenders dengan mengharapkan akan mendapatkan imbalan dari penyertaan dana tersebut. Sedangkan dari sisi borrowers, dengan tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan perusahaan tersebut melakukan pengembangan kegiatan bisnis tanpa harus menunggu dana dari hasil produksi perusahaan. Dari proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi barang atau jasa, sehingga, pada akhirnya, secara keseluruhan akan berdampak pada peningkatan kemakmuran. 1 Pasar modal Indonesia pada sepuluh tahun terakhir mengalami fluktuasi yang signifikan di tengah gejolak perkembangan ekonomi dan politik Indonesia. Pasar ekuitas mengalami stagnasi pasca krisis ekonomi 1 M. Irsan Nasarudin, et al, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, cet 5 Jakarta: Kencana, 2008, h.13. 46 tahun 1997 yang lalu, namun mulai kembali bergairah sejak tahun 1999. Hal ini terlihat pada saat pasar modal menjadi sarana perusahaan dalam melakukan restrukrisasi. Pada tahun 1999 nilai emisi saham melonjak sebesar 172,2, yaitu dari Rp. 75,9 triliun pada tahun 1998 menjadi Rp. 206,7 triliun pada tahun 1999. Setelah mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 1999, selanjutnya memasuki tahun 2000 hingga pertengahan 2005 jumlah emiten saham hanya tumbuh rata-rata 4,5 per tahun, dengan nilai emisi mengalami pertumbuhan rata-rata 3,4 pada periode yang sama. Nilai kapitalisasi pasar pada tahun 2000 hingga 2002 sempat mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi makro yang tidak stabil. Namun demikian, dengan membaiknya kondisi makro ekonomi pada tahun 2003 memberikan pengaruh pada perdagangan di bursa sehingga nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp. 1.982,7 triliun pada akhir Desember 2007. 2 Pasar derivatif mulai berkembang sejak diperkenalkannya instrumen baru berupa LQ45 index futures atau Kontrak Berjangka Indeks Ffek KBIE oleh BES pada tanggal 27 April 2004 BES meluncurkan kontrak berjangka atas Dow Jones Industrial Average DJLA dan Dow Jones Japan Titans 100. Pada saat ini BES juga tengah mengembangkan single stock futures SSF atau disebut kontrak berjangka saham individual. 3 2 Eduardus Tendelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi Yogyakarta:Kanisius, 2010, h. 94. 3 Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 95. 47 Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya reksadana syariah pada 25 Juni 1997, lalu diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir tahun 2002. Pada tanggal 3 Juli 2000, telah hadir Jakarta Islamic Index JII di mana saham- saham yang tercantum di dalam indeks ini sudah ditentukan oleh dewan syariah. 4 Pada tanggal 12 September 2007 dan 30 November 2007 BAPEPAM telah merilis Daftar Efek Syariah DES. Daftar tersebut akan menjadi panduan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di portofolio syariah. 5

2. Struktur Pasar Modal Indonesia